Kamis, 15 Mei 2014

Pacarku Menjerumuskanku



“Arrggggghhh... Aku tak mau ia mampir di tubuhku.. Sial” Ucapku, saat mencuri dengar pembicaraan dokter dengan ibuku. Aku pun menendang pot bunga yang ada di koridor rumah sakit hingga terguling dan pecah.

“Ahh.. sakit.. Uhuk…ukhuk..uhuk” keluhku setelah menendang pot bunga disusul batuk yang mengganggu pernafasanku.

“Brengsek” aku pun tak berhenti menggerutu. Seketika aku pun seakan melihat jelas sosok lelaki itu. Yah, dialah lelaki yang membuatku begini. Dialah yang selalu mennyuguhkan barang penyebab penyakitku ini. “Sial…” Jeritku memecah kesunyian rumah sakit

Namanya Rudi, dia adalah pacar kesekianku dan yang paling lama bertahan hingga tingga tahun. Aku ingat malam perkenalanku dengan dia. Saat itu, aku ditemani oleh tiara sepupuku, pulang dari rumah teman. Di jalan, mobilku pun mogok dan kebetulan dia lewat di jalan yang kami lalui. Dia pun memberikan bantuan untuk memperbaiki mobil kami. Tak ada yang istimewa dari dia, hanya tampak seperti pemuda alim biasanya.

Tak lama setelah itu, aku pun jadian dengan Rudi. Awalnya pacaran kami standar pacaran ala anak muda yang baik-baik. Cuma keluar jalan-jalan, makan dan lain sebagainya. Sama seperti pacar-pacarku yang dulu. Tapi, pada suatu hari aku diajak oleh Rudi berkumpul dengan teman-teman lamanya.

Saat sampai di sana, ku lihat ada wanita dan laki-laki sedang menikmati malamnya di tempat yang remang-remang. Bukan diskotik, maupun bar atau apalah namanya. Ini adalah taman di belakang rumah yang sengaja didesain dengan tampilan ala diskotik. Aku mengedarkan pandangan. Merasa tak nyaman melihat wanita bergemul dengan asap yang keluar dari mulut penuh lipstick merah merekah. Alkohol pun tak jauh dari hadapannya.

“Kita pulang sajalah. Aku tidak nyaman” pintaku padanya

“Ahh.. malam ini saja. Tak enak dengan Boby, aku sudah lama tak bertemu dengannya. Ayolah.. kita sudah sampai. Nah itu Boby melambaikan tangan ke arah kita”

Mau tidak mau aku pun mengikuti Rudi dari belakang. Aku pun kini telah berkumpul dengan teman-temannya yang pacandu rokok dan minuman haram.

“Terimakasih, tapi aku tidak terbiasa dengan ini” tolakku saat mereka menawariku batangan rokok dan segelas minuman alkohol.

Rudi, bukannya malah membelaku. Malam itu, dia justru memaksaku di hadapan teman-temannya untuk menghisap slinder dari kertas itu. Aku pun terbatuk batuk. “Ayolah, kamu akan terlihat sexy jika kamu bisa seeprti mereka, sayang” ucapnya yang saat itu membuatku melayang-layang.

Setelah kejadian malam itu, aku pun sering sekali dibawa oleh Rudi berkumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tak lagi sama seperti saat aku mengenalnya, kini ia lebih sering berkumpul dengan teman-teman malamnya. Dan aku pun terjerumus dalam jerat cinta yang membawa kematian.

“Arggghhh… Brengsek kamu ,Rud” Semakin mengingat kejadian bersama Rudi, semakin aku takut untuk mati.

Untungnya, belum sempat aku tenggelam dalam lumuran kehidupan yang kelam. Allah mencoba menyadarkan aku, saat malam itu Rudi hampir saja kalap menghilangkan keperawananku. Aku pun takut tak ketulungan. Pacarku itu berubah menjadi srigala yang menyeramkan. Untunglah adikku, Fraz pulang lebih awal ke rumah. Malam itu, hanya ada aku dan Rudi di rumah, sedangkan ibu dan Ayah sudah beberapa hari keluar kota. Dan Fraz pun jarang sekali di rumah.

Aku pun depresi berat. Mengunci diri rapat-rapat di kamar. Hanya ditemani rokok yang ku simpan dalam tas. Jika telah habis, maka aku menyuruh bik tinah untuk membelikan berbungkus-bungkus rokok untukku. Ayah dan ibu berulang kali memarahiku dan melaranngku. Namun, tak sedikitpun aku menggubris nasihat mereka.

Kecanduanku makin lama makin menjadi-jadi. Sehari aku mampu menghabiskan tiga bungkus rokok. Hingga aku pun harus terkapar. Dan kini, vonis kanker paru-paru stadium empat pun menghampiri hidupku. “Aku tidak mau mati.. aku sangat takut. Aku ingin hidupppppppppppp” aku tak memperdulikan orang-orang di sekitar sedang memperhatikan aku. Ibu pun segera memelukku.

“Ibu.. Aku tak ingin mati, bu” aku merengek bak anak kecil yang takut kehilangan ibunya. “Kini hidupku seperti zombi, bu”

2 komentar:

sizaraleupung.blogspot.com mengatakan...

Bagus sekali desain blog nya kak una :) dan belum smpat baca semuanya,, ttpi akan dibaca pada lain kesempatan.. isi blognya pun bagus2. kreatif desain blogger nya.

Husna Right mengatakan...

Makasih Zahra. Wah, zahra punya blog juga. ayoo diisi terus dek blognya..

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;