Selasa, 22 April 2014

CEKAM (Cerita kematian) : Inilah Rasanya, Mayat

Ini adalah ceritaku hari ini. Cerita tentang arti persahabatan dan kematian.

Hari ini (Jum'at, 18 April 2014) banyak pelajaran baru yang ku dapatkan. Mulai dari bahagianya melihat teman seangkatan yang telah dikarunniai putra tampan sebagai penyejuk mata, berkumpul dengan adik-adik dan teman-teman yang pernah dan baru terlibat dalam organisasi yang telah lama ku kecapi selama ini. Mampirnya mereka ke rumah baruku, dilanjutkan makan siang bersama. Uhhh sangat indah. Hingga saat aku harus berpura-pura menjadi mayat. (Sungguh, ini bukan mauku. Tapi inilah cara Allah menyentuh hatiku, sehingga aku pun mantap menawarkan diri dengan sukarela menjadi mayat untuk pelatihan tahyiz mayyit).
 

Aku teringat sebuah untaian kata yang pernah ku tulis untuk menyemangati diriku di saat aku kadang terjerembab dalam ke futuran.

"Kematian merupakan suatu hal yang tak dapat dielakkan. Walau kita bersembunyi di balik tembok yang tersusun kokoh sekalipun. Namun, jauh di balik itu, ada yang tak boleh kita lupakan. Apa??? Yach, mempersiapkan diri yang 'prima', hingga saat malaikat menjemput, kita tersenyum bahagia."

Mari kita merenung sejenak, sebelum melanjutkan membaca ceritaku hari ini. Resapilah setiap bait nasyid di bawah ini :

Pergi tak kembali (Rabbani)

Setiap Insan pasti kan merasa
Saat perpisahan terakhir
Dunia yang fana akan ditinggalkan
Hanya amalan yang dibawa



( Saat aku berbaring di atas kain kafan yang telah disediakan panitia, aku mulai merasakan getar ketakutan dalam hati. Namun, aku mencoba meredam rasa itu, dalam senyumku aku berdo'a, "Ya Allah, jika saat kafan ini menutupku itu adalah saat-saat terakhir menghirup udara dunia, maka ampunilah dosaku". Aku tetap mencoba tenang).

Terdengar sayup surah dibaca

Sayunya alunan suara
Sumber : google
Cemas di dada...lemah tak bermaya
Terbuka hijab di depan mata





( Sebelum aku menjadi mayat-mayatan, aku sempat membantu teman-teman untuk memandikan mayat satu lagi yang memang merasakan bagaimana jenazah dimandikan oleh teman-teman ataupun keluarga. Yang terfikirkan saat itu adalah, Aurat yang kita tutpi selama ini, pada saat itu akan terbuka. Akan ada aib-aib yang secara langsung disaksikan mata khalayak lain. dan kita, hanya bisa menangis di sudut ruangan meratapi segala dosa kita. bahkan, mungkin air yang diguyurkan ke tubuh terasa pedih karena dosa-dosa kita terlampau banyak. Na'uzubillahiminzhalik)



Selamat tinggal pada semua
Berpisahlah kita selamanya
Kita tak sama nasib di sana
Baikkah atau sebaliknya

Amalan dan takwa jadi bekalan
Sejahtera bahagia pulang...ke sana



(Kembali lagi ceritaku. Saat aku akan dibungkus kain kafan, awalnya aku biasa saja. sesekali aku masih mengintip ke kerumunan orang yang mempersiapkan proses pengafananku. Namun, saat kain-kain kecil mulai diikatkan rapat, saat itulah getaran itu kencang mengguncang hati bahkan tubuhku. seketika tubuhku pun tanpa dikomandoi turut dingin dan merinding. Sampailah pada saat kain kecil itu mengikat kain di kepala. Ahhh.. "Ya Rabb.. terimakasih, kau telah memberikan kesempatan kepadaku untuk mengalami perjalanan spritual yang membuatku tersadar akan dosa-dosaku. sungguh, aku sangat tak kuasa menahan desakan buliran air mata untuk tidak keluar". Kemudian, sang pemandu tahyiz mayyit menginstruksikan kepada teman-teman yang ada di situ untuk meberikan kata-kata perpisahan kepadaku. dan menggenanglah buliran air mata di pelupuk mataku)

Sekujur badan berselimut putih
Rebah bersemadi sendiri
Mengharap kasih anak dan isteri
Apa mungkin pahala dikirim



(Aku tak mampu berkata-kata, lidah seakan kelu dengan sendirinya. aku pun seakan tak percaya, bahwa ini hanyalah simulasi. aku benar-benar merasakan tiada gunanya dan berartinya amalanku selama ini. apa yang ku perbuat seakan tidak dapat menolongku saat itu. "Ya Rabb... Sungguh aku malu, aku malu atas apa yang telah ku perbuat. Aku mendengar ucap do'a-do'a tulus dari saudariku. ingin rasanya aku bangkit dan memeluk mereka. dan ternyata mereka mencintaiku, Ya Rabb.. mereka menangisi kepergianku yang hanya simulasi. Ya Rabb.. Aku sungguh malu, belum bisa menjadi sahabat yang baik bagi mereka temanku. apalagi menjadi anak yang berbakti, itu juga belum. Duhai Gusti, aku sungguh malu kepadamu. aku belum sanggup menemuimu dengan diri yang penuh nista ini")
 

Terbaring sempit seluas pusara
Soal-bicara terus bermula
Sesal dan insaf tak berguna lagi
Hancurlah jasad dimamah bumi



(Yah, kini saatnya tubuhku yang terbujur kaku, tak bisa bergerak itu pundi pindahkan untuk di shalatkan. aku sedikit mengintip. ku lihat bilangan saf yang sudah siap hendak menyolatiku berdiri rapi. aku mendengar dan menghayati bacaan shalat jenazah yang mereka bacakan. "Duhai gusti, benarlah hadist yang pernah disampaikan kepadaku 'Shalatlah kamu sebelum disholatkan'. sebelumnya aku bisa shalat sendiri tanpa mesti di shalatkan begini. tapi kini apa? aku benar-benar seonggok tubuh manusia yang tak berguna. semua kenikmatan seakan terasa tercabut kala itu")

Sumber : google
(Usai shalat, mereka menggotongku ke pemakaman. Sebenarnya bukanlah kuburan. hanya memanfaatkan parit yang ada. tubuhku pun di masukkan kedalam parit yang dalamnya lebih kurang 50cm. dan apa? aku merasakan ketakutan. saat tubuhku dimiringkan menghadap ke kiblat, aku melihat seekor semut serangga hitam yang terasa sangat besar. karena tepat dihadapan mataku. rasanya seluruh tubuhku seperti ngilu. mulai membayangkan hewan-hewan lain ikut menghampiriku. "Wahai Ilahi Rabbi.. Ampunilah dosaku. terimakasih engkau telah mendidikku, memberikan kesempatan kepadaku merasakan bagaimana kematian, dan Kau masih memberikan juga kesempatan untuk aku bangkit, membenahi kehidupanku yang masih melenceng dari perintahmu. Ampunilah aku ya Rabb. Ampunilah aku. tak ada artinya aku tanpa ampunanmu Gusti Rabbi. Izinkan aku mendekap dalam pelukanmu, sebelum Engkau mendekapku dengan Azabmu. Aaamiin")


Berpisah sudah segalanya
Yang tinggal hanyalah kenangan
Diiring doa dan air mata
Yang pergi takkan kembali lagi

Lirik Lagu Pergi Tak Kembali - Rabbani


Terimakasih untuk semua panitia dan Mentor Up3Ai FT yang telah mensukseskan program tahyiz mayyit untuk adek-adek Maba 2013. semoga kita bisa mengambil ibrah dari semua ini. (Ini adalah salah satu impian saya sejak awal masuk Fakultas Teknik. Ingin merasakan bagaimana menjadi mayat. Dan Allah menyempatkan impian saya ketika saya akan meninggalkan kampus orange ini). Saya mencintai saudara-saudari seperjuangan karena Allah :) Maafkan atas semua tingkah dan tutur kata yang sempat menyakiti kalian semua. sungguh, apa yang saya lakukan tak sedikitpun terbesit untuk membuat kalian terluka.

Jum'at 18 April 2014 di Mushalla Baitul Mashna'
Selesai di edit 22 April 2014 di Rumah Baru, Lamduro

4 komentar:

Azhar Penulis mengatakan...

saat perpisaha terakhir, baris lagu paling meyentuh,

Husna Right mengatakan...

Iya.. Apalagi efek di kafani kemarin.. wah berasa ngeri-ngeri sedap tuh lagu..

Ade Oktiviyari mengatakan...

Husna jadi mayitnya?
Pengalaman yang sangat berkesan, pasti. Kakak gak pernah terpilih jadi mayit, terlalu berat :(

Husna Right mengatakan...

Iya kak, setelah berkali2 gagal, karena alasan mereka males angkat husna, karena ada yang lebih ringan. akhirnya sore itu husna jadi mayyitnya, keinginan yang tercapai walaupun udah mau lulus baru merasakan. :)
seneng dikomen sama kakak beruang yang sangat super happy dan menginspirasi

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;