Minggu, 08 April 2012

SAyangi Bumi (cerpen tugas kelas7 doeloe)


Dari balik tirai dunia, ku pandangi wajahnya yang sudah sangat tua, lelah dan tak sanggup lagi untuk memikul tanggung jawab. Dia tidak seceria dulu. Namun, tak sekali pun dia mengeluh dan memohon kepada Tuhan untuk dicabut nyawanya segera. Aku sedih, tetapi juga bangga punya saudara  seperti dia.
Add caption
Aku  melihat kelakuan manusia yang terus semena-mena lambat laun akan menghancurkan kakak bumi. Dasar manusia,,. Ternyata kalian tak ubahnya dengan binatang simpanan kalian(gerutuku kesal). Aku menceritakan perasaanku kepada kakak langit perihal tentang kakak bumi..
Aku
Kakak langit, aku sangat sedih melihat kakak bumi yang sudah sangat rapuh termakan oleh usia. Ditambah dengan ulah para manusia yang tak beradab itu kepadanya sehingga tak jarang aku melihat kakak bumi duduk termenung memikirkan mereka dan menangis sedih.
Kakak langit
Ia adik matahari, kakak mengetahui tentang itu. padahal segalanya telah kita berikan kepada mereka, agar mereka tercukupi segala kebutuhannya serta merawat bumi dengan selayaknya. Namun itulah manusia, mereka hanya mementingkan dirinya sendiri dan tak mau mensyukuri segala nikamt yang telah Allah berikan kepadanya.
Aku
Itulah kakak, ingin rasanya aku membalas segala perbuatan mereka. Ingin ku sengat mereka dengan sengatan terdahsyat yang ku miliki kak, hingga mereka meminta ampun.(aku begitu emosi dan menggebu-gebu).
Kulihat air mata kakak langit yang deras menderai karena sedih. Sama sepertiku. Suasana pun hening untuk sementara waktu.


Buaaarrrrrrrrrr…. Tiba-tiba pintu langit terkuak. Suara dentuman keras menggelegar seantero dunia. Dentuman hebat yang di hasilkan oleh petir tanpa sebab dan perintah. Aku dan kakak langit pun terkejut dibuatnya. Dan manusia pun terkejut dan berhenti sejenak dari niat jahatnya. Itu pun hanya sejenak.




Kakak langit
Petir, apa yang kau lakukan??? Mengapa kamu melakukan ini? apa kamu tak tau ini diluar perintah .diluar kendali hah?
Kakak langit tampak sangat marah dengan petir.

Petir
Hanya diam, tertunduk lemas.
Kakak langit
Kenapa kamu diam Setelah membuat ulah dengan tindakan bodoh itu tanpa sebab?. Apakah kamu sakit?? Jawab!!!! (bentak kakak langit).
Aku tak pernah melihat kakak langit sebingar dan seberang ini. apalagi dengan petir, anak kesayangannya itu.

Aku
Sudah lah kakak, jangan terlalu memarahinya. Mungkin petir mempunyai maksud melakukan itu. ayo petir, katakan pada kami kenapa kamu melakukan itu. paman tak akan marah.

Petir
Dengn berat hati dan ketakutan akhirnya ia menceritakan juga.
Tadi petir tidak sengaja mendengar percakapan paman dan ayah tentang apa yang terjadi pada paman bumi. Petir sedih, dan ingin memberi pelajaran kepada manusia-manusia itu, paman.

Aku
Paman mengerti niat baik kamu petir. Namun kamu tidak bisa melakukannya begitu. Itu melanggr ketentuan Allah. Kita punya aturan kapan kita bertindak. Da jika kita ingin bertindak lebih awal dari ketentuan maka kita harus meminta izin pada Allah. Karena Allah merupakan zat yang maha adil dan bijaksana yang telah menciptakan kita semua. Tindakan kamu itu bisa menimbulkan murka Allah dan kegaduhan pada semuanya.
Apakah kamu mengerti petir?? Sekarang minta ampun lah kepada Allah dan minta maaf kepd ayahmu serta kepada yg lainnya.
Petir
Baiklah paman matahari, terimakasih nasihatnya. Ayah, maafkan petir ya. Petir berjanji tidak akan mengulanginya.


Tiba-tiba terdengar suara rebut-ribut…
angin
Petir, apa yang kaulakukan tadi?
ombak
Ia petir, kamu membuat kami semua panik. Kamu gila ya, hingga membuat semua panic..
angin
kamu sich bertindak sembarangan
Petir
Maafkan saya teman-teman… saya berniat baik untuk membantu paman bumi. Salahkah saya????
Angin dan ombak
Mereka terdiam, tak mengeluarkan kata-kata yang memvonis petir lagi
Aku
Ia, maafkan petir ya anak-anak. Sampaikanlah permintaan maafnya buat semua ya…


Kakak langit
Aku telah memikirkan cara yang tepat untuk membantu bumi member pelajaran kepada manusia-manusia yang ingkar dan lalai kepada Allah dan telah menzhalimi bumi selama ini.

Aku,angin,ombak dan petir
Bagaimana caranya??? Tanya kami serempak

Kakak langit
Kita akan memberikan bencana yang dahsyat kepada meeka semua. Kita harus bekerja sama dengan saudara-saudara yang lain. Aku akan meminta izin kepada Allah…
Aku
Namun bagaimana dengan manusia yang tidak bersalah kakak??? Mereka akan binasa nantinya

Kakak langit
Aku telah memikirkannya atang-matang adik. Jika mereka meninggal maka mereka akan termasuk syahid. Dan kit juga akan menolong manusia yang bisa member ibrah atas kejadian ini kepada yang lain. Agar mereka sadar bahwa bumi sudah tua. Apakah kalian keberatan untuk menolong bumi???

Aku, angin, ombak dan petir
Tidak…. Jawab kami kembali serempak untuk yang kesekian kali seperti paduan suara yang sering dilakukan oleh manusia.

Aku
Aku sangat kagum dengan kebijaksanaan kakak langit yang masih juga memikirkan tentang nasib manusia-manusia itu.
Allah memang maha adil dan sempurna menciptakan segala ciptaannya dan menjadikan semua begitu berarti. Tapi masih juga banyak manusia yang tidak menyadarinya dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Fabiayyiala irabbikuma tukazziban…. Maka nikmat tuhan manakah yang akan engkau dustakan??? Ayat itu sudah sangat tegas dan jelas menggambarkan betapa Allah maka kaya atas ciptaannya. Hanya manusia yang mengerti dan mempunyai keimanan  saja  yang dapat memahami ayat ini.
Aku pun mengundang semuanya untuk ikut rapat, ada paman gempa, petir, kakak langit, angin, ombak,  .. kami pun mulai membahas rencana besar ini. walau kadang terjadi perselisihan namun akhirnya dapat disatukan lagi argumennya.
Pagi ini, Sesuai dengan hasil rapat yang dipimpin oleh kakak langit kemarin akhirnya Pagi ini, atas persetujuan dari Allah, aku dan semuanya bersatu untuk membantu kakak bumi memberi pelajaran kepada manusia yang angkuh dan sombong selama ini kepada Allah Dan selalu membuat kerusakan pada kakak bumi Untuk benar-benar menghargai bumi. kami telah bersiap-siap dengan rencana ini. Aku dan kakak langit sengaja membuat hari begitu cerah seakan-akan tak akan terjadi apa-apa dengan penghuni bumi.
Sedikit demi sedikit aku menaikkan suhu tubuhku sehingga mereka mengerang kepanasan. Tidak puas dengan itu aku kian menambah lagi suhunya. Setelah banyak korban yang tak berdaya lagi akhirnya aku meredupkan diri.
Bumi
Terkejut dengan kejadian aneh seperti ini. kemudian ia menanyakan kepadaku apa gerangan yang terjadi
Wahai adik matahari, gerangan apa yang menyebabkanmu tidak seperti biasanya berlaku? Apakah kamu tak melihat banyak manusia yang sudah tak berdaya karena ulahmu itu?
Aku
Wahai kakak bumi, biarkanlah mereka merasakan kesakitan. Sudah lama kita bersabar atas segala yang telah mereka perbuat untuk mu dn untuk kita semua. Sudah sepantasnya mereka mendapat ganjarannya.
Bumi
Bagaimana dengan mereka yang tak berdosa adik matahari?
Tampak kakak bumi begitu berang denganku. Dia begitu sedih memikirkan nasib manusia
Aku
Kakak ini bukanlah tindkan kami yang menentang peraturan Allah. Kami telah mendapatkan izin dari Allah untuk member pelajaran kepada mereka. Kalau kita tidak berbuat seperti ini kapan mereka akan menghargaimu kak??? Kapan mereka akan mensyukuri segala pemberian Allah? Dan kapan mereka akan bertaubat kakak?
Sudahlah kak tak perlu engkau risaukan mereka. Allah maha tau apa yang terbaik untuk hambanya itu.
Bumi
Tapi...
Suaranya terpotong karena angin, petir dan gempa telah memberikan reaksi balasan setelah aku.
Angin
Sestttttttttt.. . . . burrrrrhhhhhhhhh... . . .
Bak suara raksasa yang ingin menghabisi mangsanya. Brutal, nakal menerbangkan segala yang ada di bumi

Petir
Buarrrrtt...  druammm….. . .  .
Dentuman yang keras menggelegar membahana…
Tak kalah hebohnya, bak simfony yang memadukan nada  dengan angin menghasilkan kolaborasi yang spektakuler

Gempa
Menggoyangkan seluruh isi dunia yang beraturan menjadi tidak beraturan, yang diam menjadi bergerak. Tanah mulai retak-retak. Kekuatan yang melebihi sinyal speedy, yang melewati angka saat tsunami bahkan lebih mencapai 20 kali lipatnya.

Cuaca pada hari itu benar-benar diluar kendalai manusia, tak ada yang akan memprediksikan kejadian ini sebelumnya. Hanya isak tangis, jeritan mencekam yang menakutkan yang terdengar menggema.
Ombak
Ditambah Deru ombak pecah berderai menggulungkan ombak hingga merata ke seluruh sudut dunia. Suara yang tak pernah dikenali sebelumnya. Sungguh fenomena yang amazing sekali..
Sungguh ini merupakan nyanyian penghantar tidur yang begitu terkenang sepanjang masa.

Akhirnya bumi rata kembali seperti sedia saat ia diciptakan, tenang, damai, bersama orang –orang yang masih mau mengingat kebesaran Allah. Semua bertakbir mengesakan sang khalik... mereka menjadi saksi untuk generasi penerusnya.

Bumi
Terimakasih saudaraku, semoga mereka tetap menjagaku dan kita semua. Kita dicipta bukan untuk saling menzhalimi satu sama lain. Aku sudah tua, ingin hidup tenang selayaknya.

Aku
Dari balik tirai dunia ku tatap kakak bumi penuh khidmat bersenandungkan takbir kepada Allah... . . . .






Outline
Aku(matahari) : sedih melihat ulah manusia yang semena-mena dengan kakak bumi.
Cerita dengan kakak langit
Kakak langit : dia juga sangat geram.

Kami sedang membahas kakak bumi, tiba-tiba petir membuat ulah diluar garis perintah sehingga kakak langit sangat marah kepadanya
Petir : bermaksud baik untuk menghukum manusia
Angin dan ombak : marah juga ma petir
Aku : meleraikan. Dan akhirnya baikan.

Rapat
Kami membuat rencana untuk menghukum manusia atas izin Allah dengan menghadirkan bencana yang dahsyat sangat untuk menjadi ikhtibar bagi manusia.

Endingnya
Bumi kembali tenang dan manusia benar-benar sadar bahwa bumi sudah sangat tua. Dia berhak untuk tenang.



2 komentar:

mom Ali mengatakan...

bagus nih cerpennya :) izin copas boleh gak?

Husna Right mengatakan...

boleh. silhkan saja. tp ttp dcantumkan linknya ya.. terimakasih :)

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;