Menyemai benih rindu itu lebih mudah
Dari pada menebang pepohonan di luasnya
rimba
Karena aku naïf dan tak memiliki saif
Yang bisa menebas hingga pangkalnya
dengan sekali ayunan
Dan kini rindu yang pernah ku semai itu
telah memunculkan cabangnya
Setiap cabangnya itu menghadirkan
bunga-bunga cinta
Yang kala ku berada di persimpangan
cabangnya
Ku dapati sketsa kenangan bersamamu
Ahh.. Kenapa aku harus berada diantara
ini?
Rindukah kamu padaku?
Walau ku tahu kau telah bahagia di sana
Ahh.. Ingin sekali ku timbun cabang itu
Namun inginku itu hanya akan membuatku
menjadi irasional
Gejolak rasa yang selama ini ku kurung
dalam jeruji hati
Tak ingin lagi berdamai denganku
Ia pun lepas berhambur menuju cabang
yang tak pernah ku duga
Cabang gelap yang pernah ku lalui
bersamamu saat emosi berkecamuk antara kita
Ku telusuri cabang itu, semakin dalam
dan semakin jauh aku pun mengerti, Aku merinduimu
Merindui setiap bauran emosi kita yang
kalap diakhiri insaf, Kembalilah.
Meurebo, Banda Aceh 21 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)