Minggu, 17 November 2013

ABDULAH dkk Solusi Air di Mesjid

Air Hujan Untuk Simpanan

Air hujan merupakan rahmat yang tak tergantikan oleh apapun. Walaupun di zaman ini, dengan penemuan dan teknologi yang terus maju apapun bisa kita ciptakan, seperti menciptakan sumber air buatan yang dapat mengalirkan air kesegala lini dengan bantuan energi listrik. Tapi apabila kucuran air hujan tak singgah lagi ke bumi maka kita akan kehilangan kehilangan sumber penghidupan.

Dalam pemahaman setiap agama pun air itu punya peranan tersendiri yang sangat primer. contohnya didalam Agama Islam. Thaharah merupakan ciri terpenting dalam Islam. Apalagi jika kaitkan dengan Rukun Islam yang kedua yaitu, Shalat. jelas tidak dapat dipisahkan lagi. kenapa? itu telah kita temukan penjelasannya saat kita belajar Agama Islam.

Nah yang menjadi persoalan selama ini adalah saat kita Shalat di Mesjid ataupun di Mushalla. Pernahkah pembaca mengalami hal serupa dengan yang saya alami? Saat berwudhu, tiba-tiba air di keran tak menetes lagi? saat kita melepas hajatan di kamar mandi air yang ada hanya di alas bak? atau sedang asyik wudhu tiba-tiba air tak mengguyur lagi?. Fenomena ini terjadi kenapa? karena cadangan sumber air dari tangki habis dikarenakan pemompa air tidak bekerja semestinya karena listrik sedang padam atau karena cadangan air hujan yang ditampung telah habis.

Untuk itu perlu adanya sebuah solusi untuk pengolahan air hujan sebagai simpanan dalam deposit yang besar untuk mengalirkan air disetiap kamar mandi mesjid yang tak terputuskan. Agar terpenuhi kenyamanan para jamaah ataupun pengunjung ke mesjid.

Menurut artikel yang bersumber dari BalitbangPU, Penggunaan sumber air hujan dengan memakai teknologi pemanenan air hujan (rain water harvesting technique) untuk penyediaan air wudu di tempat peribadatan sangat cocok diterapkan di daerah yang mengalami  kekurangan air secara berulang pada setiap musim kemarau di Indonesia dan di daerah yang mengalami kesulitan penyediaan air baku oleh berbagai sebab,  baik dari sumber air permukaan maupun dari sumber air tanah yang ada.


Mengenal ABDULLAH dkk

Penggunaan sumber air hujan dengan memakai teknologi permanenan air hujan ini akan berhasil dengan membuat bangunan lain yang tetap berada di pekarangan mesjid atau mushalla dengan ukuran panjang 4m atau lebih dengan lebar sekurang-kurangnya 4m dan kedalaman 2m secara tipikal. 

Berdasarkan Spesifikasi Teknik pembuatan bangunan ABDULLAH (Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan), bangunan ABADU (Akuifer Buatan Air Daur Ulang) dan ABDULAHAT (Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan dan Air Tumpahan),  Antar bak berturutan diberi panel berlubang-lubang (rooster) dan ijuk untuk penghantaran aliran air.

Bangunan ini tidak boleh bocor jika terisi air dan harus dalam keadaan tertutup rapat, kecuali di bagian tertentu yang bisa dibuka sewaktu-waktu untuk pemeriksaan. Letaknya hampir secara proporsional, berada sebagian di atas dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah (semi underground structures).

Material bangunan beton bertulang untuk dasar dan dinding-dinding luarnya, sedangkan dinding dalam dan sekat dalam sebaiknya dari konstruksi batu bata saja. Pemilihan konstruksi beton bertulang lebih bisa menjamin kekedapan terhadap air dibandingkan dengan yang lainnya.  

Untuk membuat beda antara bangunan ABDULLAH dkk dengan tangki penampungan yang biasa yang menggunakan energi listrik untuk memompa kerja air dalam mendistribusikan air ke keran-keran adalah dengan pemasangan pompa tangan biasa di atas bak pemanfaatan air yaitu pada bagian sumur. Jadi, tak ada lagi istilah "Gak Ada Air - Mati Listrik". 

DESAIN
 



Bangunan ABDULAH dan bangunan ABADU sangat cocok sebagai sarana penyediaan air wudhu yang sangat mampu untuk menghemat pemakaian air dan merupakan bangunan konservasi yang berwawasan lingkungan. Perbedaan antara kedua bangunan ini hanyalah pada asal sumber air, yang pertama memakai air hujan dan yang kedua menggunakan air isian dari sumber air lain, yakni dengan memakai truk tangki air yang diambilkan dari air instalasi PDAM, mata air atau sumber air bersih lainnya. Pengembangan lebih lanjut telah menghasilkan bangunan ABDULAHAT (Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan dan Air Tumpahan), di mana air lebihan yang tumpah dalam musim hujan bisa dipakai lebih lanjut sebagai air baku air perikanan darat yang hemat air (lele. belut, nila dan lain sebagainya).

Dengan merujuk pada hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum bahwa air suci ulang  dari ketiga bangunan ini tidak boleh digunakan untuk kegiatan mencuci dengan memakai sabun, dan tidak juga sebagai pembilas air toilet atau keperluan pembersihan kegiatan buang air kecil di tempat yang sama. Oleh karena itu disarankan untuk membuatnya di tempat terbuka secara terpisah dan tidak berada di dalam bangunan mesjid, dengan diberi atap peneduh secukupnya agar pengunjung tidak kehujanan. Perlu diberikan kalimat peringatan untuk tidak melakukan kegiatan buang air kecil atau membuang air kencing dan kotoran pada lokasi bangunan ini. 

Jadi intinya adalah setiap Solusi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. untuk menghasilkan kenyaman yang ideal bagi pengguana Mesjid atau Mushalla adalah dengan mengcombine dengan Talang air biasa yang menggunakan pompa listrik. Dengan demikian, hal yang menjadi permasalah nantinya adalah besarnya biaya yang dikeluarkan. Namun sepertinya tidak mengapa jika di Mesjid-Mesjid besar untuk menggunakan alternatif ini. karena harus ada debit air lebih untuk mengantisipasi air saat pengguna berwudhu.

Wallahua'lambissawwab.
Banda Aceh, 17 November 2013
Diikutsertakan dalam rangka sayembara "IPTEK, Jalan Keluar Permasalahan Bidang Pekerjaan Umum"
 

 

2 komentar:

Azhar Penulis mengatakan...

Menarik sekali, dilengkapi juga dengan gambarnya. Idenya bagus nih, barangkali bisa diusulkan buat pembangunan Mushalla dekat rumah kami yang lagi dalam masa rekonstruksi menjadi Masjid .... :)

Ngomong-ngomong, Ini gambar desainnya semua made by Husna, ya?

Husna Right mengatakan...

wah bagus tuh, di usulin aja.. Semoga bermanfaat
itu bukan desain husna, itu diambil dari link BalitbangPU.. gak dibuat keterangan gambar lagi, karena sudah terhubung dengan link BalitbangPU.. :)

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;