Senin, 15 Desember 2014 0 komentar

Anak

"Na, aku sedang sedih kali ini" Ucap Rara sambil masuk ke dalam rumah.

Raut wajahnya yang menurut orang-orang yang belum nengenalnya sangar, tak punya hati terasa berbeda sore ini. Ada lembayung rindu di sudut matanya.

Aku menuntunnya masuk dan mempersilahkannya duduk di ruang tamu ala anak kosan.

"Ini minum dulu, aku tak punya apa-apa. Cuma air zamzam alias air putih dan makanan ringan ini yang ku punya" ucapku setengah bercanda sambil menata gelas dan toples di depannya.

Rumah kami bersebelahan sebenarnya. Hanya saja kunci rumahnya terbawa adiknya dan suaminya pun belum pulang. Ini bukan kunjungan pertamanya ke rumahku. Tapi inilah kunjungan terlamanya, Allah mengatur waktu sedemikian syahdunya untuk sore ini.

"Oh ya, apa yang menyebabkan seorang Rara yang periang dan tangguh ini sedih?" tanyaku lanjut

"Aku tak pernah sedih sampe begini Na. Ini soal anak. Beliau memang tak mempermasalahkan anak, tapi bagiku anak sangatlah penting." ceritanya sambil menahan isak

Allahuakbar.. Inilah masalah yang sangat menghantui pasangab yang sudah halal. Banyak pasangan yang belum resmi menjadi suami-istri malah sudah menebar benih dimana-mana. Hingga, lahirlah anak yang suci namun bercap haram di mata masyarakat.

Sungguh, ini adalah fenomena akhir zaman yang nyata. Anak yang masih berselubung ari-ari terbuang diemperan, dikerubungi lalat dan belatung. Di tempat lain, ada juga bayi yang merindukan asupan kasih sayang orang tua, namun takdir yang dihadirkan orang tuanya membuat tubuhnya tak lagi utuh dan senyumnya hanya ada saat ia telah berada dalam dekapan yang Maha Kuasa.

Dan kini di hadapanku, ada seorang tetangga, teman, kakak dan sahabat yang sedang merintih merindukan hadirnya buah hati penyejuk mata.
Ahh..
Hati mana yang tak teriris.

Aku.. Apa yang bisa ku katakan untuk menghilangkan sedihnya. Sedang aku, belum merasakan ataupun menjalani pernikahan. Aku masih terpaku atau bisa dikatakan jalan di tempat dengan masalah klasikku yang belum ku selesaikan.

"Sabar Ra. Mungkin Allah masih menginginkan kalian bersama lebih lama. Mengeksplore kedewasaan kalian untuk bisa dipercaya olehNya untuk menitipkan si kecil itu" saranku. Saran yang sangay klasik dan sok bijak, mungkin. Namun, apa lagi yang bisa kuucap?

"Iya Na. Tapi sekarang, di usia pernikahan kami yang hampir setahun, aku merasakan ada yang berbeda dengan pernikahan kami. Setiap keluar jalan-jalan ada yang hambar. Ada yang lain. Seperti sebuah kebosanan. Dan semalam adalah puncaknya kegelisahan itu. Aku telah berbicara dengan beliau secara damai. Aku rela, jika aku dan beliau tak bisa memiliki anak, maka beliau boleh memilih wanita lain tanpa harus meninggalkanku." ceritanya panjang lebar

Bersambung..

Minggu, 14 Desember 2014 3 komentar

RADAR

Ini tentang hati
Tak semua bisa dikaitkan dengan cinta
Ada senyum yang melekat
Cemas yang memeluk rapat
Rasa bersalah yang bersemayam di balik umpat
Setia yang tak mengenal tempat
Semua bersatu layaknya sedang rapat

Hati..
Hati siapa yang tak akan gulana
Jika aneka rasa menyeruak tanpa aba-aba
Timbul bagai ikan yang muncul dari balik rawa
Sebentar menangis, murung sekejap kemudian tertawa
Apakah ini bisa dinamakan cinta?
Cinta yang membuat gila

Hati..
Siapa sangka ada yang rela mengorbankan diri
Demi menjaga hati seorang yang dicintai
Agar ia tak tersakiti
Agar ia tak tersalahi
Agar ia tak dimarahi
Agar ia lepas dari tirani

Hati..
Siapa yang sangka ada seseorang yang mampu diam
Saat dirinya dihujani ribuan kecam
Itu demi apa? Bahkan justru kata maaf tak pernah ia pendam
Karena ia ingin seseorang yang dia sayangi tak merasa disalahkan oleh alam

Hati..
Siapa yang akan tahan dengan senyuman yang lembut
Senyuman yang mampu menghalau datangnya kabut
Walau hatinya berkali-kali lebam, ia tak ingin seseorang berlutut
Meminta maaf karena ada hati yang terenggut.

Hati..
Kini seseorang itu telah sadar
Ia tak ingin memanfaatkan kebaikan orang yang bersabar
Biarlah berjauhan menjadi salah satu alternatif untuk membuat pagar
Biarlah mereka begini untuk memantik cinta yang akan terus berpendar
Yang akan merobohkan pagar dengan radar
Hingga saat yang tepat mereka pun akan berlayar
Kamis, 20 November 2014 0 komentar

Bersamamu Ci(n)ta Teknik

Mungkin inilah yang dinamakan cinta
Pernah menitikkan air mata untuknya
Tersenyum dan tertawa bahagia dengannya
Bahkan harus ikhlas meninggalkannya

Yahh.. Lebih dari setengah windu berjalan bersamanya. Berkomitmen terus untuk mencintainya. Telah banyak yang ia tanam di dalam pribadi ini. Berbagai kisah dan sejarah masih segar dalam ingatan. Bayangan wajah- wajah rekan seperjuangan tak bisa diguyur air untuk menenggelamkannya.

Inilah Dakwah. Inilah Cinta. Inilah air mata
Saat wajah-wajah itu surut meninggalkan kenangan
Berbalik arah untuk pilihannya
Bukankah mereka masih saudara kita?
Bukankah mereka pernah jadi bagian dalam kucuran cinta kita?
Yang terikat dalam rabithah dan doa-doa panjang untuk tetap istiqamah
Kendatipun kita tak bisa menahan jemarinya meninggalkan jemari kita
Lantas kenapa harus ada stempel Futur?

Inilah Dakwah. Inilah cinta. Inilah tawa bahagia
Saat pribadi itu mengajakmu ke jenjang baru
Berkumpul untuk saling menasihati
Berkumpul untuk saling berbagi
Membingkai potret kebersamaan yang tulus karenaNya
Menghabiskan waktu di ruang kecil dengan tumpukan amanah yang membuatmu tertawa renyah sambil berkata
'Ini adalah tanggung jawab kita untuk umat. Sedangkan tugasku tanggungjawabku untuk ayah dan bunda'

Waktu pun habis dalam rapat- rapat yang tak menetap tempatnya
Ruang kelas dan mushalla inginnya berdampingan
Namun tetap saja harus berjarak di keduanya
Hingga kita pun harus berani memilih. Agenda dakwah bersama atau agenda kuliah
Dan tak pernah terlontar ana absen akh,ukh
Sebab ana sibuk dan memilih meninggalkan amanah dakwah
Biarlah kuliah menjadi citaku, sedang Dakwah menjadi cinta kita.

_Moment indah bersama FUAT telah terlewati_

Sabtu, 08 November 2014 0 komentar

IBADAH (Intensive Belajar kitA Dengan AllaH)

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin (TereLiye)
Sama halnya dengan pakaian kotor yang tak pernah membenci pemiliknya. (Husna Linda Yani AY)

Yah.. Hari ini, lagi-lagi saya mendapat pelajaran dari Allah melalui pakaian. Saat saya mencuci pakaian yang telah kotor. Seperti hendak menegur entah memberi peringatan untuk saya. Tapi saya menyebutnya Tarbiyah dari Allah.

Siapa yang tak punya pakaian yang banyak dan bertumpuk di lemari. Bahkan ada yang harus menambah jumlah Lemari untuk bisa menampung pakaian yang terus bertambah setiap hari atau bulan bahkan per tahun. Atau ada yang memiliki tingkat sosial tinggi memilih untuk menghibahkan pakaian-pakaiannya untuk orang yang membutuhkan.

Setiap pakaian yang telah digunakan setiap harinya pastilah akan kotor. Tak mungkin terus dalam kondisi yang sama seperti sediakala. Walaupun hanya sekejap digunakan, tetap saja debu dan keringat menyapa pakaian. Dan akhirnya mau tidak mau kita harus menyucinya lagi.

Berbeda kotor, jenis kain dan sifat kain tersebut pastilah berbeda juga kita mencucinya. Tak mungkin kan kain yang luntur disatukan dengan pakaian putih? Bisa-bisa rusaklah warna kain putih. Tak mungkin pula jika pakaian yang terkena najis kita satukan dengan yang tidak?

Yah
Pakaian yang kotor tak pernah membenci si pemakainya
Pakaian yang kotor tak pernah menyalahkan si pemakai
Pakaian yang kotor tak pernah mengutuk si pemakainya

Bukankah kita harus seperti itu?
Sepanjang hari kita menghabiskan waktu dengan hal-hal yang melalaikan
Hingga saat waktu berhenti, kita selalu mengutuk Tuhan karena membiarkan kita larut dalam kelalaian.


Wahai diri..
Ujianmu hari ini dan kemarin mungkin kau rasakan sama.
Itu karena menggunungnya dosamu yang telah berkarat
Sehingga IA selalu menyucikanmu
IA selalu mengingatmu
Tak pernah meninggalkan kamu sendiri
IA selalu mendampingi hari-harimu agar kau tak selalu menumpuk noda



Rabu, 05 November 2014 0 komentar

Nabi yang tak berpengikut

Saya menuliskan kisah ini, dilatarbelakangi ke kurangan ilmu yang ada dalam diri saya juga rasa penasaran atas pernyataan teman diskusi lintas agama dalam sebuah group.

'Samson membunuh 600orang dengan sebuah tongkat penghalau lembu (Hakim-hakim 3 :31)'
'Samson membunuh 1000orang dengan tulang rahang keledai (Hakim-hakim 15: 15-16)'
'Samson berhubungan sex dengan pelacur di Gaza (Hakim-hakim 16: 1)'

Kemudian ada sebuah komentar yang membuat saya tercengang. Jujur ini adalah kali pertama saya mendengar adanya Nabi bernama Sam'un. Yah, walaupun saya tau Nabi itu jumlahnya lebih dari 25 bahkan sampai ribuan. Hanya saja saya cuma ingat tentang Nabi Khaidir.

Ini isi komentarnya..
"Samson adalah hamba Allah yang shaleh dan perkasa. Islam mengenalmya sebagai Sam'un. Kristen dan Yahudi mengotorinya dengan dongeng yang bodoh, murahan dan gak masuk ajal. Sayangnya banyak orang islam yang gak tau."

Jlebb banget stament terakhirnya itu. Nusuk banget.. Memang iya. Dan saya tidak memungkirinya. Akhirnya saya pun mencari tahu kisah NabiAllah as tersebut.

Ia adalah Nabi Sam'un Ghozi as.  Kisah beliau terdapat di dalam kitab-kitab seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa. Nabi Sam'un juga memiliki mu'jizat yaitu dapat melunakkan besi dan dapar merobohkan istana.

Cerita Nabi Sam'un ini adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun temurun di jazirah arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir.

Dari kitab Muqastafatul Qulub karangan Al-Ghazalu, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat di bulan Ramadhan. Kemudian Rasul bercerita tentang seorang Nabi yang diutus di tanah Romawi.

Dikisahkan Nabi Sam'un berperang melawan bangsa yang menentang ketuhanan Allah Swt, ketangguhan dan keperkasaan nabi Sam'un pun dipergunakan untuk menentang kafirun saat itu yaitu Raja Israil.

Akhirnya sang raja mencari jalan keluar untuk menundukkan Nabi Sam'un dengan mengadakan sayembaraa "Barang siapa yang dapat menangkap Sam'un Ghozi akan mendapatkan emas dan permata yang  berlimpah" sesuai nasihat para penasihatnya...

Singkat cerita, Nabi Sam'un terpedaya oleh istrinya. Sangking sayang dan cintanya Nabi Sam'un pun berkata kepada istrinya, " jika ingin mendapatkan aku dalam keadaan tak berdaya maka ikatlah aku dengan potongan rambutku..

Akhirnya Nabi Sam'un diikat oleh istrinya saat tertidur lalu ia dibawa kehadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana Raja. Karena diperlakukan sedemikian hebat, Nabi Sam'un pun berdo'a.

Beliau memulai doa dengan bertaubat kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah. Doa beliau dikabulkan dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya beserta istri dan kerabat yang mengkhianatinya itu roboh. Luluh lantak dan tak bersisa.

Lalu beluau bersumpah kepada Allag swt, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Srmya itu atas hidayah dari Allah.

Ketika Rasulullah selesai menceritakan kisah Nabi Sam'un yang berjyang fisabilillah selama 1000 bulan, salah seorang sahabat berkata :

" Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiAllah Sam'un. Kemudian Rasulullah diam sejenak. Malaikat jibrul pun datang dan Mewahyukan kepada beliau bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam yang malam itu lebih baik dari 1000 bulan. Itulah asal myasal malam lailatul Qadar.

Pada kitab Qishashul Anbiya, dikisahkan:
Bahwa Rasulullah tersenyum sendiri, lalu bertantalah seorang sahabatnya. " apa yang membuat engkau tersenyum wahai Rasulyllah?"
Rasul menjawab "Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana selurub manusia dikumpulkan di mahstar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya mading-mading, masuk ke dalam syurga. Ada seorang Nabi dengan membawa pedang yang tidak mempunyai seorang pebgikut satupun, masuk ke dalam syurga. Dia adalag Sam'un.
Minggu, 21 September 2014 0 komentar

Mencintai Tak Mesti Memiliki

Ini cerita cintaku pada seorang kakak yang sangat menginspirasi. 'Mencintai Tak Mesti Memiliki'. Itu adalah mantra yang ku ucapkan selepas pertemuan pertama kali dengan kakak pemilik senyum yang indah. Mungkin alasan kenapa mantra itu ku sugestikan dalam diri adalah karena aku terlalu sering merasakan kehilangan orang yang ku cintai. Baik ia pergi untuk selamanya berjumpa dengan keempat jundinya yang telah menanti di sana. Atapun yang telah terlebih dahulu memiliki pasangan dan akhirnya aku segan untuk meminta hakku pada saudariku.

17/09/14 Perpisahan yang indah dengan Kak Okta
HmmM.. Entah kenapa, aku yang terkenal susah untuk percaya pada orang yang baru ketemui malah di saat itu cinta pun tak bisa ku elakkan. Yah, aku mencintainya. Mencintainya sebagai seorang kakak, teman dan juga guruku.

Teduhnya pesona beliau membuatku benar-benar terhipnotis ingin menjadi bagian orang-orang yang ada dekat beliau. Aku pun berbaur dengan ke empat jundinya yang sangat subhanallah sekali. Dari merekalah aku bisa mengenal sosok beliau. Fathi Syabab, Dialah yang paling pertama dekat denganku. Pemuda kecil nan  tampan, yang suka berpetualang dengan imajinasinya.  Rafa Shabrina, Dia sangat aktif dan sangat dekat dengan Fathi. /mungkin dikarenakan usianya yang hanya tertaut 1,5 tahun. Afya Haniya, Tak jauh berbeda dengan Fathi dan Rafa, sangat mudah untuk bersahabat dengannya. Khaira Sakhiya, Gadis kecil nan imut yang baru berusia 16 bulan ini, sangat susah untuk ditaklukkan hatinya. Dia sangat lengket dengan  umminya (mungkin ini faktor anak paling kecil, sama sepertiku)

Dari mereka, didikan kak Okta itu pun terasa. Senyum adalah senjata ampuhnya untuk meluluhkan anak-anaknya ketika mereka super aktif sambil bernegosiasi dengan bait-bait nasihat yang mudah difahami. Mereka juga dididik untuk saling mencintai dan menjaga satu sama lain.

Keunikan lainnya juga ku dapatkan dari beliau adalah. Cara beliau mengistimewakan buah hatinya. Sengaja beliau membesarkan mereka dengan tidak membeda-bedakannya. Agar tidak memicu kecemburuan dalam keluarga kecilnya. Contoh kecilnya adalah dengan memakaikan putra-putrinya baju yang sama.

Kakak yang juga mantan ketua osis dan aktif di kampus ini, membuatku nyaman untuk meminta nasihat darinya. Aku seakan mendapatkan kembali serpihan masa laluku. Allah seakan mengirimkan kembali seseorang yang mampu membuatku optimis kembali dalam hidup ini. Dan..Agar aku tidak salah menafsirkan rasa cinta dan bergantung pada manusia, maka Allah pun menskenariokan pertemuan kami yang singkat dan kembali memisahkan. Walaupun hanya sekejap, ku rasa cukup bagiku untuk tetap melafazkan syukur karena Allah pertemukan aku dengan kak Rina Suryani Oktari.

Itulah cinta, memang tak harus memiliki. Cukup menjadi bagian dari mozaik kisah hidup orang yang kita cintai adalah sebuah kenikmatan, tanpa harus mengurangi kadar cinta kita kepadanya.
Miss u Kakak.. Big hug and kiss for u sista
Minggu, 14 September 2014 0 komentar

Putusan Cinta

Memaafkan memang mudah, Tapi bagaimana cara tercepat menghilangkan masa lalu yang perih
Jika setiap pertemuan kembali terulang kesalahan yang sama hanya berbeda kondisi dengan tokoh yang tetap sama.
Salahkah, Bila ada hati yang mulai jengah?
Dan memilih untuk merubah haluan agar dapat menentramkan hati, walaupun sejatinya telah memaafkan.
Mungkin ini tak sama dengan yang dilakukan Rasulullah terhadap Wahsyi bin Harb yang membunuh paman terkasih nabi, Hamzah. Walaupun saat itu, ia belum Islam.
Ini memang tidak sama dengan kejadian tersebut
Namun ini terus berulang
Mungkin, Ini adalah ujian Tuhan
Yang aku rasa, aku belum lulus dan mampu memenangkan rasa ini.
Biarlah sejarah yang mengartikan semuanya
Jikalau pun sejarah tak memihak, Ku yakin roda terus berputar. Dan Allah lebih maha tahu segala sesuatu.
Dan, aku tak perlu kecewa, Walaupun aku telah memutuskan untuk menjalani hari-hari baru dengan lingkungan baru. Cinta itu masih ada, walau sedikit yang bisa kusisakan.
Sabtu, 13 September 2014 0 komentar

Usah Kecewa

Kecewa??? Apa yang membuat kita kecewa?
Kecewa??? Apa Orientasi kecewa?
Tidak dianggap?
Sebenarnya apa yang ingin kita cari?
Pengakuan atas legalitas diri?
Atau hanya ingin terus berbuat walau tak dianggap dan dilihat

Penilaian manusia memang sering salah
Jika kita terus-terusan mengharapkannya maka akan kecewa
So.. Tarik nafas, Rubah niat dan teruslah berbuat
Walau hanya menjadi yang terbuang sekalipun.

Karena yang terbuang bukanlah tak berguna
Hanya beda zona dan dimensi di mata manusia
Tapi, tetap mendapat posisi dan predikat yang sama dengan yang membuang
Bahkan lebih..
Jumat, 12 September 2014 2 komentar

Berbusana Tapi Telanjang



Rasullullah Saw bersabda, ”Antara penghuni-penghuni neraka ialah wanita yang memakai baju tetapi masih bertelanjang, menggodai dan digodai, mereka ini tidak akan masuk syurga malah bau syurga pun tidak akan sampai kepada mereka.”

Dunia fashion telah membanjir di era teknologi yag serba canggih seperti ini. Semua berlomba-lomba menciptakan trend-trend terbaru setiap tahunnya. Tak hanya model pakaian biasa, yang mini dan you can see alias kukater (Kurang kain semeter), sampai model baju muslimah.  

Memang produsen sengaja menjadikan wanita sebagai mangsa bisnis yang paling diutamakan. Dikarenakan sifat wanita yang selalu khilaf kalau sedang berada di pusat perbelanjaan dan juga sangat memperhatikan penampilan. Jadi tak salah kalau pakaian wanita beragam jenis dan modelnya ketimbang pakaian laki-laki.

Bagi seorang muslimah, tentunya ada syarat khusus dalam pakaian yang dikenakan. Bukan hanya sembarang ikut trend. Tapi kenyataannya, Walau berstatus sebagai Muslimah, pakaian yang dikenakan justru malah jauh dari aturan Islam, bahkan termakan dengan ajaran Islam. Kebanyakan berlindung dalam statement "Kami belum mendapatkan hidayah". Nah hal ini tidak hanya di kota-kota besar. Di desa yang terkenal dengan pendidikan Islam yang kental pun sudah mulai meninggalkan pakaian seorang muslimah. Sehingga, Jika ada wanita yang berbusana muslimah, menjadi bahan gunjingan berlabel "Sok alim lah", "Sekarang gak model lagi pakaian begini/begitu", "Bakalan gak dapat jodoh lho nanti" dan lain sebagainya.

Saya akui, sekarang sudah banyak pakaian-pakaian muslimah dengan desain yang trendi tanpa meninggalkan aturan-aturannya. Sehingga banyak yang mulai kembali menggenakan pakaian muslimah. walaupun digunakan pada acara-acara tertentu saja, misalanya ke pengajian, ke walimahan teman/saudara, ataupun ketika mata kuliah umum Agama.

Selain pakaian, jilbab pun tak kalah pentingnya. Jilbab juga termasuk dalam bagian pakain muslimah. Demi menjaga trend, padu-padan pakaian muslimah dan jilbab pun mulai beragam. Walaupun warna pakaian tidak senada dengan warna jilbab itu tidak mengapa, yang penting trendnya.

Muncullah, bergam tutorial jilbab dari yang ekstra ribet sampai yang ekstra super melilit, hingga yang mengikutinya mulai keblinnger.

Namun, sadarkah muslimah... Tahukah kalian syarat pakaian Muslimah itu apa?

1.Menutupi tubuh selain yang dikecualikan
Apa yang dikecualikan? Muka dan telapak tangan.. Itu artinya, Kaki juga termasuk aurat kan?

Rabu, 10 September 2014 0 komentar

4 Tahun Kepergiannya



Tulisan ini, ku tulis untuk mengingat Almarhumah Kak Rika Wahyuni. Murabbi pertama yang mengajarkanku banyak kisah dan membuatku keluar dari sifat manja dan cengengku yang kerap merengek.

8-9-10. Tanggal yang sangat cantik menurutku. Tanggal yang mudah diingat, walaupun tanggal itu adalah waktu yang sangat sedih karena kepergiannya untuk selamanya.

Aku mengenalnya sejak SMP kelas 1. Saat itu, aku didesak oleh kakak ke empatku untuk mengikuti Rohis setiap Jum'at. Padahal saat itu, karena keterbatasan kelas di Sekolah kami, menyebabkan kami yang kelas 1 harus masuk sekolah di jam siang. Itu artinya setiap hari jum'at aku harus pergi cepat melawan arus kepulangan siswa-siswi kelas 2 dan 3.


Beliau sempat beberapa kali mengisi kajian jum'atan di sekolah kami. Dan kedekatan kami pun semakin terjalin, karena beliau teman melingkarnya kakak pertamaku. Alhasil aku pun kenal betul dengan mereka. Pada saat kelas 2, aku pun di angkat menjadi ketua Rohis dan beliau menjadi salah seorang kakak pembina. Yah begitulah pertautan hati kami yang tak begitu spesial mulanya.

Tahun terakhir aku menjadi siswi di SMP tersebut, beliau pun resmi menjadi guru Bahasa Indonesia. Aku sangat bahagia, dan sangking senangnya, aku pun lupa kalau keseringan memanggil 'Kak' padahal di ruang guru banyak guru lain. Walaupun beliau tidak mengajar di kelas kami, tetap saja aku tidak diizinkan oleh beliau untuk memanggilnya dengan sebutan Kak, di sekolah.

Aku sempat kesal kala itu. "Ih... kakak sombong kali, mentang-mentang dah jadi guru" dumel ku kesal. Dan karena kejadian itu, aku pun terbiasa memanggilnya Bu Ika.

Almarhumah jilbab coklat. Sangat sederhana pembawaannya
Aku pun lulus dari Sekolah Menengah Pertama dan masuk ke jenjang seragam putih abu-abu. Dan hal itu, tidak memutuskan silaturahim kami. Kami masih bertatap muka di acara-acara eksternal sekolah seperti KAPMI (Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia), atau di RMR (Remaja Mesjid Rahmah), bahkan di rumah pun aku berjumpa dengan beliau saat sesekali beliau berkunjung menjumpai kakak dan keluargaku.

Karena keaktifanku mulai meradar kemana-mana. Ikut organisasi ini-itu, di awal-awal seragam putih abu-abu dan terkenal tomboy. Aku pun di tarik untuk menjadi bagian lingkaran halaqah. HmmM... Halaqah tak asing lagi di telingaku. Karena sewaktu SMP pun sebenarnya kami sudah ada kelompok halaqah, hanya saja waktu itu namanya kelompok belajar. Apalagi sudah terbiasa ikut Rohis, yach... beda-beda tipislah itu.

Selasa, 09 September 2014 0 komentar

Yang Terbuang

Siapa yang tidak pernah merasakan perasaan yang tak karuan gundahnya alias Galau. Yah, Aku pun pernah merasakan kegalauan.

Saat ini aku merasa seperti sesuatu yang tidak berharga. Aku belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan keluarga dengan predikat kelulusan yang mereka pinta. Benar, hidupku bagai parasit, menumpang hidup dari uang gaji pensiunan Abah yang tidak seberapa. Walaupun, aku juga mempunyai tabungan yang tak seberapa dari hasil kerja paruh waktu yang kadang tak menentu.

Nasib bukan belum bersahabat padaku, hanya saja kelalaianku yang membuatku mengacuhkan nasibku. Mungkin itulah tipeku.

Protes dari keluarga pun kerap ku terima. Aku pun hanya bisa menanggapinya dengan wajar dan sesungging senyum. Aku bukanlah tipe seseorang yang bisa meluapkan kemarahan dengan beradu argumen hingga tegang. Aku lebih memilih diam tanpa membantah. bagiku, membantah malah membuat masalah. Walaupun membantah itu demi mengutarakan kebenaran.

Fine.. Aku pun berada dalam keterpurukan. Pernah sempat terbesit dalam candaan dengan teman-teman untuk mengakhiri hidup dengan terjun dari jembatan lamnyong. Namun, hal itu urung ku lakukan. Aku masih tersadar, peran kita sebagai hamba yang harus mencerminkan kebaikan kepada yang lainnya.

Apa kata mereka, jika ada seorang aktivis dakwah yang nyaris bunuh diri. Jilbaber pula. Mempunyai kelompok binaan. Dan lahir dari keluarga yang paham agama. Itulah yang membuat niat yang hanya sebatas iseng-iseng ku urungkan. Bukan karena aku kasihan akan diriku, tapi aku takut mencemarkan nama yang membesarkanku.

Hanya dengan mengingat Allah, Hati akan jadi tenang. Ar-ra'du 28.

Yach.. Ayat itu sungguh sangat berkesan dalam diri saya. Ketika kegalauan kembali datang, Allahlah menjadi tempat sandaran. Dan setiap yang telah ku lalui adalah proses tarbiyah yang sangat bermakna dari Ilahi.

Dan itu Benar.. Saat saya galau dengan Tugas Akhir saya, dan saya merasa tidak berguna. Allah mengirimkan saya ke orang-orang yang bermasalah. Allah membuka rasa empati saya terhadap orang-orang di sekitar saya yang selama ini membutuhkan pertolongan.

Tapi, kenapa harus saya? Masih banyak orang shalih lainnya yang bisa membantu orang-orang tersebut. Sempat terbesit fikiran itu. Namun aku tak bisa menolak, walau aku harus kembali mengulang kebersamaan saya dengan Tugas Akhir saya dan kembali mengecewakan orang tua.

Demi Allah, Jika boleh memilih, aku ingin segera selesai dan membuat bibir orang tua tersungging manis kepadaku. Namun, Aku pun tak bisa menolak garis takdir Ilahi. Aku telah berjanji mewakafkan diriku di jalan Allah. Dan ternyata semua benar.Dan kini aku mengetahui rahasia yang Allah siapkan untukku. Hanya bisa menikmati indahnya keberkahan dan pertemuan-pertemuan baru dengan orang-orang yang sengaha Allah pertemukan.

Aku pun mulai berasa bermanfaat walau aku bukanlah orang hebat seperti yang lainnya yang tidak terbuang. Aku Yakin, curhatanku padamu, tak akan Kau acuhkan seperti kebanyakan orang yang ada di sekitarku.
Makasih Ya Rabb.. Hal yang terjadi pada mahasiswa FK itu tidak terjadi padaku. Terimakasih Engkau masih menjagaku dengan cara teristimewaMu.





Diambil dari postingan FB Aan setiawan
Kadangkala yang terbuang justru menjadi tempat menaung yang lainya. Jangan bersedih, seburuk apapun keadaanmu saat ini, bisa jadi kita menjadi tempat yang berguna bagi yang lainya. Menjadi tempat bernaung yang lainya | #motivation #life #animal #leaf


0 komentar

MendAdak HObi masaK (MAHOK)




Mahok yah aku mendadak Mahok. Bukan manusia Homo ya. Itu mah MAHO gak pake K. Ini Pake K.

Hobi ini mendadak aku dapatkan, saat aku bersilaturahim ke acara 40 hari meninggalnya sepupu. Aggghh... Bisa dibayangin kan, aku yang terkenal tomboy, malas dan cuek, bisa berkiprah di dapur? Pasti sesuatu yang amazing banget. Ya jelas donk, karena aku dulu memang gak suka berkecimpung di dunia yang sangat kewanitaan itu.

Biasa, sepulang sekolah aku langsung makan tanpa harus bersusah payah merajang cabe, bawang atau mengulek cabe dan sebagainya. Palingan aku sering disuruh buat beli garam atau hal remeh temeh di warung depan. Dan itu aku lakukan dengan ikhlas dan suka rela. Karena aku bisa keluyuran berjumpa teman-teman. Pernah sangking khilafnya bermain dengan teman-teman cowok, aku pun lupa membawa apa yang Mak suruh belikan. Kebayang donk, jadinya. Yah, repetan dan cubitan di perut itu pun aku rasakan.

Alasan lain kenapa aku malas masak, itu dikarenakan aku anak bungsu. Memiliki kakak yang banyak dan abang yang juga gak kalah dan malu-maluin masakannya, alias enak banget. Jadi, ngapain aku harus ikutan masak. Nanti mereka bakalan meledek dan membiarkan makanan yang ku masak tak tersentuh di piring nasi mereka. Hanya masak indomie yang bisa ku andalkan, karena menurut mereka buatanku luamayan enak. Hah, iya.. cuma lumayan. Itu pun karena mereka malas masak. Dan yang aku banggakan, Mak pun tak menuntutku untuk masak. Yes banget pokoknya.

Bertahun-tahun hidup di tanah rantau, alhasil aku pun mulai berdamai dengan egoku. Ceplok telur menjadi menu andalan, selain tumis-menumis. Biasa, anak kos. HmmmM kalau indomie, jangan ditanya lagi. Tapi, sejak sakit tahun lalu, aku pun sudah mengurangi makanan instan. Aku tak mau hidup yang berharga ini, dirampas oleh penyakit yang tak bertanggung jawab. Apalagi, aku gak melakukan perlawanan.

Nah, kembali lagi ke Mahok seminggu ini, itu karena saat silaturahim itu banyak sekali menu yang disajikan ala prancis. Selidik-selidik saat membantu keluarga mengontrol hidangan biar gak kosong saat tamu-tamu berdatangan, aku pun bertemu dengan biang kerok eh master dari ragam masakan yang disajikan. Ibu Catering. Sebelum bantu-bantu, aku telah mencicipi semua menunya. Mulai dari menu berat (Nasi dan beragam lauk-pauk), hingga menu ringan (Pudding yang beraneka rasa, Martabak mini, es buah dan beberapa lainnya)

Aku tak sungkan-sungkan menanyakan resep-resep dari si Ibu tersebut, sambil memuji enaknya masakan beliau. Bukan aku saja yang muji demi mendapatkan resep jitu beliau. Ini pujiannya bener-bener tulus. Tapi bapak-bapak di yang bantu-bantu dan para tamu pun ikut memuji.

Ternyata harga untuk satu porsi makan itu berkisar 35.000,00-40.000,00. Waw bayangin aja.. wajar-wajarlah menunya sesuatu banget. Kalau makan di warung yang ada di Banda Aceh, terutama warung padang, harga pake daging itu bisa sampai 15.000 sedang ini?

Terlepas dari harga yang membuat saya Mahok juga disebabkan karena sang ibu sangat kreatif mennyajikan olahan makanan ringannya. Sehingga saya merasa teracuni dengan keahlian memasak beliau. Ingin sekali rasanya berlutut sambil mengepalkan tangan dan berkata, "Ibu, Terimalah saya menjadi muridmu" dan gak bakalan berdiri sebelum mendengar jawaban "Iya, Kamu ibu terima, Husna"

Dan saya pun berhasil mengantongi handphone saya yang sudah berisikan no Hp si ibu itu. Sepulang dari rumah sepupu tersebut, aku pun mulai mencintai kompor, blender, dan alat-alat dapur yang ku punya. Dan minggu kemarin, aku pun mulai bereksperimen membuat Puding. Berkat tips dari sang ibu dan resep yang sudah ku googling malamnya. Tarrrraaaaa........ aku berhasil membuat Pudding Pepaya. (Fotonya ada di Hpnya teman, jadi aku comot aja ya ni yang ada di googling.. miriip kok.)



Dan senin kemarin, aku pun berhasil membuat Cake Pop.. Hanya saja, menu kedua ini di luar tanggung jawab saya, karena sangking semangat membuatnya dan saat itu saya sedang shaum sehingga tidak mencicipi terlebih dahulu, jadi deh agak blenyek alias terlalu lembek. Tapi, gak apa-apa namanya juga masih pemula dan akan terus berusaha untuk berdamai dengan dapur. (Gambar hasilnya ada di kamera kakak, kebetulan memori Hpku full dan malas untuk hapus. Jadi googling aja ya, cuma agak beda, dikit)
Bedanya, aku gak pake coklat dan gak bergagang


Oke, aku berjanji untuk gambar aslinya akan saya posting nanti, sekalian dengan resep dan nama dari hasil uji nyali ku.. Uji nyali mengenal bahan makanan yang sehat. Doakan terus supaya saya tetap MAHOK. Biar nanti, kalau berkeluarga aku bisa menyajikan makanan sehat selalu buat orang-orang terkasih. Seperti masakan Mak yang tiada duanya bagi setiap anaknya.




Senin, 08 September 2014 8 komentar

Az-Zukhruf (Perhiasan)



Ini curhatan saya tentang apa yang saya rasakan saat mendengar ulasan tafsiran surat Az-Zukhruf ayat 36-37 dari seorang ukhty yang kebetulan paling ahli tafsir di antara kami. Yang dalam waktu dekat ini akan menggenapkan setengah imannya dengan seorang lelaki yang berani menerobos maju ke depan untuk menjadikannya perhiasan dunia-akhirat. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. (Namanya kita hiddenkan saja. Biarlah Do'a yang terus menyatukan kita.. #eaaa)


Sumber: google
Kita tidak akan berbicara tentang Perhiasan seperti judul di atas. Bukan pula tentang malalnya harga perhiasan (Bagi yang sedang berusaha mengumpulkan mahar). Dan bukan tentang sebaik-baiknya perhiasan di dunia, adalah wanita Shalihah. Ini tentang Al-qur'an. (Kalau masih ragu-ragu, coba cek QS:43:36-37!!! Udah dapat? Masih Nyari? Atau gak ada Qur'an di rumah? Astaghfirullahal'adhzim...)
Rabu, 03 September 2014 0 komentar

Karena Benci, Aku pun Jatuh Cinta

Janganlah terlalu membenci dan mencinta, karena benci dan cinta ibarat dua sisi sebuah sedotan. Jika kau membutuhkan air, maka kau akan mencelupkan salah satu dari keduanya untuk menyatukannya.(Husna Linda Yani Ay)

Ini kisah tentang seseorang yang mempunyai jabatan, kekuasaan yang hidup di zaman Rasulullah. Sosok Raja yang diakui kepemimpinannya oleh masyarakat jahiliyah, Tsumamah bin Utsal Al Hanafi pemuka dari Bani Hanafiah. Yang segala perintahnya, tak pernah dilanggar sedikit pun oleh rakyatnya.

Ibn Utsal ini sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Sama dengan Raja-Raja kuffar lainnya. Bahkan dengan sesumbarnya ia berencana untuk membunuh Rasulullah, disebabkan karena ketidaksukaannya atas ajaran yang dibawa oleh oleh Insan bergelar Al-amin itu.

Peristiwa ini bermula, saat Baginda Rasulullah SAW berniat memperluas wilayah cakupan dakwah. Beliau pun menulis surat dan mengirimkannya ke delapan raja-raja Arab dan Ajam. Termasuklah Tsumamah bin Utsal al-hanafi.

Raja yang kerap menyiksa kaum muslim yang ada di wilayahnya itu pun menerima surat Nabi SAW, dengan sikap angkuh dan sombongnya ia pun melecehkan surat tersebut. Ia menutup rapat telinganya agar tak mendengar dakwah kebaikan yang bersumber dari Baginda. Dipicu dengan dosa yang yang telah menutup harga dirinya dan juga bisikan setan yang telah menguasai dirinya. Ia pun berencana membunuh Rasulullah dan mengubur dakwahnya.

Ibarat, jodoh. Dimana pun kalau sudah niat, pasti bertemu. Begitu pula dengan niatan Tsumamah. Ia pun mendapatkan peluang itu. Namun, ternyata Rencana Allah lebih indah. IA masih menyelamatkan kekasihNya dengan mendatangkan salah seorang paman Tsummah yang berhasil mengurungkan niat jahat ponakannya tersebut. Namun, rasa kecewanya yang telah membabi buta, ia pun makin sadis menyiksa bahkan membunuh siapa pun pengikut Rasulullah.

Setelah kejadian itu, Tsumamah berniat untuk menunaikan ibadah umrah (Ternyata Umrah sudah sejak lama dikenal, namun tata cara umrah orang kafir berbeda dengan cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW). Sang Raja pun berangkat meninggalkan bumi Yamamah menuju Mekah. Dia pun sudah mempersiapkan diri untuk thawaf dan menyembelih kurban untuk berhalanya nanti setiba di sana.

Namun, musibah pun menimpa dirinya di perjalanan. Ia tak pernah menyangka, bahwa pasukan Rasulullha yang sedang berpatroli di sekeliling Madinah untuk menjaga keamanan dari serangan musuh yang dadakan itu pun memergoki Tsumamah dan menangkapnya. Mereka yang tidak mengenali siapa Tsumamah lantas membawanya dan mengikatnya di salah satu tiang mesjid sambil menunggu Rasulullah yang akan memberikan keputusan atas tawanan tersebut.

Setibanya Nabi di mesjid melihat Tsumamah, Beliau bersabda, "Apakah kalian tahu siapa orang ini?". Yang ditanya pun menggeleng dan berkata tidak mengenalinya. "Ini Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, tawanlah dia dengan baik" perintah Rasulullah setelah memperkenalkan tawanannya.

Inilah dawai-dawai cinta yang tengah mengusik hati yang membenci.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah itu adalah sesuatu yang di luar kewajaran. Bahkan sebelumnnya, Beliau telah menghalalkan darah Tsumamah. Tapi, kini Beliau tidak memerintahkan para sahabat untuk membunuhnya. Malah memerintahkan untuk melayaninya dengan baik. Bahkan Beliau juga menemui istri-istrinya untuk mempersiapkan makanan terbaik untuk dihidangkan bagi tawanan tersebut. bahkan beliau pun tak lupa menyuruh seorang sahabat untuk memerah susu unta terbaik.

Semua itu dilakukan sebelum Rasulullah menjenguknya dan berbicara kepadanya.

Hal menarik yang penulis dapatkan di sini, yaitu :
1. Senantiasalah berlaku ahsan (baik) walaupun dengan orang yang hampir saja mencelakakanmu
2. Sebelum menyidik atau menyidang seseorang atas kesalahannya, maka jamulah ia terlebih dahulu dengan jamuan terbaik
3. Kita tidak tahu kehidupan seseorang ke depannya. Hidayah itu milik Allah

Lanjut lagi ke Tsumamah..

Nabi pun mulai menyerukan Islam kepada Tsumamah. "Apa yang kau miliki Tsumamah?" tanya Baginda
"Aku memiliki kebaikan wahai Muhammad, Jika kamu membunuhku, maka kamu membunuh pemilik darah, namun jika kamu memaafkanku, kamu memberi maaf kepada orang yang akan berterimakasih. Jika kamu inginkan harta, maka katakan saja, niscaya akan ku berikan sesuai keinginanmu"

Nabi hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa dan meninggalkannya dalam keadaan yang demikian selama dua hari. Nabi kembali menanyakan hal yang sama dan jawaban Tsumamah pun tetap sama. Keesokan harinya pun sama. Lalu rasulullah memerintahkan Para sahabat untuk melepaskan Tsumamah.

Dawai-dawai cinta telah membentuk simpulan yang kokoh yang terus bersemayam.
Sehingga hati sekeras apa yang tidak terusik dengan remukan cinta yang mulai membuntal?

Tsumamah pun meninggalkan mesjid. Sampai di sebuah kebun kurma yang berada di pinggir Madinah yang memiliki mata air, Tsumamah pun menghentikan perjalanannya dan dia pun menyucikan dirinya sebelum memutuskan diri untuk kembali ke Masjid.

Dengan lantangnya, ia mengucapkan dua kalimah syahadat. Dan dia pun menemui Nabi SAW seraya berkata.

"Wahai Muhammad, Demi Allah! Di Muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu. Namun, Sekarang wajah Mu lah yang menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak ada agama yang paling aku benci, melebihi agamamu. Namun, saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada negeri yang paling aku benci melebihi negerimu. Namun saat ini ia menjadi negeri yang paling ku cintai. Dulu aku pernah membunuh beberapa orang dari sahabat-sahabatmu, apa yang harus ku lakukan untuk menebusnya?"

Nabi menyambut gembira dan menjawab, "Tiada dosa atasmu wahai Tsumamah. Keislamanmu telah menghapuskan dosa-dosa di masa jahiliyyahmu"

"Demi Allah, aku akn melakukan terhadap orang-orang musyrikin sesuatu yang lebih berat dari apa yang ku lakukan sebelumnya terhadap sahabat-sahabatmu. Aku meletakkan jiwaku, dan orang-orangku demi membela agamamu. Ya Rasulullah, Pasukanmu menangkapku saat aku hendak umrah, menurutmu apa yang aku lakukan sekarang?"

"Teruskanlah umrahmu di atas Syariat Allah dan Rasulnya" ajwab Rasulullah sambil mengajarkan tata cara manasik umrah.

Dia pun melanjutkan perjalanannya untuk menunaikan niatnnya. Sesampai di Mekkah, rombongan Tsumamah melantunkan talbiah dengan gegap gempita dan semangatnya seperti yang diajarkan Rasulullah. Tsumamah merupakan orang pertama yang menggemakan talbiah di Mekkah.

Orang Quraisy pun bergegas mencari siapa yang telah membuat keributan. pedang-pedang pun sudah siap mereka tarik dari sarungnya. Beberapa anak quraisy sudah siap untuk melepaskan anak panahnya ke Tsumamah. Namun segera dihentikan oleh pemuka Quraisy saat mengetahui siapa pelantun tersebut. dan berkata, "celakalah kalian, kalau kalian mencelakainya niscaya kaumnya akan memutuskan pengiriman gandum kepada kita. akibatnya, kit akan mati kelaparan"

Mendengar peringatan tersebut, pemuka Quraisy mengahmpiri Tsumamah dan bertanya, "Apa yang terjadi denganmu Tsumamah? apakah engkau telah menjadi Shabi (Murtad) dari agama nenek moyangmu?"
"Tidak. aku tidak murtad. tapi aku telah mengikuti sebaik-baiknya agama yaitu agama Muhammad. Aku bersumpah demi Tuhannya ak'bah, setelah aku pulang ke Yamamah, tidak akan ada satu butit gandum yang sampai ke Mekkah sebelum kalian mengikuti ajaran Muhammad" Kata Tsumamah dengan tegas bukan gertakan semata.

Ancaman Tsumamah menimbulkan derita kepada kaum Quraysi di Mekkah. Bukan malah mengikuti ajakan Tsumamah, pemimpin Quraisy pun datang menemui Rasulullah di Madinah meminta agar beliau yang suka menyambung silaturahim dan menolong untuk membujuk Tsumamah agar menghentikan embargo makanannya ke Mekkah. Atas surat Nabi, Tsumamah pun mematuhi perintahnya. 

Ketika seorang Musailamah al Kadzdzab yang juga merupakan pembesar Bani Hanifah mendakwahkan dirinya sebagai nabi di yamamah, di saat nabi masih Hidup. Tsumamah menentangnya dengan keras. Musailamah menjadi pemimpin orang-orang yang murtad sekaligus nabinya. Bahkan Ketika Nabi SAW wafat, semakin banyak pengikutnya.

Tsumamah-pun berseru lantang kepada kaumnya, "Hai Bani Hanifah, ini adalah perbuatan orang-orang yang dzalim. Kecelakaan besar dari Allah bagi orang-orang yang mengikuti Musailamah, dan ujian bagi orang yang tidak mengikutinya. Hai Bani Hanifah, tidak akan ada dua nabi dalam masa yang sama, dan tidak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW."



Kamis, 28 Agustus 2014 0 komentar

Mie Kepiting Rebus + Jus Mangga = Jodoh Lambung (Malam Ini)



kalau jodoh pasti bertemu
kalau gak jodoh, minimal bertamu (Husna Linda Yani Ay)



Sama seperti malam ini, saat terpaku di depan layar 14.1" dengan perut yang sesekali mulai menghasut diri untuk mencari sesuatu yang berat yang bisa dimakan. (Padahal ragam jajanan anak-anak ada di kamar *susu coklat, momogi, tanggo, kentang-kentangan, richees, dan tadi juga baru pulang syukuran sekaligus makan malam) Tapi gak tahu kenapa perut masih minta diisi. *mungkin akibat beberapa hari belakangan saya rapel puasa

Alhasil, saya bersikeras untuk tidak memenuhi nafsu si perut untuk celingak-celinguk ke dapur. Persediaan makanan ada sih, seperti telur, Indomie, cabe, bawang dan teman-temannya. Tapi, dikarenakan rasa ogah yang berlebihan dan keasyikan yang mendalam karena sedang temu-kangen dengan si coco (panggilan sayang untuk laptop saya) yang baru saja kembali ke rumah setelah beberapa minggu di rawat walau masih harus check up.
Rabu, 27 Agustus 2014 0 komentar

Di mana Posisiku?



Suatu hari, aku mendapatkan pesan yang panjang dari seorang rekan. Aku menyusuri pesan yang panjang itu sampai keakhir tulisannya. Ternyata pesan itu berisi tentang kekhawatiran Ali bin Abi Thalib tentang suatu masa sesudahnya.

Aku pun terhenti seketika. Pesan itu begitu menusuk hingga ke hulu hati. Jlebb sekali. tanpa terasa air mata pun tak bisa ku bendung mngalir membentuk parit tanpa muara di pipiku.

Bertahun-tahun setelah pesan itu ku terima, fikiranku pun tak lepas pada pesan itu. Setiap episode kehidupan yang ku lalui, selalu saja aku menemukan apa yang dikhawatirkan oleh Sayyidina Ali itu. Bahkan aku pun bingung di mana posisiku diantara golongan orang-orang yang dikhawatirkan itu. Sungguh aku tidak tahu di mana posisiku.

Kenapa?

Karena di setiap bagian dari golongan itu aku juga termasuk. Ya Allah, Peliharalah lisanku, Jagalah Pandanganku, Terangilah Hatiku, Awasilah setiap langkah dan lakuku, serta bantulah hamba untuk terus menjaga marwah dan izzah sebagai seorang Muslimah agar hamba tidak terjerumus ke dalam lubang kenistaan yang tiada berujung.
Inilah isi pesan dari Ali bin Abi Thalib
Kamis, 26 Juni 2014 0 komentar

IBADAH (Intensive Belajar Kita Dengan Allah) : Binatang Tepian

Subhanallah.. Lagi-lagi Allah mengajarkanku dengan lembut namun tegas. Ia tidak pernah meninggalkan hambaNya sedetik pun, bahkan seper second sekalipun. Walaupun secara WujudNya kita tidak mampu melihat Kebesarannya, namun zatNya selalu mensibghah hati-hati kita. Yakinlah itu..

Entahlah, hari ini bisa dikatakan sedih ataupun bahagia. gemuruh gejolak dalam diri memang tidak dapat ku tepis begitu saja. Bahkan untuk melumat makanan pun aku tak kuasa rasanya, apalagi untuk membuang jauh segala yang ku lalui. Yah, Penyesalan datang selalu terlambat dan dibarengi dengan keluhan serta pernyataan menyalahkan. Namun, apalah hikmahnya?

Aku mencoba bangkit dari keterpurukan. Mencoba bertahan untuk tidak sedikit pun membiarkan air mata itu mengalir untuk hal-hal sepele yang memang merupakan kesalahanku. Namun, jika aku terlena, maka keterpurukan justru semakin menikamku.

Dalam diamku, aku sedang belajar untuk bertahan. Mengumpulkan sisa-sisa keberanian, agar aku mampu mengarungi kehidupan yang cuma tempat peristirahatan yang melenakan ini.

Dalam diamku, aku sedang belajar mengeja hikmah kedewasaan diri. Agar aku tidak salah dalam mengambil keputusan dalam menghibur diri.

Dalam diamku, aku sedang belajar memaknai apa itu emosi, frustasi dan kondisi yang kesemuanya itu bertubi-tubi menghadangku.
Rabu, 18 Juni 2014 0 komentar

IBADAH (Intensive Belajar Kita Dengan Allah) : Mulai Mengeja Hati

 


Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Karena jika tenang, bukanlah kehidupan yang mengajarkan kita pada kebaikan. Layaknya air yang tenang tanpa mengalir dan menerjang bebatuan yang cadas. Ia hanya akan menjadi air yang keruh dan berbau.

Sebenarnya tak pantas kita menamainya masalah. Ia bukan masalah. Itu adalah ujian dari Allah. Uji coba Allah terhadap penyempurnaan jiwa dan menghiasi potensi yang tersembunyi dalam diri manusia. untuk mengetahui seberapa angkuh kita dengan segala nikmat yang IA curahkan dan seberapa besar keimanan kita kepada sang pencipta.

”Patutkah manusia menyangka bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: “Kami beriman”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu dugaan)?Dan demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu sebelum mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang benar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahui-Nya akan orang-orang yang berdusta.” [al-Ankabut: 2-3] 
Rabu, 11 Juni 2014 0 komentar

Cukup Sekali LDR



Dalam bayanganku kala itu, betapa serunya sistem itu. Aku sangat ingin punya pacar, namun aku sadar dalam islam tidak dibenarkan pacaran. Sehingga sampai saat itu tiba, aku tidak pernah pacaran. Aku ingin menyerahkan cinta dan perhatianku seutuhnya untuk seseorang yang benar-benar halal menerima semua itu. Senang rasanya, bila ada seseorang yang perhatian pada kita, mengirimkan kata-kata sayang, dan mengingatkan kita dengan kata-kata mesra. HmmmM.. Yah, itulah yang ku bayangkan dulu.

Semasa SMA, aku pernah berkeinginan untuk nikah muda dan menjalani masa-masa pacaran setelah nikah secara LDR alias Long Distance Relationship seperti yang pernah ku dengar dari sepupuku dan penjelasan yang ku dapatkan di buku yang pernah ku baca.



Dan, ternyata semua terijabah. Setahun selepas SMA, aku dilamar oleh Bang Andi. Beliau adalah seniorku dulu sewaktu SD. Saat aku kelas tiga, bang Andi kelas enam. Kebetulan, Ryan adiknya beliau adalah teman sekelasku waktu itu. Jadi, bisa dibilang aku dan suamiku sudah pernah kenal sebelumnya walaupun sekilas dan kebersamaan itu lenyap seiring perjalanan akademik ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Rabu, 21 Mei 2014 1 komentar

#IndonesiaMilikAllah (Sekarang Bukan Zamannya Abrahah)

Jelang Pemilu 9 April silam, banyak sekali bermunculan pagar-pagar (hastag) untuk menyerukan atau mendukung golongan tertentu. Dan ternyata penggunaan pagar itu tidak hanya dalam dunia maya saja, kini pagar-pagar tersebut mulai merambah ke dunia nyata. Terlihat di beberapa spanduk, baliho ataupun sudah jadi bahan guyonan sebagian orang.

#IndonesiaMilikAllah. Yah, memang semua yang ada di langit dan bumi ini adalah milik Allah. Siapa yang tidak mengakuinya. Mungkin Orang yang kalap karena dimabuk asmaralah yang sedikit hilang kesadarannya dengan mengaku pacarnya adalah milik dia. hhe.

Saya terinspirasi dari buku 'Bukan Zaman Abrahah' karya Dr. Raghib As-Sirjani yang menggambarkan kondisi saat pasukan Abrahah datang untuk menghancurkan Ka'bah.
0 komentar

IBADAH (Intensive Belajar Kita Dengan Allah) : Nyamuk Sang Ahli Bedah

Ini tentang Nyamuk. Nyamuk yang kerap disalahkan, dipukul dan dicemoohkan oleh manusia karena dianggap sebagai biang keladi penyebab penyakit dan pengganggu ketentraman kehidupan manusia, apalagi di kala malam. Sehingga banyaklah usaha yang dilakukan manusia untuk membasminya. Mungkin termasuk saya. Tapi, sejak saat ini saya akan mengurangi gencatan senjata (Adu Tangan) untuk membasmi nyamuk.

Wow.. Dalam Al-qur'an nyamuk yang hanya mempunyai dua sayap berisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang yang panjangnya cuma sekali-kali mampu melebihi angka 15 mm itu ada dalam Al-qur'an.
3 komentar

Kemana Wajah Tuhanmu Menghadap?

Pertanyaan ini sering sekali keluar dari mulut-mulut para fakir akal yaitu orang-orang Atheis yang diberikan akal, tetapi tidak mampu mendefinisikan makna akal. Dan ternyata pertanyaan-pertanyaan tersebut telah lama muncul, bahkan zaman Imam Abu Hanifah pun sudah ada.

Sumber : googling
Siapa Abu Hanifah?
Abu Hanifah adalah nama lain dari Imam Hanafi yang kita kenal sebagai salah seorang ulama dan salah satu Imam dari empat Imam yang memiliki mazhab.

Abu Hanifah yang nama aslinya adalah Nu'man Bin Tsbit Bin Marzaban adalah seorang Ahli fiqih yang lahir tahun 80 H. Pekerjaan beliau semasa mudanya adalah seorang pedagang yang jujur. Terkenal dengan kejujuran dan memiliki wawasan dan ilmu pemahaman yang lebih menonjol dibandingkan pemuda seusianya. Suatu hari, Ada seorang Alim yang berjumpa dengan Abu Hanifah di Pasar, kemudian orang tersebut memberikan nasihat kepada Abu Hanifah untuk menghabiskan hari-harinya tak hanya sekedar menjadi seorang pedagang. Bahkan menyuruh beliau untuk menemui Ulama yang ada di kota itu untuk berguru ilmu agama.

Saran dari orang tersebut pun tidak dinafikkan oleh seorang pemuda yang sangat sukses dan sibuk dengan bisnisnya. Ia pun memutuskan belajar Ilmu Agama (mengaji) dengan seorang Ulama di sela-sela kesibukannya. Hingga kemudian Abu Hanifah berguru dengan Hammad Bin Abu Sulaiman.
Sabtu, 17 Mei 2014 0 komentar

Mimpi Pagi Ini : Dua kali terguncang

Aku tersentak dari tidurku. Astaghfirullah, apakah ini benar-benar gempa? aku mencari informasi dari alam sekitar kamar tidur temanku ini, karena sudah beberapa hari ini aku menginap di rumahnya. aku mengecek air yang ada dalam ceret. tidak bergoyang. kemudian aku melihat lampu pijar yang tergantung. sepertinya ada sedikit hempasan yang mengakibatkan ia bergoyang.

jam berapa ini? aku tidak menemukan jam. Handphoneku lawbatt dari semalam dan padam. teman ku  entah dimana. saat aku terbangun, tak ada seorang pun di sisiku. langsung saja ku hidupkan laptop berharap menemukan info yang ku cari.

Ternyata pukul delapan pagi. satu pertanyaanku terjawab. ketika laptop benar-benar dalam kondisi on aku langsung menghubungkannya dengan modem untuk dapat mengakses info. tujuan utamaku adalah membuka situs resminya BMKG alias Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. biasanya info gempa atau bencana ia pasti langsung update. 

Tapi, tak ku temukan jawaban di sana. terakhir info gempa tanggal 14 Mei silam. itupun saat gempa 14 Mei silam, aku langsung mencari info di situs resmi tersebut tidak ada, baru beberapa menit kemudian info itu ku temukan. sama seperti sekarang. kemudian ada seorang seniorku membuat stastus tentang gempa, dan ternyata benar tadi itu gempa bukan mimpi.
Jumat, 16 Mei 2014 0 komentar

Kutitip Cinta Kita (Naskah Puisi di buku antologi yang kesepuluh) 'Selimut Tetangga, Republik'


Kamu…
Yang pernah hadir di dalam hidupku
Merubah suasana yang tak berarah
Jadi Indah dan penuh gairah

Kamu..
Yang mengisi ruang hatiku
Menenggelamkan egoku dan egomu yang begitu kental
Sehingga kita saling mengenal satu-sama lainnya.

Kamis, 15 Mei 2014 2 komentar

Pacarku Menjerumuskanku



“Arrggggghhh... Aku tak mau ia mampir di tubuhku.. Sial” Ucapku, saat mencuri dengar pembicaraan dokter dengan ibuku. Aku pun menendang pot bunga yang ada di koridor rumah sakit hingga terguling dan pecah.

“Ahh.. sakit.. Uhuk…ukhuk..uhuk” keluhku setelah menendang pot bunga disusul batuk yang mengganggu pernafasanku.

“Brengsek” aku pun tak berhenti menggerutu. Seketika aku pun seakan melihat jelas sosok lelaki itu. Yah, dialah lelaki yang membuatku begini. Dialah yang selalu mennyuguhkan barang penyebab penyakitku ini. “Sial…” Jeritku memecah kesunyian rumah sakit

Namanya Rudi, dia adalah pacar kesekianku dan yang paling lama bertahan hingga tingga tahun. Aku ingat malam perkenalanku dengan dia. Saat itu, aku ditemani oleh tiara sepupuku, pulang dari rumah teman. Di jalan, mobilku pun mogok dan kebetulan dia lewat di jalan yang kami lalui. Dia pun memberikan bantuan untuk memperbaiki mobil kami. Tak ada yang istimewa dari dia, hanya tampak seperti pemuda alim biasanya.

Tak lama setelah itu, aku pun jadian dengan Rudi. Awalnya pacaran kami standar pacaran ala anak muda yang baik-baik. Cuma keluar jalan-jalan, makan dan lain sebagainya. Sama seperti pacar-pacarku yang dulu. Tapi, pada suatu hari aku diajak oleh Rudi berkumpul dengan teman-teman lamanya.

Saat sampai di sana, ku lihat ada wanita dan laki-laki sedang menikmati malamnya di tempat yang remang-remang. Bukan diskotik, maupun bar atau apalah namanya. Ini adalah taman di belakang rumah yang sengaja didesain dengan tampilan ala diskotik. Aku mengedarkan pandangan. Merasa tak nyaman melihat wanita bergemul dengan asap yang keluar dari mulut penuh lipstick merah merekah. Alkohol pun tak jauh dari hadapannya.

“Kita pulang sajalah. Aku tidak nyaman” pintaku padanya

“Ahh.. malam ini saja. Tak enak dengan Boby, aku sudah lama tak bertemu dengannya. Ayolah.. kita sudah sampai. Nah itu Boby melambaikan tangan ke arah kita”
Sabtu, 10 Mei 2014 0 komentar

Pernah diikutsertakan 'Lomba Tulis Nusantara' (Belum Rezeki) : Rugi Jadi Anak Aceh



“Rugi jadi Anak Aceh, tapi belum keliling Aceh Sha. Udah ikutan Baksos terus”. Ujar seorang teman yang juga merupakan rekan kerja di organisasi kampus. Alfi.

“hmmM, kamu bilang begitu bukan karena kamu lagi maksa aku ikut baksos kan Al?” tanyaku pada lelaki yang tengah sibuk menunggu lembar demi lembar yang meluncur dari mesin printer.

“yeee GR kamu sha. Ngapain juga aku maksa kamu ikut baksos? Lagian kalau pun kamu ikut, toh kamunya gak se-team denganku.” ledek Alfi

“Nih, jilid proposalnya.” Lelaki berkacamata itu pun menyodorkan lagi setumpuk proposal yang harus ku jilid.

_Wahai Ayah dan Ibu, dengarlah rintihan anakmu, bimbinglah diriku ini, di jalan yang penuh berliku_ terdengar deringan nada telepon dari dalam tas yang menghentikan perhatianku pada proposal yang disodorkan Alfi. Aku pun memberi kode pada tia untuk membantu Alfi menjilid proposal baksos itu.

“Hallo, Assalamu’alaikum Bah” sapaku pada sosok lelaki disana saat ku angkat telepon itu

“Wa’alaikumsalamwrwb. Kiban[1] dek, sehat?” Tanya Suara lelaki di seberang sana yang ku panggil Abah[2]

“Alhamdulillah sehat bah. Abah kiban, sehat?” jawabku, yang kemudian balik bertanya tentang kabar Abah

“Alhamdulillah Abah dan mak sehat. Jadi pergi baksosnya dek?” Tanya Abah
Hah, aku terperanjat mendengar pertanyaan Abah. Bukannya telepon sebelumnya Abah tak setuju kalau aku ikut baksos. Jangan-jangan ini adalah sinyal Abah mulai mengizinkanku. Aku pun langsung menjawab “Jadi Bah, insyaallah malam minggu ini berangkat. Adek boleh pergi kan Bah?” aku mencoba memastikan kembali apa putusan yang akan diberikan Abah.

“Iya, Abah izinkan. Pergi aja. Hati-hati, jaga diri baik-baik disana. Ingat, jangan sembarangan di kampung orang. Kalau gak ada uang biar Abah kirimkan besok.”

hmmM.. pernyataan Abah itu sangat menentramkan hatiku. Menjawab semua kegalauanku yang diamanahkan menjadi Koordinator divisi Keagamaan di Baksos ini.  Memang Abah itu sangat bijaksana. Batinku

“Siap komandan! Makasih banyak Bah, gak usah kirim uang lagi Bah. InsyaAllah masih ada uang jajan kemarin. Lagian semua akomodasi ditanggung pihak kampus.” Jawabku sebelum telpon ditutup oleh Abah.
Aku pun berjalan menghampiri Tia dan Alfi yang kini tak lagi menjilid Proposal tapi telah beralih membantu teman-teman yang lain mengemas-ngemas barang yang akan dibawa baksos.

“Bahagia banget Sha, kelihatannya. Cieee telpon dari siapa?” Goda Raihan ketua BEM yang juga merupakan teman seangkatanku di Jurusan Arsitektur.

“Hhaa.. Alhamdulillah aku diizinkan ikut baksos. Jadi mari kita semangat.” Ucapku sangat bahagia dan menggebu-gebu

“Alhamdulillah” semua pun meng-koor-kan kalimat hamdallah
***

Sejak pukul dua dua siang semua relawan sudah standby di rumah peradaban kampus. Yah kami menyebut itu untuk kantor BEM Unsyiah. Ruangan yang merupakan bagian dari gedung Gelanggang Mahasisawa yang menjadi pusat beragam kegiatan mahasiswa Unsyiah.

Semua barang yang akan di bawa sudah dibagi sesuai dengan daerah baksos yang telah ditentukan. Ada 3 titik. Yang pertama itu, daerah Burlah kecamatan Ketol, Takengon. Aceh Tengah. Yang kedua dan ketiga, di pedalaman  Meulaboh, Aceh Barat. Dan kebetulan aku masuk dalam bagian daerah pertama. Yaitu takengon. Yang dipimpin oleh Koordinator Titik alias KorTik Rian Septiandri dan Cut Kayla. Sedangkan Alfi Pratama dan Delia Nabilla memimpin titik dua. Dan untuk titik tiga dikomandoi oleh Herman Ramadhan dan Syafa Az-zahra.

Rencananya Pukul 16.30 Bapak Rektor akan melepas keberangkatan kami untuk mengabdi dalam rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh BEM Kampus selain dari agenda KKN (kuliah Kerja Nyata) yang merupakan mata kuliah wajib yang ada di kampus.
0 komentar

Sudah diikutsertakan lomba : Cinta Halal



“Aku mencintaimu karena Allah.” Itu ucapmu sore itu kepadaku.

Aku tercengang, tak mengerti mengapa kau berani sekali menyatakan cintamu itu kepadaku. Ku fikir, ah ini hanya candaanmu saja padaku. Karena sejak awal kuliah kita memang dekat. Dan semakin dekat ketika kau sudah hijrah dari kehidupan lamamu dan kita seorganisasi di kampus.
Perdebatan sore itu pun terjadi. Aku bergegas pergi meninggalkanmu dengan membawa amarah. Namun, marahkah aku padamu? “Agrrhhhhh aku tak tau”.

“Nin, makan yuk. Aku lapar” ajak aisyah. Lamunanku pun buyar seketika

“HmmM… sebenarnya aku malas sih. Belum lapar soalnya” ucapku setengah hati

“Ayolah Nin, kamu tidak kasihan apa melihat aku kelaparan seperti ini?” rayu aisyah. Kalau sudah begini, aku mana mungkin tidak bisa menolak ajakan teman seperjuanganku yang satu ini.
Kami pun bergegas menuju kantin yang letaknya terpisah dengan gedung kuliah. “Kita lewat tangga ini aja ya, Ai. Aku mau fotocopy dulu sebentar” ajakku sambil menarik lengan aisyah yang hampir jalan lurus ke arah tangga lainnya.

“Oke sip, Neng”

Usai fotocopy kami pun melanjutkan perjalanan menuju kantin Fakultas para raja. Fakultas Teknik. Kami pun melewati Mushalla Baitul Bashna’. Mushalla yang menyimpan sejarah antara aku dan kamu. Di mushalla itulah kamu mengutarakan isi hatimu. Saat itu hanya tersisa aku, dinda dan kamu. Hanya saja saat itu dinda tengah sibuk membereskan peralatan usai acara. Sehingga dia tidak mendengar pembicaraan kita.

Aku pun tidak berani melirik ke jendela ruangan mungil itu. Aku memilih terus bercerita sepanjang jalan menuju kantin dengan Aisyah.

“Kayaknya ramai di kantin Ai. Bakalan gak dapat tempat duduk nih kita” ucapku sedikit pesimis “Bungkus aja ya Ai. Kita makan di ruang Tugas Akhir saja” tawarku

“Tenang, Nin. Kamu jangan pesimis gitu. Lihat tuh, si Andi dan teman-temannya sudah siap mau bangun” ucap Aisyah

Jlep.. “Aisyah tak tahu yang ku rasakan. Aku sengaja menghindari pertemuan dengannya dan kini, dia ada di sini dan Aisyah membawaku di keadaan yang rumit. Duhh… hati, tenanglah. Huuuuft.”

“Ai, kamu duduk aja duluan, aku mau pesan Mie rebus dulu. Kamu pesan apa? Biar sekalian aku saja yang mesanin” tawarku, untuk mengalihkan diri.

“Aku pesan Omelet saja. Pedas dan pakai daging juga ya.”

“Oke”
 
;