“PEMIRA”
KAFE RAMADAHAN
Ramadhan
sudah menginjakkan kakinya hampir setengah bulan dari jatah keberadaanya
diantara kita yang Cuma tiga puluh hari saja. Namun apakah yang telah kita
persiapkan untuk mengantar kepergiannya yang tidak lama lagi ini?? apakah yang
telah kita lakukan selama hampir setengah dari jatahnya ia bersama kita?? mari
kita pertanyakan lagi kedalam hati masing-masing. Sudahkah kita menjadikan
ramadhan sebagai sahabat terbaik kita atau menjadi bagian terpenting dari diri
kita?
Yup,
Hakikat Ramadhan sebenarnya adalah sebagai bulan yang terbukanya segala pintu
menuju syurga, dan tertutuplah pintu neraka. Dan dibelenggunya para syaithan.
Di bulan yang mulia ini sudah sepantasnya kita menjadikannya sebagai madrasah
tarbiyah atau yang sering kita sebut dengan sekolah pendidikan, tepatnya
pendidikan agama pada diri kita masing-masing. Sebagai bulan untuk melatih
kesabran melawan hawa nafsu, menahan segala yang dimurkaiNya. Agar saat dia
pergi kita telah terbiasa melakukan hal-hal yang sama seperti dibulan ramadhan
ini.
Namun,
anehnya hakikat ramadhan itu sepertinya luntur seiring perkembangan zaman.
Dimana para umat muslim dimana pun berada, terutama yang di Aceh, sedang
heboh-hebohnya melakukan “PEMIRA” KAFE RAMADHAN alias Pemilihan Raya Kafe Ramadhan.
Biasanya
istilah PEMIRA itu dipakai dan tak asing lagi didengar dikalangan mahasisawa
saat pemilihan calon ketua Presiden mahasiwa, gubernur difakultas masing-masing
ataupun ketua BEM. Kalau lebih tingginya lagi itu dikalangan Pemerintahan itu
sering kita dengan namanya PEMILU atau Pemilihan Umum. Pada saat ini semua
orang berada pada puncak-puncak semangatnya untuk mempersiapkan segala
kebutuhan dan memilih bagaimana kriteria calon yang baik dan pantas untuk
dipilih.
Begitu
pulalah kondisi sekarang, baik para remaja, muda-mudi bahkan orang tua pun kini
lagi giat-giatnya PEMIRA kafe Ramadhan. entah hanya sekedar buat ngabuburit
untuk menanti bubar(alias buka puasa bersama) ataupun kencan dan yang lainnya.
Semua kebanyakan pada memburu untuk memilih kafe mana yang pantas untuk
dijadikan tempat untuk bubar.
Kafe
yang berada dikota banda Aceh pun seakan tampak tenggelam dengan kerumunan
massa yang sejak jauh-jauh hari membooking tempat untuk bubar. Karena takut
tidak dapat jatah bubar dikafe yang telah dipilih. Ada yang bubar dengan
keluarga, kerabat, teman bahkan ada yang sepertinya akan segera
menikah(red:muda-mudi pacaran yang mesranya mengalahi orang yang menikah). Kita
doakan saja.
Biasanya
hal ini marak terjadi diminggu-minggu kedua Bulan Ramadhan. dengan alasan kalau
minggu pertama Ramadhan itu dikhususkan untuk berbuka dengan keluarga,
sedangkan inggu kedua itu saat-saat yang tepat karena belum dikejar minggu
ketiga dan minggu keempat yang sudah dikejar dengan penyambutan lebaran.
Namun,
apakah hal ini salah?. Tidak, hal ini tidak salah. Namun alangkah lebih baiknya
hal seperti ini tidak kita jadikan tradisi yang berkepanjangan hingga generasi
selanjutnya. Karena masih banyak hal-hal positif lainnya yang bisa kita lakukan
dibulan Ramadhan selain sibuk dengan PEMIRA KAFE RAMADHAN untuk berbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)