Selasa, 09 September 2014

Yang Terbuang

Siapa yang tidak pernah merasakan perasaan yang tak karuan gundahnya alias Galau. Yah, Aku pun pernah merasakan kegalauan.

Saat ini aku merasa seperti sesuatu yang tidak berharga. Aku belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan keluarga dengan predikat kelulusan yang mereka pinta. Benar, hidupku bagai parasit, menumpang hidup dari uang gaji pensiunan Abah yang tidak seberapa. Walaupun, aku juga mempunyai tabungan yang tak seberapa dari hasil kerja paruh waktu yang kadang tak menentu.

Nasib bukan belum bersahabat padaku, hanya saja kelalaianku yang membuatku mengacuhkan nasibku. Mungkin itulah tipeku.

Protes dari keluarga pun kerap ku terima. Aku pun hanya bisa menanggapinya dengan wajar dan sesungging senyum. Aku bukanlah tipe seseorang yang bisa meluapkan kemarahan dengan beradu argumen hingga tegang. Aku lebih memilih diam tanpa membantah. bagiku, membantah malah membuat masalah. Walaupun membantah itu demi mengutarakan kebenaran.

Fine.. Aku pun berada dalam keterpurukan. Pernah sempat terbesit dalam candaan dengan teman-teman untuk mengakhiri hidup dengan terjun dari jembatan lamnyong. Namun, hal itu urung ku lakukan. Aku masih tersadar, peran kita sebagai hamba yang harus mencerminkan kebaikan kepada yang lainnya.

Apa kata mereka, jika ada seorang aktivis dakwah yang nyaris bunuh diri. Jilbaber pula. Mempunyai kelompok binaan. Dan lahir dari keluarga yang paham agama. Itulah yang membuat niat yang hanya sebatas iseng-iseng ku urungkan. Bukan karena aku kasihan akan diriku, tapi aku takut mencemarkan nama yang membesarkanku.

Hanya dengan mengingat Allah, Hati akan jadi tenang. Ar-ra'du 28.

Yach.. Ayat itu sungguh sangat berkesan dalam diri saya. Ketika kegalauan kembali datang, Allahlah menjadi tempat sandaran. Dan setiap yang telah ku lalui adalah proses tarbiyah yang sangat bermakna dari Ilahi.

Dan itu Benar.. Saat saya galau dengan Tugas Akhir saya, dan saya merasa tidak berguna. Allah mengirimkan saya ke orang-orang yang bermasalah. Allah membuka rasa empati saya terhadap orang-orang di sekitar saya yang selama ini membutuhkan pertolongan.

Tapi, kenapa harus saya? Masih banyak orang shalih lainnya yang bisa membantu orang-orang tersebut. Sempat terbesit fikiran itu. Namun aku tak bisa menolak, walau aku harus kembali mengulang kebersamaan saya dengan Tugas Akhir saya dan kembali mengecewakan orang tua.

Demi Allah, Jika boleh memilih, aku ingin segera selesai dan membuat bibir orang tua tersungging manis kepadaku. Namun, Aku pun tak bisa menolak garis takdir Ilahi. Aku telah berjanji mewakafkan diriku di jalan Allah. Dan ternyata semua benar.Dan kini aku mengetahui rahasia yang Allah siapkan untukku. Hanya bisa menikmati indahnya keberkahan dan pertemuan-pertemuan baru dengan orang-orang yang sengaha Allah pertemukan.

Aku pun mulai berasa bermanfaat walau aku bukanlah orang hebat seperti yang lainnya yang tidak terbuang. Aku Yakin, curhatanku padamu, tak akan Kau acuhkan seperti kebanyakan orang yang ada di sekitarku.
Makasih Ya Rabb.. Hal yang terjadi pada mahasiswa FK itu tidak terjadi padaku. Terimakasih Engkau masih menjagaku dengan cara teristimewaMu.





Diambil dari postingan FB Aan setiawan
Kadangkala yang terbuang justru menjadi tempat menaung yang lainya. Jangan bersedih, seburuk apapun keadaanmu saat ini, bisa jadi kita menjadi tempat yang berguna bagi yang lainya. Menjadi tempat bernaung yang lainya | #motivation #life #animal #leaf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;