Minggu, 21 September 2014 0 komentar

Mencintai Tak Mesti Memiliki

Ini cerita cintaku pada seorang kakak yang sangat menginspirasi. 'Mencintai Tak Mesti Memiliki'. Itu adalah mantra yang ku ucapkan selepas pertemuan pertama kali dengan kakak pemilik senyum yang indah. Mungkin alasan kenapa mantra itu ku sugestikan dalam diri adalah karena aku terlalu sering merasakan kehilangan orang yang ku cintai. Baik ia pergi untuk selamanya berjumpa dengan keempat jundinya yang telah menanti di sana. Atapun yang telah terlebih dahulu memiliki pasangan dan akhirnya aku segan untuk meminta hakku pada saudariku.

17/09/14 Perpisahan yang indah dengan Kak Okta
HmmM.. Entah kenapa, aku yang terkenal susah untuk percaya pada orang yang baru ketemui malah di saat itu cinta pun tak bisa ku elakkan. Yah, aku mencintainya. Mencintainya sebagai seorang kakak, teman dan juga guruku.

Teduhnya pesona beliau membuatku benar-benar terhipnotis ingin menjadi bagian orang-orang yang ada dekat beliau. Aku pun berbaur dengan ke empat jundinya yang sangat subhanallah sekali. Dari merekalah aku bisa mengenal sosok beliau. Fathi Syabab, Dialah yang paling pertama dekat denganku. Pemuda kecil nan  tampan, yang suka berpetualang dengan imajinasinya.  Rafa Shabrina, Dia sangat aktif dan sangat dekat dengan Fathi. /mungkin dikarenakan usianya yang hanya tertaut 1,5 tahun. Afya Haniya, Tak jauh berbeda dengan Fathi dan Rafa, sangat mudah untuk bersahabat dengannya. Khaira Sakhiya, Gadis kecil nan imut yang baru berusia 16 bulan ini, sangat susah untuk ditaklukkan hatinya. Dia sangat lengket dengan  umminya (mungkin ini faktor anak paling kecil, sama sepertiku)

Dari mereka, didikan kak Okta itu pun terasa. Senyum adalah senjata ampuhnya untuk meluluhkan anak-anaknya ketika mereka super aktif sambil bernegosiasi dengan bait-bait nasihat yang mudah difahami. Mereka juga dididik untuk saling mencintai dan menjaga satu sama lain.

Keunikan lainnya juga ku dapatkan dari beliau adalah. Cara beliau mengistimewakan buah hatinya. Sengaja beliau membesarkan mereka dengan tidak membeda-bedakannya. Agar tidak memicu kecemburuan dalam keluarga kecilnya. Contoh kecilnya adalah dengan memakaikan putra-putrinya baju yang sama.

Kakak yang juga mantan ketua osis dan aktif di kampus ini, membuatku nyaman untuk meminta nasihat darinya. Aku seakan mendapatkan kembali serpihan masa laluku. Allah seakan mengirimkan kembali seseorang yang mampu membuatku optimis kembali dalam hidup ini. Dan..Agar aku tidak salah menafsirkan rasa cinta dan bergantung pada manusia, maka Allah pun menskenariokan pertemuan kami yang singkat dan kembali memisahkan. Walaupun hanya sekejap, ku rasa cukup bagiku untuk tetap melafazkan syukur karena Allah pertemukan aku dengan kak Rina Suryani Oktari.

Itulah cinta, memang tak harus memiliki. Cukup menjadi bagian dari mozaik kisah hidup orang yang kita cintai adalah sebuah kenikmatan, tanpa harus mengurangi kadar cinta kita kepadanya.
Miss u Kakak.. Big hug and kiss for u sista
Minggu, 14 September 2014 0 komentar

Putusan Cinta

Memaafkan memang mudah, Tapi bagaimana cara tercepat menghilangkan masa lalu yang perih
Jika setiap pertemuan kembali terulang kesalahan yang sama hanya berbeda kondisi dengan tokoh yang tetap sama.
Salahkah, Bila ada hati yang mulai jengah?
Dan memilih untuk merubah haluan agar dapat menentramkan hati, walaupun sejatinya telah memaafkan.
Mungkin ini tak sama dengan yang dilakukan Rasulullah terhadap Wahsyi bin Harb yang membunuh paman terkasih nabi, Hamzah. Walaupun saat itu, ia belum Islam.
Ini memang tidak sama dengan kejadian tersebut
Namun ini terus berulang
Mungkin, Ini adalah ujian Tuhan
Yang aku rasa, aku belum lulus dan mampu memenangkan rasa ini.
Biarlah sejarah yang mengartikan semuanya
Jikalau pun sejarah tak memihak, Ku yakin roda terus berputar. Dan Allah lebih maha tahu segala sesuatu.
Dan, aku tak perlu kecewa, Walaupun aku telah memutuskan untuk menjalani hari-hari baru dengan lingkungan baru. Cinta itu masih ada, walau sedikit yang bisa kusisakan.
Sabtu, 13 September 2014 0 komentar

Usah Kecewa

Kecewa??? Apa yang membuat kita kecewa?
Kecewa??? Apa Orientasi kecewa?
Tidak dianggap?
Sebenarnya apa yang ingin kita cari?
Pengakuan atas legalitas diri?
Atau hanya ingin terus berbuat walau tak dianggap dan dilihat

Penilaian manusia memang sering salah
Jika kita terus-terusan mengharapkannya maka akan kecewa
So.. Tarik nafas, Rubah niat dan teruslah berbuat
Walau hanya menjadi yang terbuang sekalipun.

Karena yang terbuang bukanlah tak berguna
Hanya beda zona dan dimensi di mata manusia
Tapi, tetap mendapat posisi dan predikat yang sama dengan yang membuang
Bahkan lebih..
Jumat, 12 September 2014 2 komentar

Berbusana Tapi Telanjang



Rasullullah Saw bersabda, ”Antara penghuni-penghuni neraka ialah wanita yang memakai baju tetapi masih bertelanjang, menggodai dan digodai, mereka ini tidak akan masuk syurga malah bau syurga pun tidak akan sampai kepada mereka.”

Dunia fashion telah membanjir di era teknologi yag serba canggih seperti ini. Semua berlomba-lomba menciptakan trend-trend terbaru setiap tahunnya. Tak hanya model pakaian biasa, yang mini dan you can see alias kukater (Kurang kain semeter), sampai model baju muslimah.  

Memang produsen sengaja menjadikan wanita sebagai mangsa bisnis yang paling diutamakan. Dikarenakan sifat wanita yang selalu khilaf kalau sedang berada di pusat perbelanjaan dan juga sangat memperhatikan penampilan. Jadi tak salah kalau pakaian wanita beragam jenis dan modelnya ketimbang pakaian laki-laki.

Bagi seorang muslimah, tentunya ada syarat khusus dalam pakaian yang dikenakan. Bukan hanya sembarang ikut trend. Tapi kenyataannya, Walau berstatus sebagai Muslimah, pakaian yang dikenakan justru malah jauh dari aturan Islam, bahkan termakan dengan ajaran Islam. Kebanyakan berlindung dalam statement "Kami belum mendapatkan hidayah". Nah hal ini tidak hanya di kota-kota besar. Di desa yang terkenal dengan pendidikan Islam yang kental pun sudah mulai meninggalkan pakaian seorang muslimah. Sehingga, Jika ada wanita yang berbusana muslimah, menjadi bahan gunjingan berlabel "Sok alim lah", "Sekarang gak model lagi pakaian begini/begitu", "Bakalan gak dapat jodoh lho nanti" dan lain sebagainya.

Saya akui, sekarang sudah banyak pakaian-pakaian muslimah dengan desain yang trendi tanpa meninggalkan aturan-aturannya. Sehingga banyak yang mulai kembali menggenakan pakaian muslimah. walaupun digunakan pada acara-acara tertentu saja, misalanya ke pengajian, ke walimahan teman/saudara, ataupun ketika mata kuliah umum Agama.

Selain pakaian, jilbab pun tak kalah pentingnya. Jilbab juga termasuk dalam bagian pakain muslimah. Demi menjaga trend, padu-padan pakaian muslimah dan jilbab pun mulai beragam. Walaupun warna pakaian tidak senada dengan warna jilbab itu tidak mengapa, yang penting trendnya.

Muncullah, bergam tutorial jilbab dari yang ekstra ribet sampai yang ekstra super melilit, hingga yang mengikutinya mulai keblinnger.

Namun, sadarkah muslimah... Tahukah kalian syarat pakaian Muslimah itu apa?

1.Menutupi tubuh selain yang dikecualikan
Apa yang dikecualikan? Muka dan telapak tangan.. Itu artinya, Kaki juga termasuk aurat kan?

Rabu, 10 September 2014 0 komentar

4 Tahun Kepergiannya



Tulisan ini, ku tulis untuk mengingat Almarhumah Kak Rika Wahyuni. Murabbi pertama yang mengajarkanku banyak kisah dan membuatku keluar dari sifat manja dan cengengku yang kerap merengek.

8-9-10. Tanggal yang sangat cantik menurutku. Tanggal yang mudah diingat, walaupun tanggal itu adalah waktu yang sangat sedih karena kepergiannya untuk selamanya.

Aku mengenalnya sejak SMP kelas 1. Saat itu, aku didesak oleh kakak ke empatku untuk mengikuti Rohis setiap Jum'at. Padahal saat itu, karena keterbatasan kelas di Sekolah kami, menyebabkan kami yang kelas 1 harus masuk sekolah di jam siang. Itu artinya setiap hari jum'at aku harus pergi cepat melawan arus kepulangan siswa-siswi kelas 2 dan 3.


Beliau sempat beberapa kali mengisi kajian jum'atan di sekolah kami. Dan kedekatan kami pun semakin terjalin, karena beliau teman melingkarnya kakak pertamaku. Alhasil aku pun kenal betul dengan mereka. Pada saat kelas 2, aku pun di angkat menjadi ketua Rohis dan beliau menjadi salah seorang kakak pembina. Yah begitulah pertautan hati kami yang tak begitu spesial mulanya.

Tahun terakhir aku menjadi siswi di SMP tersebut, beliau pun resmi menjadi guru Bahasa Indonesia. Aku sangat bahagia, dan sangking senangnya, aku pun lupa kalau keseringan memanggil 'Kak' padahal di ruang guru banyak guru lain. Walaupun beliau tidak mengajar di kelas kami, tetap saja aku tidak diizinkan oleh beliau untuk memanggilnya dengan sebutan Kak, di sekolah.

Aku sempat kesal kala itu. "Ih... kakak sombong kali, mentang-mentang dah jadi guru" dumel ku kesal. Dan karena kejadian itu, aku pun terbiasa memanggilnya Bu Ika.

Almarhumah jilbab coklat. Sangat sederhana pembawaannya
Aku pun lulus dari Sekolah Menengah Pertama dan masuk ke jenjang seragam putih abu-abu. Dan hal itu, tidak memutuskan silaturahim kami. Kami masih bertatap muka di acara-acara eksternal sekolah seperti KAPMI (Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia), atau di RMR (Remaja Mesjid Rahmah), bahkan di rumah pun aku berjumpa dengan beliau saat sesekali beliau berkunjung menjumpai kakak dan keluargaku.

Karena keaktifanku mulai meradar kemana-mana. Ikut organisasi ini-itu, di awal-awal seragam putih abu-abu dan terkenal tomboy. Aku pun di tarik untuk menjadi bagian lingkaran halaqah. HmmM... Halaqah tak asing lagi di telingaku. Karena sewaktu SMP pun sebenarnya kami sudah ada kelompok halaqah, hanya saja waktu itu namanya kelompok belajar. Apalagi sudah terbiasa ikut Rohis, yach... beda-beda tipislah itu.

Selasa, 09 September 2014 0 komentar

Yang Terbuang

Siapa yang tidak pernah merasakan perasaan yang tak karuan gundahnya alias Galau. Yah, Aku pun pernah merasakan kegalauan.

Saat ini aku merasa seperti sesuatu yang tidak berharga. Aku belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan keluarga dengan predikat kelulusan yang mereka pinta. Benar, hidupku bagai parasit, menumpang hidup dari uang gaji pensiunan Abah yang tidak seberapa. Walaupun, aku juga mempunyai tabungan yang tak seberapa dari hasil kerja paruh waktu yang kadang tak menentu.

Nasib bukan belum bersahabat padaku, hanya saja kelalaianku yang membuatku mengacuhkan nasibku. Mungkin itulah tipeku.

Protes dari keluarga pun kerap ku terima. Aku pun hanya bisa menanggapinya dengan wajar dan sesungging senyum. Aku bukanlah tipe seseorang yang bisa meluapkan kemarahan dengan beradu argumen hingga tegang. Aku lebih memilih diam tanpa membantah. bagiku, membantah malah membuat masalah. Walaupun membantah itu demi mengutarakan kebenaran.

Fine.. Aku pun berada dalam keterpurukan. Pernah sempat terbesit dalam candaan dengan teman-teman untuk mengakhiri hidup dengan terjun dari jembatan lamnyong. Namun, hal itu urung ku lakukan. Aku masih tersadar, peran kita sebagai hamba yang harus mencerminkan kebaikan kepada yang lainnya.

Apa kata mereka, jika ada seorang aktivis dakwah yang nyaris bunuh diri. Jilbaber pula. Mempunyai kelompok binaan. Dan lahir dari keluarga yang paham agama. Itulah yang membuat niat yang hanya sebatas iseng-iseng ku urungkan. Bukan karena aku kasihan akan diriku, tapi aku takut mencemarkan nama yang membesarkanku.

Hanya dengan mengingat Allah, Hati akan jadi tenang. Ar-ra'du 28.

Yach.. Ayat itu sungguh sangat berkesan dalam diri saya. Ketika kegalauan kembali datang, Allahlah menjadi tempat sandaran. Dan setiap yang telah ku lalui adalah proses tarbiyah yang sangat bermakna dari Ilahi.

Dan itu Benar.. Saat saya galau dengan Tugas Akhir saya, dan saya merasa tidak berguna. Allah mengirimkan saya ke orang-orang yang bermasalah. Allah membuka rasa empati saya terhadap orang-orang di sekitar saya yang selama ini membutuhkan pertolongan.

Tapi, kenapa harus saya? Masih banyak orang shalih lainnya yang bisa membantu orang-orang tersebut. Sempat terbesit fikiran itu. Namun aku tak bisa menolak, walau aku harus kembali mengulang kebersamaan saya dengan Tugas Akhir saya dan kembali mengecewakan orang tua.

Demi Allah, Jika boleh memilih, aku ingin segera selesai dan membuat bibir orang tua tersungging manis kepadaku. Namun, Aku pun tak bisa menolak garis takdir Ilahi. Aku telah berjanji mewakafkan diriku di jalan Allah. Dan ternyata semua benar.Dan kini aku mengetahui rahasia yang Allah siapkan untukku. Hanya bisa menikmati indahnya keberkahan dan pertemuan-pertemuan baru dengan orang-orang yang sengaha Allah pertemukan.

Aku pun mulai berasa bermanfaat walau aku bukanlah orang hebat seperti yang lainnya yang tidak terbuang. Aku Yakin, curhatanku padamu, tak akan Kau acuhkan seperti kebanyakan orang yang ada di sekitarku.
Makasih Ya Rabb.. Hal yang terjadi pada mahasiswa FK itu tidak terjadi padaku. Terimakasih Engkau masih menjagaku dengan cara teristimewaMu.





Diambil dari postingan FB Aan setiawan
Kadangkala yang terbuang justru menjadi tempat menaung yang lainya. Jangan bersedih, seburuk apapun keadaanmu saat ini, bisa jadi kita menjadi tempat yang berguna bagi yang lainya. Menjadi tempat bernaung yang lainya | #motivation #life #animal #leaf


0 komentar

MendAdak HObi masaK (MAHOK)




Mahok yah aku mendadak Mahok. Bukan manusia Homo ya. Itu mah MAHO gak pake K. Ini Pake K.

Hobi ini mendadak aku dapatkan, saat aku bersilaturahim ke acara 40 hari meninggalnya sepupu. Aggghh... Bisa dibayangin kan, aku yang terkenal tomboy, malas dan cuek, bisa berkiprah di dapur? Pasti sesuatu yang amazing banget. Ya jelas donk, karena aku dulu memang gak suka berkecimpung di dunia yang sangat kewanitaan itu.

Biasa, sepulang sekolah aku langsung makan tanpa harus bersusah payah merajang cabe, bawang atau mengulek cabe dan sebagainya. Palingan aku sering disuruh buat beli garam atau hal remeh temeh di warung depan. Dan itu aku lakukan dengan ikhlas dan suka rela. Karena aku bisa keluyuran berjumpa teman-teman. Pernah sangking khilafnya bermain dengan teman-teman cowok, aku pun lupa membawa apa yang Mak suruh belikan. Kebayang donk, jadinya. Yah, repetan dan cubitan di perut itu pun aku rasakan.

Alasan lain kenapa aku malas masak, itu dikarenakan aku anak bungsu. Memiliki kakak yang banyak dan abang yang juga gak kalah dan malu-maluin masakannya, alias enak banget. Jadi, ngapain aku harus ikutan masak. Nanti mereka bakalan meledek dan membiarkan makanan yang ku masak tak tersentuh di piring nasi mereka. Hanya masak indomie yang bisa ku andalkan, karena menurut mereka buatanku luamayan enak. Hah, iya.. cuma lumayan. Itu pun karena mereka malas masak. Dan yang aku banggakan, Mak pun tak menuntutku untuk masak. Yes banget pokoknya.

Bertahun-tahun hidup di tanah rantau, alhasil aku pun mulai berdamai dengan egoku. Ceplok telur menjadi menu andalan, selain tumis-menumis. Biasa, anak kos. HmmmM kalau indomie, jangan ditanya lagi. Tapi, sejak sakit tahun lalu, aku pun sudah mengurangi makanan instan. Aku tak mau hidup yang berharga ini, dirampas oleh penyakit yang tak bertanggung jawab. Apalagi, aku gak melakukan perlawanan.

Nah, kembali lagi ke Mahok seminggu ini, itu karena saat silaturahim itu banyak sekali menu yang disajikan ala prancis. Selidik-selidik saat membantu keluarga mengontrol hidangan biar gak kosong saat tamu-tamu berdatangan, aku pun bertemu dengan biang kerok eh master dari ragam masakan yang disajikan. Ibu Catering. Sebelum bantu-bantu, aku telah mencicipi semua menunya. Mulai dari menu berat (Nasi dan beragam lauk-pauk), hingga menu ringan (Pudding yang beraneka rasa, Martabak mini, es buah dan beberapa lainnya)

Aku tak sungkan-sungkan menanyakan resep-resep dari si Ibu tersebut, sambil memuji enaknya masakan beliau. Bukan aku saja yang muji demi mendapatkan resep jitu beliau. Ini pujiannya bener-bener tulus. Tapi bapak-bapak di yang bantu-bantu dan para tamu pun ikut memuji.

Ternyata harga untuk satu porsi makan itu berkisar 35.000,00-40.000,00. Waw bayangin aja.. wajar-wajarlah menunya sesuatu banget. Kalau makan di warung yang ada di Banda Aceh, terutama warung padang, harga pake daging itu bisa sampai 15.000 sedang ini?

Terlepas dari harga yang membuat saya Mahok juga disebabkan karena sang ibu sangat kreatif mennyajikan olahan makanan ringannya. Sehingga saya merasa teracuni dengan keahlian memasak beliau. Ingin sekali rasanya berlutut sambil mengepalkan tangan dan berkata, "Ibu, Terimalah saya menjadi muridmu" dan gak bakalan berdiri sebelum mendengar jawaban "Iya, Kamu ibu terima, Husna"

Dan saya pun berhasil mengantongi handphone saya yang sudah berisikan no Hp si ibu itu. Sepulang dari rumah sepupu tersebut, aku pun mulai mencintai kompor, blender, dan alat-alat dapur yang ku punya. Dan minggu kemarin, aku pun mulai bereksperimen membuat Puding. Berkat tips dari sang ibu dan resep yang sudah ku googling malamnya. Tarrrraaaaa........ aku berhasil membuat Pudding Pepaya. (Fotonya ada di Hpnya teman, jadi aku comot aja ya ni yang ada di googling.. miriip kok.)



Dan senin kemarin, aku pun berhasil membuat Cake Pop.. Hanya saja, menu kedua ini di luar tanggung jawab saya, karena sangking semangat membuatnya dan saat itu saya sedang shaum sehingga tidak mencicipi terlebih dahulu, jadi deh agak blenyek alias terlalu lembek. Tapi, gak apa-apa namanya juga masih pemula dan akan terus berusaha untuk berdamai dengan dapur. (Gambar hasilnya ada di kamera kakak, kebetulan memori Hpku full dan malas untuk hapus. Jadi googling aja ya, cuma agak beda, dikit)
Bedanya, aku gak pake coklat dan gak bergagang


Oke, aku berjanji untuk gambar aslinya akan saya posting nanti, sekalian dengan resep dan nama dari hasil uji nyali ku.. Uji nyali mengenal bahan makanan yang sehat. Doakan terus supaya saya tetap MAHOK. Biar nanti, kalau berkeluarga aku bisa menyajikan makanan sehat selalu buat orang-orang terkasih. Seperti masakan Mak yang tiada duanya bagi setiap anaknya.




Senin, 08 September 2014 8 komentar

Az-Zukhruf (Perhiasan)



Ini curhatan saya tentang apa yang saya rasakan saat mendengar ulasan tafsiran surat Az-Zukhruf ayat 36-37 dari seorang ukhty yang kebetulan paling ahli tafsir di antara kami. Yang dalam waktu dekat ini akan menggenapkan setengah imannya dengan seorang lelaki yang berani menerobos maju ke depan untuk menjadikannya perhiasan dunia-akhirat. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. (Namanya kita hiddenkan saja. Biarlah Do'a yang terus menyatukan kita.. #eaaa)


Sumber: google
Kita tidak akan berbicara tentang Perhiasan seperti judul di atas. Bukan pula tentang malalnya harga perhiasan (Bagi yang sedang berusaha mengumpulkan mahar). Dan bukan tentang sebaik-baiknya perhiasan di dunia, adalah wanita Shalihah. Ini tentang Al-qur'an. (Kalau masih ragu-ragu, coba cek QS:43:36-37!!! Udah dapat? Masih Nyari? Atau gak ada Qur'an di rumah? Astaghfirullahal'adhzim...)
Rabu, 03 September 2014 0 komentar

Karena Benci, Aku pun Jatuh Cinta

Janganlah terlalu membenci dan mencinta, karena benci dan cinta ibarat dua sisi sebuah sedotan. Jika kau membutuhkan air, maka kau akan mencelupkan salah satu dari keduanya untuk menyatukannya.(Husna Linda Yani Ay)

Ini kisah tentang seseorang yang mempunyai jabatan, kekuasaan yang hidup di zaman Rasulullah. Sosok Raja yang diakui kepemimpinannya oleh masyarakat jahiliyah, Tsumamah bin Utsal Al Hanafi pemuka dari Bani Hanafiah. Yang segala perintahnya, tak pernah dilanggar sedikit pun oleh rakyatnya.

Ibn Utsal ini sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Sama dengan Raja-Raja kuffar lainnya. Bahkan dengan sesumbarnya ia berencana untuk membunuh Rasulullah, disebabkan karena ketidaksukaannya atas ajaran yang dibawa oleh oleh Insan bergelar Al-amin itu.

Peristiwa ini bermula, saat Baginda Rasulullah SAW berniat memperluas wilayah cakupan dakwah. Beliau pun menulis surat dan mengirimkannya ke delapan raja-raja Arab dan Ajam. Termasuklah Tsumamah bin Utsal al-hanafi.

Raja yang kerap menyiksa kaum muslim yang ada di wilayahnya itu pun menerima surat Nabi SAW, dengan sikap angkuh dan sombongnya ia pun melecehkan surat tersebut. Ia menutup rapat telinganya agar tak mendengar dakwah kebaikan yang bersumber dari Baginda. Dipicu dengan dosa yang yang telah menutup harga dirinya dan juga bisikan setan yang telah menguasai dirinya. Ia pun berencana membunuh Rasulullah dan mengubur dakwahnya.

Ibarat, jodoh. Dimana pun kalau sudah niat, pasti bertemu. Begitu pula dengan niatan Tsumamah. Ia pun mendapatkan peluang itu. Namun, ternyata Rencana Allah lebih indah. IA masih menyelamatkan kekasihNya dengan mendatangkan salah seorang paman Tsummah yang berhasil mengurungkan niat jahat ponakannya tersebut. Namun, rasa kecewanya yang telah membabi buta, ia pun makin sadis menyiksa bahkan membunuh siapa pun pengikut Rasulullah.

Setelah kejadian itu, Tsumamah berniat untuk menunaikan ibadah umrah (Ternyata Umrah sudah sejak lama dikenal, namun tata cara umrah orang kafir berbeda dengan cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW). Sang Raja pun berangkat meninggalkan bumi Yamamah menuju Mekah. Dia pun sudah mempersiapkan diri untuk thawaf dan menyembelih kurban untuk berhalanya nanti setiba di sana.

Namun, musibah pun menimpa dirinya di perjalanan. Ia tak pernah menyangka, bahwa pasukan Rasulullha yang sedang berpatroli di sekeliling Madinah untuk menjaga keamanan dari serangan musuh yang dadakan itu pun memergoki Tsumamah dan menangkapnya. Mereka yang tidak mengenali siapa Tsumamah lantas membawanya dan mengikatnya di salah satu tiang mesjid sambil menunggu Rasulullah yang akan memberikan keputusan atas tawanan tersebut.

Setibanya Nabi di mesjid melihat Tsumamah, Beliau bersabda, "Apakah kalian tahu siapa orang ini?". Yang ditanya pun menggeleng dan berkata tidak mengenalinya. "Ini Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, tawanlah dia dengan baik" perintah Rasulullah setelah memperkenalkan tawanannya.

Inilah dawai-dawai cinta yang tengah mengusik hati yang membenci.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah itu adalah sesuatu yang di luar kewajaran. Bahkan sebelumnnya, Beliau telah menghalalkan darah Tsumamah. Tapi, kini Beliau tidak memerintahkan para sahabat untuk membunuhnya. Malah memerintahkan untuk melayaninya dengan baik. Bahkan Beliau juga menemui istri-istrinya untuk mempersiapkan makanan terbaik untuk dihidangkan bagi tawanan tersebut. bahkan beliau pun tak lupa menyuruh seorang sahabat untuk memerah susu unta terbaik.

Semua itu dilakukan sebelum Rasulullah menjenguknya dan berbicara kepadanya.

Hal menarik yang penulis dapatkan di sini, yaitu :
1. Senantiasalah berlaku ahsan (baik) walaupun dengan orang yang hampir saja mencelakakanmu
2. Sebelum menyidik atau menyidang seseorang atas kesalahannya, maka jamulah ia terlebih dahulu dengan jamuan terbaik
3. Kita tidak tahu kehidupan seseorang ke depannya. Hidayah itu milik Allah

Lanjut lagi ke Tsumamah..

Nabi pun mulai menyerukan Islam kepada Tsumamah. "Apa yang kau miliki Tsumamah?" tanya Baginda
"Aku memiliki kebaikan wahai Muhammad, Jika kamu membunuhku, maka kamu membunuh pemilik darah, namun jika kamu memaafkanku, kamu memberi maaf kepada orang yang akan berterimakasih. Jika kamu inginkan harta, maka katakan saja, niscaya akan ku berikan sesuai keinginanmu"

Nabi hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa dan meninggalkannya dalam keadaan yang demikian selama dua hari. Nabi kembali menanyakan hal yang sama dan jawaban Tsumamah pun tetap sama. Keesokan harinya pun sama. Lalu rasulullah memerintahkan Para sahabat untuk melepaskan Tsumamah.

Dawai-dawai cinta telah membentuk simpulan yang kokoh yang terus bersemayam.
Sehingga hati sekeras apa yang tidak terusik dengan remukan cinta yang mulai membuntal?

Tsumamah pun meninggalkan mesjid. Sampai di sebuah kebun kurma yang berada di pinggir Madinah yang memiliki mata air, Tsumamah pun menghentikan perjalanannya dan dia pun menyucikan dirinya sebelum memutuskan diri untuk kembali ke Masjid.

Dengan lantangnya, ia mengucapkan dua kalimah syahadat. Dan dia pun menemui Nabi SAW seraya berkata.

"Wahai Muhammad, Demi Allah! Di Muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu. Namun, Sekarang wajah Mu lah yang menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak ada agama yang paling aku benci, melebihi agamamu. Namun, saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada negeri yang paling aku benci melebihi negerimu. Namun saat ini ia menjadi negeri yang paling ku cintai. Dulu aku pernah membunuh beberapa orang dari sahabat-sahabatmu, apa yang harus ku lakukan untuk menebusnya?"

Nabi menyambut gembira dan menjawab, "Tiada dosa atasmu wahai Tsumamah. Keislamanmu telah menghapuskan dosa-dosa di masa jahiliyyahmu"

"Demi Allah, aku akn melakukan terhadap orang-orang musyrikin sesuatu yang lebih berat dari apa yang ku lakukan sebelumnya terhadap sahabat-sahabatmu. Aku meletakkan jiwaku, dan orang-orangku demi membela agamamu. Ya Rasulullah, Pasukanmu menangkapku saat aku hendak umrah, menurutmu apa yang aku lakukan sekarang?"

"Teruskanlah umrahmu di atas Syariat Allah dan Rasulnya" ajwab Rasulullah sambil mengajarkan tata cara manasik umrah.

Dia pun melanjutkan perjalanannya untuk menunaikan niatnnya. Sesampai di Mekkah, rombongan Tsumamah melantunkan talbiah dengan gegap gempita dan semangatnya seperti yang diajarkan Rasulullah. Tsumamah merupakan orang pertama yang menggemakan talbiah di Mekkah.

Orang Quraisy pun bergegas mencari siapa yang telah membuat keributan. pedang-pedang pun sudah siap mereka tarik dari sarungnya. Beberapa anak quraisy sudah siap untuk melepaskan anak panahnya ke Tsumamah. Namun segera dihentikan oleh pemuka Quraisy saat mengetahui siapa pelantun tersebut. dan berkata, "celakalah kalian, kalau kalian mencelakainya niscaya kaumnya akan memutuskan pengiriman gandum kepada kita. akibatnya, kit akan mati kelaparan"

Mendengar peringatan tersebut, pemuka Quraisy mengahmpiri Tsumamah dan bertanya, "Apa yang terjadi denganmu Tsumamah? apakah engkau telah menjadi Shabi (Murtad) dari agama nenek moyangmu?"
"Tidak. aku tidak murtad. tapi aku telah mengikuti sebaik-baiknya agama yaitu agama Muhammad. Aku bersumpah demi Tuhannya ak'bah, setelah aku pulang ke Yamamah, tidak akan ada satu butit gandum yang sampai ke Mekkah sebelum kalian mengikuti ajaran Muhammad" Kata Tsumamah dengan tegas bukan gertakan semata.

Ancaman Tsumamah menimbulkan derita kepada kaum Quraysi di Mekkah. Bukan malah mengikuti ajakan Tsumamah, pemimpin Quraisy pun datang menemui Rasulullah di Madinah meminta agar beliau yang suka menyambung silaturahim dan menolong untuk membujuk Tsumamah agar menghentikan embargo makanannya ke Mekkah. Atas surat Nabi, Tsumamah pun mematuhi perintahnya. 

Ketika seorang Musailamah al Kadzdzab yang juga merupakan pembesar Bani Hanifah mendakwahkan dirinya sebagai nabi di yamamah, di saat nabi masih Hidup. Tsumamah menentangnya dengan keras. Musailamah menjadi pemimpin orang-orang yang murtad sekaligus nabinya. Bahkan Ketika Nabi SAW wafat, semakin banyak pengikutnya.

Tsumamah-pun berseru lantang kepada kaumnya, "Hai Bani Hanifah, ini adalah perbuatan orang-orang yang dzalim. Kecelakaan besar dari Allah bagi orang-orang yang mengikuti Musailamah, dan ujian bagi orang yang tidak mengikutinya. Hai Bani Hanifah, tidak akan ada dua nabi dalam masa yang sama, dan tidak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW."



 
;