Senin, 20 Mei 2013

Menggosok alias nyetrika

Dalam Minggu ni Entah mengapa saya mendadak dangdut,, eh salah.. mendadak Ng-Gosok maksudnya.
Mungkin hal ini dipacu oleh semangat yang saya dapatkan saat sempat berlibur ke kota kelahiran (ntah dimana efeknya), atau karena saya ingin berangkat melewati kota kelahiran malam sabtu ini sehingga membuat saya antusias menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa.

hmmM.. :) bisa jadi Iya bisa jadi tidak. anggap saja itulah alasan saya.
namun, beberapa teman saya sempat komplain atas kerajinan saya yang seketika itu. aneh bin ajaib. setiap mereka sms atau telp dalih saya cuma dua, kalau tidak sedang mencuci, saya ingin menggosok jawabku.
"kak, pergi kemari yukkk" ajak seorang adik leting
namun "waduh, kakak lagi nyuci ni."

sesekali teman seperjuanganku juga bertanya "ngapain na?" tanyanya
"hhe mau gosok ni."jawab saya sambil nyengir
ada juga yang nimpali "yaudah sini, biar kami aja yang gosokin"
sebenarnya dalam hati bersorak riang.. wooow ada yang batuin.. segala macam niat jahil pun keluar, seperti ingin mengeluarkan kain-kain yang belum tersetrika yang bertumpuk-tumpuk selagi ada yang berniat baik. ya gak?

namun, karena saya lebih baik sedikit dari mereka, sehingga tidak mengiyakan tawaran mereka untuk membantu, sehingga saya tetap menyetrika secara mencicil.

"ya ampun na, ya ampun kak, sepertinya kerjaan kamu cuma nyuci dan gosok doank ya. kalau tau kamu bakalan gosok kan aku bisa sekalian nebeng."

 "hobi kamu bertambah sekarang ya, nyuci dan gosok"
itulah celetukan teman-teman saya yang sangatcare dengan saya.
namun disaat perjalan rajinnya saya menggosok, saya menemukan satu ikhtibar dibalik itu. ada pembelajaran yang Allah ajarkan secara tersirat. benar memang, ada ayat kauniyah (peristiwa yang ada di alam) dan ayat qauliyah (firman Allah berupa Al-qur'an). 

Nah, jadi pada saat menggosok, tiba-tiba hati saya berkecambuk terjadilah perdebatan antara batin dan pikiran. keduanya saling mengeluarkan asumsinya masing-masing. saya mencoba menjadi orang yang sangak termenung diantara dua argumen yang akhirnya mengerucut menjadi suatu titik terang.

saat kita menggosok alias menyetrika, ada sebuah proses yang menakjubkan. kain-kain (pakaian, rok, celana panjang, jilbab dsb) yang kusut merusut itu sebenarnya adalah kain yang saat kita beli di toko ia terpajang rapi dan tak ada cela sedikitpun karena ia dibungkus dengan plastik, atau digantung dihanger dengan penutup yang didesain sedemikian rupa. namun setelah kita kenakan, dan kita peras dengan sekuat tenaga lalu kita biarkan dia diterik matahari maka kain tersebut akan memiliki lipatan-lipatan yang membuatnya tak lagi rapi. sehingga kita pun enggan untuk langsung mengenakan sehingga ia harus kita rapikan dengan cara menyetrikanya.

pada saat menyetrika terjadilah proses sengatan panas yang luar biasa. itu untuk apa? itu supaya serat-serat kain itu mulai berpacu untuk melenturkan dirinya untuk berubah ke bentuk semula. bahkan karena merasa kurang rapi dan licin, kita pun menambah tegangan panas yang ekstra agar kain tersebut senakin licin.

nah, seperti itulah kita, ada saatnya Allah membiarkan kita hidup bahagia serba kekurangan tanpa cela dan kita pun tetap istiqamah dijalannya, tapi adakala kita itu harus diberi sengatan-sengatan ujian dari Allah. sengatan tersebut sebenarny adalah sengatan agar kita mulai lumas dan gesit untuk memperbaharui niat kita untuk kembali kepada fitrah kita yang lahir dalam keadaan suci. bahkan Allah menaikkan level sengatan cobaannya itu, agar kita semakin kuat, semakin dekat denganNya. Sengatan Panasnya itu, karena Allah yakin, kita mampu untuk kembali dan bertahan didalam jalan dakwah ini. sama seperti kita yakin saat menaikkan suhu setrikaan, pasti kain-kain tersebut akan menjadi licin.

Tetap semangat bagi siapapun yang membaca tulisan ini, Hidup kita hanya sekali. manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya dan se-bermanfaat mungkin. "andai waktu orang-orang yang tak tahu harus berbuat apa hari ini bisa saya beli, maka saya ingin sekali membelinya untuk menyelesaikan segepok pekerjaan yang kerap tertunda karena waktu yang seakan tak cukup. namun apalah daya, tidak ada istilah berandai-andai.

bagi yang telah mendapatkan hidyah, jangan pernah menyia-nyiakannya. jangan pernah berfikir, nanti hidayah akan kita gapai lagi saat usia kita sudah tua. sekarang ayoo kita berhura-hura. ohhh TIDAK. saya yang bisa menjamin usia kita akan sepanjang jalan, akan selama usia piramida, jangan-jangan setelah baca ini kita terkapar dan tak bangun lagi (siapa tau). jadi, kenapa kita mesti menunda untuk mempertahankan hidayah?

bagi yang belum, kejarlah hidayah, jangan menunggu halte pemberhentian hati yang sepi, berjalanlah kejarlah ke halte yang ramai diisi oleh hati-hati yang terpaut karenaNya, bertanyalah kepada mereka, menunggulah sembari engkau bercerita dengan mereka, jangan hanya menunggu namun kamu tidak tahu apa tujuanmu. (intinya hidayah itu dicari, dikejar, bukan dinanti, karena yang pasti untuk kita nanti dan tak bisa kita hindari adalah kematian)

"Tuhan tak mungkin membiarkanmu sendirian setelah ia membawamu jauh dari sisiNya. ia pasti akan selalu menjaga kita dan berharap kita akan tersadar dengan rahmatNya agar kita kembali kepelukannya."

*tulisan ini hanya penghibur bagi jiwa-jiwa yang kadang sering mengeluh tentang apa arti kehidupan, yang menganggap letihnya hidup, yang menginginkan kedamaian hati. jenuh itu akan ada kalau kita menutup semua indra kita akan jeritan orang lain yang sedang membutuhkan kita. karena kita telah disibukkan dengan hal-hal yang hanya mengtasnamakan diri sendiri..

_9mei13_  belajar itu pada siapa saja, dengan apa saja,  dalam keadaan yang bagaimana saja dan dimana saja.

2 komentar:

Azhar Penulis mengatakan...

belajar dari mana saja :-)

Husna Right mengatakan...

Ya. Belajar dari mana saja. :)

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;