Kamis, 28 Agustus 2014 0 komentar

Mie Kepiting Rebus + Jus Mangga = Jodoh Lambung (Malam Ini)



kalau jodoh pasti bertemu
kalau gak jodoh, minimal bertamu (Husna Linda Yani Ay)



Sama seperti malam ini, saat terpaku di depan layar 14.1" dengan perut yang sesekali mulai menghasut diri untuk mencari sesuatu yang berat yang bisa dimakan. (Padahal ragam jajanan anak-anak ada di kamar *susu coklat, momogi, tanggo, kentang-kentangan, richees, dan tadi juga baru pulang syukuran sekaligus makan malam) Tapi gak tahu kenapa perut masih minta diisi. *mungkin akibat beberapa hari belakangan saya rapel puasa

Alhasil, saya bersikeras untuk tidak memenuhi nafsu si perut untuk celingak-celinguk ke dapur. Persediaan makanan ada sih, seperti telur, Indomie, cabe, bawang dan teman-temannya. Tapi, dikarenakan rasa ogah yang berlebihan dan keasyikan yang mendalam karena sedang temu-kangen dengan si coco (panggilan sayang untuk laptop saya) yang baru saja kembali ke rumah setelah beberapa minggu di rawat walau masih harus check up.
Rabu, 27 Agustus 2014 0 komentar

Di mana Posisiku?



Suatu hari, aku mendapatkan pesan yang panjang dari seorang rekan. Aku menyusuri pesan yang panjang itu sampai keakhir tulisannya. Ternyata pesan itu berisi tentang kekhawatiran Ali bin Abi Thalib tentang suatu masa sesudahnya.

Aku pun terhenti seketika. Pesan itu begitu menusuk hingga ke hulu hati. Jlebb sekali. tanpa terasa air mata pun tak bisa ku bendung mngalir membentuk parit tanpa muara di pipiku.

Bertahun-tahun setelah pesan itu ku terima, fikiranku pun tak lepas pada pesan itu. Setiap episode kehidupan yang ku lalui, selalu saja aku menemukan apa yang dikhawatirkan oleh Sayyidina Ali itu. Bahkan aku pun bingung di mana posisiku diantara golongan orang-orang yang dikhawatirkan itu. Sungguh aku tidak tahu di mana posisiku.

Kenapa?

Karena di setiap bagian dari golongan itu aku juga termasuk. Ya Allah, Peliharalah lisanku, Jagalah Pandanganku, Terangilah Hatiku, Awasilah setiap langkah dan lakuku, serta bantulah hamba untuk terus menjaga marwah dan izzah sebagai seorang Muslimah agar hamba tidak terjerumus ke dalam lubang kenistaan yang tiada berujung.
Inilah isi pesan dari Ali bin Abi Thalib
 
;