Senin, 28 Mei 2012

SEBENARNYA SUMPAH ATAU SAMPAH PEMUDA SICH???


SEBENARNYA SUMPAH ATAU SAMPAH PEMUDA SICH???
oleh: husna linda yani
Tema Tulisan "Transformasi Peran Pemuda Aceh dalam Kebangkitan Bangsa
Pada tanggal 28 oktober 2010 ini, Indonesia kembali memperingati sumpah pemuda yang awal terjadi pada tahun 1928.  Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi Indonesia. Masihkah kita mengingat kembali butir-butir  penting dari sumpah pemuda itu?
Berikut akan saya paparkan kembali butir-butir tersebut:
pertama.
Kami putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kedua.
Kami putra-putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga
Kami putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Memang sangat sepele isi dari butir sumpah pemuda ini. Walaupun demikian hal ini telah terjadi sejak 82 tahun yang lalu, tetapi kita tidak boleh melupakan apa yang menjadi semangat para pemuda pada masa itu. Yang akhirnya, karena sumpah pemuda inilah yang menjadi batu loncatan sehingga membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya.
Sesuai namanya, sumpah pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersama.
Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri. Inilah yang seharusnya diterapkan oleh pemuda saat ini.
Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”. Namun, Bagaimana pula kenyataan pemuda pada masa kini terutama di Aceh? Apakah semangat pemuda sama seperti dulu ataukah sebaliknya??.
Sesuai dengan perkembangan global yang semakin merambah hingga ke Aceh, rekonstruksi peran pemuda menjadi tolak ukur semangat masyarakat umum, karena usianya yang paling dinamis diantara kelompok usia anak-anak dan kelompok usia tua. Menurut budayawan taufik Abdullah, pemuda bukan cuma fenomena demografis,akan tetapi juga sebuah gejala historis, ideologis, dan juga kultural. (pemuda dan perubahan social, LP3ES,1987).
Dalam setiap episode transisi politik, peran pemuda terutama para pemuda “elite” selalu terlibat didalamnya. Mereka merupakan generasi terpelajar, mahasiswa, professional, akademisi dan para aktivis pada umumnya yang berasal dari kalangan menengah, yang berdomisili di kota besar, memiliki kepekaan sosial dan empati politik yang tinggi.
Sejak zamannya sultan iskandar muda, perjuangan pemuda aceh mulai merambah keseluruh aspek sosial guna untuk memperahakan bangsa yang dicintai untuk terus Berjaya. Banyak para pemuda aceh yang rela berkorban demi mempertahankan kalimat “Aceh Berjaya”. Sungguh luar biasa semangat pemuda yang kian membuncah, mengalir bersama uluran persaudaraan pemuda sehingga para penjajah lari terpingkal-pingkal karena gentar dengan semangat pemuda Aceh pada saat itu.








Bertolak Belakang
Semangat persatuan para pemuda Aceh dulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu, dengan ikut serta mengisi kemerdekaan dan memaknainya. Meskipun aceh telah berjaya, namun kita semua tetaplah pemuda bangsa dan generasi penerus cita-cita para pemuda dulu.
Sungguh ironis dan tragis, terkadang kita dibuat sedih dengan kenyataan para pemuda Indonesia terutama pemuda aceh saat ini yang hanya meunan-meunan mentong alias seperti itu-itu sja menyingkapi makna sumpah pemuda.
Begitu banyak pemuda-pemuda aceh berserakan disepanjang batas wilayah aceh namun, Semangat mengisi kemerdekaan mereka sangat kecil, kadang malah merusak. Hanya karena sedikit salah paham, para pemuda sekarang bisa tawuran. Tawuran antar pemuda tidak mengenal lokasi dan tingkat kedewasaan. Pemuda desa yang satu rusuh dengan pemuda kampung yang lain. Ada juga tawuran antar Fakultas dan antar Universitas bahkan ada juga antar lembaga kemasyarakatan. Mereka menghancurkan semangat Sumpah Pemuda dan Mereka malah menjadi sampah pemuda. Kenapa?? Karena mereka hanya menyia-nyiakan usia mereka dengan hura-hura, narkotika dan sebagainya..
Dalam konteks sejarah Indonesia, secara periodikal peran mereka dapat dibagi dalam angkatan 08, 28, 45, 66, 74, 80-an, hingga 90-an. Secara ideologis, mereka adalah golongan yang kritis adaptif serta sanggup melahirkan ide-ide baru yang dibutuhkan masyarakatnya. Sementara secara kultural, mereka adalah produk sistem nilai yang mengalami proses pembentukan kesadaran dan pematangan identitas dirinya sebagai aktor penting perubahan.
Berbagai macam Ideologi yang membuat mereka terpecah belah . bukan hanya emosi yang tak terkendali. Mereka juga bermental egois dan asyik dengan diri sendiri tanpa peduli dengan lingkungan. Mereka menjerumuskan diri ke dalam narkoba, hura-hura, dan pesta-pora. pemuda zaman sekarang terlalu terlena dengan kemudahankemudahan yang ada. Akibatnya, mereka terjerumus ke hal-hal yang negatif. Sebaiknya, mereka memakai kemudahan untuk meningkatkan kualitas diri-sendiri.
Padahal semenjak Aceh dinyatakan telah berdamai dengan penanda tanganan MOU di Helsinki itu semestinya membuat pemuda semakin sadar bagaimana susah dan jerih payah orang-orang yang telah memperjuangkan kedamaian untuk Aceh.
Kemerosotan moral pemuda Aceh yang saat ini harus lebih diperhatikan lagi. karena sudah  seharusnya sesama pemuda Aceh kita memikirkan bagaimana memajukan Nanggroe Aceh Darussalam ini menjadi panutan bagi daerah-daerah lain dalam hal positifnya. Bukan kita malah terkenal hal negatifnya akibat ulah pemuda Aceh sekarang. Serta  tidak bersikap apatis dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk Aceh ini.
Tidak Semua
Untungnya, tidak semua pemuda Aceh zaman sekarang seperti mereka, yang menghancurkan diri atau “boh-boh droe” serta menghancurkan bangsanya dengan hidup yang penuh hura-hura itu. Masih banyak generasi penerus bangsa terutama generasi Aceh yang masih peduli dengan lingkungan dan menjunjung tinggi semangat Sumpah Pemuda.
Ada banyak pemuda Aceh masa kini yang berprestasi di bidang pendidikan, olahraga, teknologi, perdamaian, ekonomi dan lain-lain. Mereka selalu menghargai bagaimana hakekat sumpah pemuda itu sendiri. Mereka ingin mengharumkan nama Aceh hingga keluar sana. Banyak pula yang tidak hanya menghargai saja, mereka bahkan turun langsung untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Aceh saat ini.
Jadi, kenyataan pemuda Aceh  saat ini adalah ada yang melupakan semangat Sumpah Pemuda. Ada pula yang tetap memegang teguh. Untuk yang tetap setia mari kita dukung dan mencontohnya. Sementara bagi mereka yang lupa, ayo kita ingatkan agar kembali mengingat bagaimana semangat para pemuda dulu. Tergantung kita menganggap apa “sumpah ataukah sampah pemuda”???.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;