Minggu, 10 April 2011 0 komentar

Bukan “Kader “, (kacang lupa pada kuliatnya)


http://www.gambargratis.com/wp-content/uploads/2010/12/kacang.jpgGoresan pena buat FUAT….
Bukan “Kader “, (kacang lupa pada kuliatnya)
By: Husna Linda Yani / Arsitektur 2008

Siapa sich yang gak tau kacang kulit, apalgi gak suka kacang kulit???. HmmM nyummi,… Makanan ringan, kecil dan imut yang begitu setia menemani saat-saat bergadang buat tugas, ngumpul bareng dengan teman, Apalagi dikalangan mahasiswa teknik.
Itu BUKAN kita

Walaupun ada sebagian diantara kita yang kena sindrom takut makan kacang kulit takut berjerawat, tapi dalam hatinya ngiler kalau liat orang kok nikmat makan kacang. Ada juga yang memang alergi dengan dengan kacang-kacangan. Tapi gak apalah, yang penting bagi pemikat kacang, makanlah sepuas-puasnya sebelum dicabutnya kenikmatan tuk makan kacang.
Yah, baik.. kita gak akan panjang lebar membahas manfaat sikecil. Tapi kita akan mendeskripsikan sesuatu yang mungkin anda sudah tau atau pun belum tau.. hhha, anggap saja kalian belum tau. Deal???
Okelah.. checkidott
Alkisah… ketika tanaman kacang mulai menunjukkan buahnya didalam tanah, sang biji memohon pada sang induk supaya ia ditemani saat keluar karena jika ia keluar sendiri, maka ia akan kedinginan,takut, dan gelap. Sang induk(batang) yang baik hati mengabulkan permintaan biji. Maka dibuatlah kulit yang membungkus biji agar aman dari tekanan tanah ataupun melindunginya dari serangga yang kerapkali menghancurkan biji kacang tersebut.
Begitu biji keluar, ia mendapati dirinya dalam dekapan yang hangat dan terlindungi. Suasana takut yang dibayangkan ternyata berbanding terbalik dengan yang kenyataan yang ada. Sebuah cangkang yang lebih besar ukurannya dari pada biji telah membungkusnya sedemikian rupa. Inilah yang membuat biji tetap hangat dan terus menjadi biji yang matang tanpa gangguan apapun. Sementara si kulit(cangkang) terus menerus menahan dingin dan tekanan tanah semata-mata untuk melindungi si biji.
Namun, apa balasan dari si biji???... penasaran kan??? Ikutin terus…

Saat panen tiba, petani mulai memetik setiap batang kacang dengan memilah-milah mana kacang yang berbiji dua, mana kacang yang berbiji tiga atau lebih, untuk dijual dengan harga berbeda.
Haa!!!, kini situasi si biji kacang telah berbeda lagi. ia sekarang bukan berada di tanah, melainkan berada di udara bebas yang lebih aman dan tidak menakutkan lagi. semua pemikat kacang kini lebih melirik  pada biji dari pada kulitnya. Tidak ada satu pun yang berpikir bahwa biji kacang yang enak dan besar itunadalah karena peran kulit yang begitu kuat untuk melindunginya.
Sang biji pun “lupa” kepada kulit yang telah membungkusnya sekian lama ketika ia begitu dipuji krena keindahan dan dan kenikmatan yang dirasakan oleh manusia. Tidak hanya itu, ketika kulit mulai dibuka dan dicampakkan begitu saja tak ada ucapan terimakasih yang keluar dari sibiji. Hal serupa juga terjadi disaat biji mulai mengeluarkan tunas-tunas barunya, serta merta sikulit dilupakan bahkan membusuk perlahan-lahan tanpa sepengetahuan si biji yang sedang berkonsentrasi dengan pada pertumbuhan tunasnya yang baru.
Na’uzubillahiminzalik…
Yah, mungkin cerita ini sangat simple, tapi menurut penulis itu merupakan sebuah tamparan keras dan juga instrospeksi diri buat kita.
Pernahkah kita berterimakasih pada FUAT yang sejak awal kita menginjakkan kaki ini di teknik diperkenalkan bahkan disterilkan ruhy kita dari pengaruh pekatnya peradaban di teknik sehingga kita masih tetap istiqamah di jalan ini???
Pernahkah kita menyadari, saat kita berada disuatu kedudukan ataupun wajihah lain yang sangat hebat siapakah yang menjadikan pribadi ini tangguh menghadapi polemik kalau bukan karena kita terlahir dari rahim yang kuat, rahim yang begitu menjaga kita.. FUAT..
Ingatlah kawan, jangan sampai kita menjadi “kader”(kacang lupa pada kulitnya).. walaupun amanah kita diluar seabrek, tapi selagi kita di teknik, ingatlah bah  wa disini (di teknik) ada wajihah yang merindukan kehadiranmu. Tegur sapamu dulu. Candamu dulu. Bahkan tangisanmu saat pedihnya dakwah yang kau lalui.. berterimakasihlah kita berkat FUAT kau dan aku bisa merajut ukhwah…   
                                                
 
;