Minggu, 21 September 2014

Mencintai Tak Mesti Memiliki

Ini cerita cintaku pada seorang kakak yang sangat menginspirasi. 'Mencintai Tak Mesti Memiliki'. Itu adalah mantra yang ku ucapkan selepas pertemuan pertama kali dengan kakak pemilik senyum yang indah. Mungkin alasan kenapa mantra itu ku sugestikan dalam diri adalah karena aku terlalu sering merasakan kehilangan orang yang ku cintai. Baik ia pergi untuk selamanya berjumpa dengan keempat jundinya yang telah menanti di sana. Atapun yang telah terlebih dahulu memiliki pasangan dan akhirnya aku segan untuk meminta hakku pada saudariku.

17/09/14 Perpisahan yang indah dengan Kak Okta
HmmM.. Entah kenapa, aku yang terkenal susah untuk percaya pada orang yang baru ketemui malah di saat itu cinta pun tak bisa ku elakkan. Yah, aku mencintainya. Mencintainya sebagai seorang kakak, teman dan juga guruku.

Teduhnya pesona beliau membuatku benar-benar terhipnotis ingin menjadi bagian orang-orang yang ada dekat beliau. Aku pun berbaur dengan ke empat jundinya yang sangat subhanallah sekali. Dari merekalah aku bisa mengenal sosok beliau. Fathi Syabab, Dialah yang paling pertama dekat denganku. Pemuda kecil nan  tampan, yang suka berpetualang dengan imajinasinya.  Rafa Shabrina, Dia sangat aktif dan sangat dekat dengan Fathi. /mungkin dikarenakan usianya yang hanya tertaut 1,5 tahun. Afya Haniya, Tak jauh berbeda dengan Fathi dan Rafa, sangat mudah untuk bersahabat dengannya. Khaira Sakhiya, Gadis kecil nan imut yang baru berusia 16 bulan ini, sangat susah untuk ditaklukkan hatinya. Dia sangat lengket dengan  umminya (mungkin ini faktor anak paling kecil, sama sepertiku)

Dari mereka, didikan kak Okta itu pun terasa. Senyum adalah senjata ampuhnya untuk meluluhkan anak-anaknya ketika mereka super aktif sambil bernegosiasi dengan bait-bait nasihat yang mudah difahami. Mereka juga dididik untuk saling mencintai dan menjaga satu sama lain.

Keunikan lainnya juga ku dapatkan dari beliau adalah. Cara beliau mengistimewakan buah hatinya. Sengaja beliau membesarkan mereka dengan tidak membeda-bedakannya. Agar tidak memicu kecemburuan dalam keluarga kecilnya. Contoh kecilnya adalah dengan memakaikan putra-putrinya baju yang sama.

Kakak yang juga mantan ketua osis dan aktif di kampus ini, membuatku nyaman untuk meminta nasihat darinya. Aku seakan mendapatkan kembali serpihan masa laluku. Allah seakan mengirimkan kembali seseorang yang mampu membuatku optimis kembali dalam hidup ini. Dan..Agar aku tidak salah menafsirkan rasa cinta dan bergantung pada manusia, maka Allah pun menskenariokan pertemuan kami yang singkat dan kembali memisahkan. Walaupun hanya sekejap, ku rasa cukup bagiku untuk tetap melafazkan syukur karena Allah pertemukan aku dengan kak Rina Suryani Oktari.

Itulah cinta, memang tak harus memiliki. Cukup menjadi bagian dari mozaik kisah hidup orang yang kita cintai adalah sebuah kenikmatan, tanpa harus mengurangi kadar cinta kita kepadanya.
Miss u Kakak.. Big hug and kiss for u sista

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;