Selasa, 01 April 2014

Mengartikan Makna Pemimpin Versi Semut



Adakah yang tidak tahu semut? makhluk kecil nan imut yang mempunyai sengatan yang sangat maut, yang membuat korbannya kalang-kabut mencari obat penawanya? Atau, adakah yang tak pernah mendengar ungkapan 'ada gula ada semut'?. Baiklah, kalau belum silahkan coba menaburi diri anda dengan gula agar semut pun datang mendekati anda. (Intermezo)

Semut, merupakan salah satu hewan yang namanya termaktub dalam Al-qur'an. Hewan kecil yang Allah ciptakan untuk menjadi pendidik bagi kita manusia yang suka mentadabburi ayat-ayat qauliyyah maupun qauniyyah.

Kita pernah mendengar bagaimana kisah Nabi Sulaiman yang memiliki kerajaan yang begitu luas dan lebar. serta Allah memberikan kelebihan untuk mengomandoi Jin, Angin, dan binatang-binatang. bahkan beliau dapat menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan berkomunikasi secara langsung.

Suatu hari, dalm rombongan kafilah besar yang terdiri atas manusia, jin, dan binatang -binatang menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan, Nabi Sulaiman dan rombongan tersebut melewati lembah semut. Di sana beliau mendengar seekor semut, berkata kepada warga semut lainnya : "Hai, semut-semut, masuklah ke sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedang mereka tidak menyadari". Qs. An-Naml, 27 : 18.

Mendengar itu, Nabi Sulaiman tersenyum. Beliau pun memberitahukan perihal tersebut kepada pengikutnya seraya bersyukur. Alangkah takjubnya Nabi Sulaiman kala itu, bahwa binatang kecil seperti semut itu pun mengerti bahwa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk baik dengan sengaja maupun tak sengaja.

Apakah hikmah yang dapat kita petik dari kisah Semut tersebut? serta isi Qs. An-Naml, 27 :18?


Terkait tentang kepemimpinan, ada 3 hikmah yang coba saya paparkan.
1. Jama'ah yang Solid
Dimanakah letak kesolidan semut dalam berjama'ah?
Apa definisi Jama'ah yang solid?
Jama'ah yang solid adalah jama'ah yang didukung oleh anggota yang taat kepada pemimpin.
Didalam Qs. An-Naml tersebut  terdapat seruan dari pemimpin untuk segera masuk ke dalam sarang. "Hai, semut-semut, masuklah ke sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya. Dan apa? mereka semua patuh dan segera masuk kedalam sarangnya sehingga membuat nabi Sulaiman berdecak kagum dan takjub setelah mendengar perintah si pemimpin semut itu. tidak ada yang membangkang atau pun berdebat terlebih dahulu.

Di sini juga dapat kita lihat, bahwa sosok pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan bersama (dengan anggotanya) ketimbang memikirkan diri sendiri. Bisa saja, pemimpin tadi langsung menenggelamkan diri dan keluarganya ke dalam sarang saja agar tak terlindas tanpa harus memberitahukan kepada anggotanya? Tapi apa? (Cobalah anda renungkan)

Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan sabda Nabi SAW, Mendengar dan taat adalah kewajiban setiap muslim, baik hal yang disukai maupun yang dibenci, selama perintahnya bukan kepada kemaksiatan. Apabila ia diperintah melakukan maksiat, tiada sikap mendengar dan tiada ketaatan. (HR. Al-Bukhari )

2. Pemimpin yang baik, tidak mendahulukan buruk sangka kepada orang laindan tidak memprovokasi anggotanya untuk membenci orang yang belum tentu bersalah. Ini bisa kita lihat dalam lanjutan surat An-Naml :18, "sedang mereka tidak menyadari (tidak sengaja)".

Zaman sekarang, lain ceritanya. bila pemimpin telah tidak suka dengan kelompok lain, maka pemimpin tersebut akan mengintruksikan apa saja dan mensugestikan kebencian warisan kepada anggotanya agar turut membenci dan tidak suka kepada kelompok yang tidak di sukai oleh pimpinan tersebut. Akhirnya apa? Perang antar kelompok pun tak terelakkan hingga menelan korban.

3. Berjama'ah itu penting
Bayangkan saja, jika semut-semut itu tidak berjam'ah, maka akan banyak mayat-mayat semut hasil lindasan rombongan kafilah besar tersebut. karena tidak ada yang bertanggung jawab atas keselamatan mereka. dan mereka akan lari kocar-kacir tanpa instruksi jelas.


Tiga point itu seharusnya menjadi cerminan bagi kita manusia yang sangat luar biasa mempunyai segala kelebihan daripada binatang. Semut saja bisa berjama'ah dan selalau beramal jama'i, kenapa kita tidak?
Dan Momentum pemilu, 9 April seharusnya menjadi momentum untuk kita umat islam bersatu untuk kemajuan Islam di Indonesia. Umat lain saja bersatu memperebutkan kekuasaan demi kepentingan agamanya, sedangkan kita hanya sibuk mencela satu sama lain? padahal pemimpin-pemimpin Islam, sudah melakukan syuro sebelum mengambil keputusan untuk kebaikan kita semua. Tapi, kita masih tetap 'terbengong-bengong' dan ragu serta membantah sehingga masih menetapkan pendirian untuk Golput (Tidak memilih).

Cobalah Renungkan tantangan dari mereka :
Foto: Nih tantangan orang Kristen...kobarkan semangat
Tingkatan Lurah saja berani mereka mencalonkan diri, walaupun tidak di gaji. Demi apa? Demi melancarkan misi mereka membangun Gereja di daerah-daerah. Logikanya, Camat akan menyetujui permohonan mereka, bila lurah telah setuju dengan permintaan tersebut. lantas jika semua tingkatan mereka kuasai apa yang akan kita lakukan lagi?

Ayoo budayakan memilih, bukan Golput!!!

2 komentar:

ikbaldelima mengatakan...

iya,, tapi sayangnya ada harakah yang mati2an nganjurin golput... hadeeuuuh

Husna Right mengatakan...

itulah.. kita do'akan saja semoga Allah membukakan hati mereka, agar melihat lebih jelas lagi kemudharatan klo golput..

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;