SEBENARNYA SUMPAH ATAU SAMPAH PEMUDA SICH???
oleh: husna linda yani
Tema Tulisan
"Transformasi Peran Pemuda Aceh dalam Kebangkitan Bangsa
Pada
tanggal 28 oktober 2010 ini, Indonesia kembali memperingati sumpah pemuda yang
awal terjadi pada tahun 1928. Sumpah
pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi Indonesia. Masihkah
kita mengingat kembali butir-butir
penting dari sumpah pemuda itu?
pertama.
Kami
putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kedua.
Kami
putra-putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga
Kami
putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Memang
sangat sepele isi dari butir sumpah pemuda ini. Walaupun demikian hal ini telah
terjadi sejak 82 tahun yang lalu, tetapi kita tidak boleh melupakan apa yang
menjadi semangat para pemuda pada masa itu. Yang akhirnya, karena sumpah pemuda
inilah yang menjadi batu loncatan sehingga membawa bangsa Indonesia meraih
kemerdekaannya.
Sesuai
namanya, sumpah pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian
menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak
lagi berjuang sendiri, melainkan bersama.
Perlu
kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi
para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat
Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri. Inilah yang seharusnya
diterapkan oleh pemuda saat ini.
Kegagalan
dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa
nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II.
Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”. Namun, Bagaimana
pula kenyataan pemuda pada masa kini terutama di Aceh? Apakah semangat pemuda
sama seperti dulu ataukah sebaliknya??.
Sesuai
dengan perkembangan global yang semakin merambah hingga ke Aceh, rekonstruksi peran
pemuda menjadi tolak ukur semangat masyarakat umum, karena usianya yang paling
dinamis diantara kelompok usia anak-anak dan kelompok usia tua. Menurut
budayawan taufik Abdullah, pemuda bukan cuma fenomena demografis,akan tetapi
juga sebuah gejala historis, ideologis, dan juga kultural. (pemuda dan
perubahan social, LP3ES,1987).
Dalam
setiap episode transisi politik, peran pemuda terutama para pemuda “elite”
selalu terlibat didalamnya. Mereka merupakan generasi terpelajar, mahasiswa,
professional, akademisi dan para aktivis pada umumnya yang berasal dari kalangan
menengah, yang berdomisili di kota besar, memiliki kepekaan sosial dan empati
politik yang tinggi.
Sejak
zamannya sultan iskandar muda, perjuangan pemuda aceh mulai merambah keseluruh
aspek sosial guna untuk memperahakan bangsa yang dicintai untuk terus Berjaya.
Banyak para pemuda aceh yang rela berkorban demi mempertahankan kalimat “Aceh
Berjaya”. Sungguh luar biasa semangat pemuda yang kian membuncah, mengalir
bersama uluran persaudaraan pemuda sehingga para penjajah lari
terpingkal-pingkal karena gentar dengan semangat pemuda Aceh pada saat itu.
Bertolak Belakang
Semangat
persatuan para pemuda Aceh dulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu, dengan ikut
serta mengisi kemerdekaan dan memaknainya. Meskipun aceh telah berjaya, namun
kita semua tetaplah pemuda bangsa dan generasi penerus cita-cita para pemuda
dulu.
Sungguh
ironis dan tragis, terkadang kita dibuat sedih dengan kenyataan para pemuda
Indonesia terutama pemuda aceh saat ini yang hanya meunan-meunan mentong alias seperti itu-itu sja menyingkapi makna
sumpah pemuda.
Begitu
banyak pemuda-pemuda aceh berserakan disepanjang batas wilayah aceh namun, Semangat
mengisi kemerdekaan mereka sangat kecil, kadang malah merusak. Hanya karena
sedikit salah paham, para pemuda sekarang bisa tawuran. Tawuran antar pemuda
tidak mengenal lokasi dan tingkat kedewasaan. Pemuda desa yang satu rusuh
dengan pemuda kampung yang lain. Ada juga tawuran antar Fakultas dan antar Universitas
bahkan ada juga antar lembaga kemasyarakatan. Mereka menghancurkan semangat
Sumpah Pemuda dan Mereka malah menjadi sampah pemuda. Kenapa?? Karena mereka
hanya menyia-nyiakan usia mereka dengan hura-hura, narkotika dan sebagainya..
Dalam konteks sejarah Indonesia,
secara periodikal peran mereka dapat dibagi dalam angkatan 08, 28, 45, 66, 74,
80-an, hingga 90-an. Secara ideologis, mereka adalah golongan yang kritis
adaptif serta sanggup melahirkan ide-ide baru yang dibutuhkan masyarakatnya.
Sementara secara kultural, mereka adalah produk sistem nilai yang mengalami
proses pembentukan kesadaran dan pematangan identitas dirinya sebagai aktor
penting perubahan.
Berbagai
macam Ideologi yang membuat mereka terpecah belah . bukan hanya emosi yang tak
terkendali. Mereka juga bermental egois dan asyik dengan diri sendiri tanpa
peduli dengan lingkungan. Mereka menjerumuskan diri ke dalam narkoba,
hura-hura, dan pesta-pora. pemuda zaman sekarang terlalu terlena dengan
kemudahankemudahan yang ada. Akibatnya, mereka terjerumus ke hal-hal yang
negatif. Sebaiknya, mereka memakai kemudahan untuk meningkatkan kualitas
diri-sendiri.
Padahal
semenjak Aceh dinyatakan telah berdamai dengan penanda tanganan MOU di Helsinki
itu semestinya membuat pemuda semakin sadar bagaimana susah dan jerih payah
orang-orang yang telah memperjuangkan kedamaian untuk Aceh.
Kemerosotan
moral pemuda Aceh yang saat ini harus lebih diperhatikan lagi. karena
sudah seharusnya sesama pemuda Aceh kita
memikirkan bagaimana memajukan Nanggroe Aceh Darussalam ini menjadi panutan
bagi daerah-daerah lain dalam hal positifnya. Bukan kita malah terkenal hal
negatifnya akibat ulah pemuda Aceh sekarang. Serta tidak bersikap apatis dalam menentukan
pilihan yang terbaik untuk Aceh ini.
Tidak Semua
Untungnya,
tidak semua pemuda Aceh zaman sekarang seperti mereka, yang menghancurkan diri
atau “boh-boh droe” serta
menghancurkan bangsanya dengan hidup yang penuh hura-hura itu. Masih banyak
generasi penerus bangsa terutama generasi Aceh yang masih peduli dengan
lingkungan dan menjunjung tinggi semangat Sumpah Pemuda.
Ada
banyak pemuda Aceh masa kini yang berprestasi di bidang pendidikan, olahraga,
teknologi, perdamaian, ekonomi dan lain-lain. Mereka selalu menghargai
bagaimana hakekat sumpah pemuda itu sendiri. Mereka ingin mengharumkan nama
Aceh hingga keluar sana. Banyak pula yang tidak hanya menghargai saja, mereka
bahkan turun langsung untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat Aceh saat ini.
Jadi,
kenyataan pemuda Aceh saat ini adalah
ada yang melupakan semangat Sumpah Pemuda. Ada pula yang tetap memegang teguh. Untuk
yang tetap setia mari kita dukung dan mencontohnya. Sementara bagi mereka yang
lupa, ayo kita ingatkan agar kembali mengingat bagaimana semangat para pemuda
dulu. Tergantung kita menganggap apa “sumpah ataukah sampah pemuda”???.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)