Belakangan ini, Sejak di Banda
Aceh dan sekitarnya sedang marak-maraknya dengan harumnya buah durian dan
merahnya rambutan sepanjang jalan arah kekampus jantoeng hate rakyat Aceh.
Unsyiah dan IAIN. Sontak saja pikiranku melayang. Aku mimikrkan buah yang lain.
buah yang tidak dijual sepanjang Jalan itu. Buah yang lama sekali tidak ku
kecapi selama di Banda Aceh.
Apalagi namanya kalau bukan buah
manggis. Buah yang memiliki kulit hitam, namun menyimpan daging buah yang
rasanya tidak seperti warna kulitnya yang pekat. Manis. Yach, itulah rasa buah
Manggis. Si hitam yang Manis.
Saya pun mengutarakan pendapat
saya tentang buah manggis, dan keinginan saya menikmati buah manggis yang
langsung dipetik dari pohonnya di status facebook saya. Beragam komentar dari
teman-teman saya. Bahkan ada yang menganggap ini hanya sebuah bahan lelucuan
saja. Namun, bagi saya ini merupakan keinginan yang benar-benar. Karena sangat
langka dikota besar seperti Banda Aceh, yang bangunannya itu sudah cukup padat,
memiliki lahan untuk sekedar melestarikan tanaman yang langka seperti ini.
tidak seperti dikampung-kampung. Dan keinginan tersebut sampai terbawa ke dalam
Mimpi.
Berselang hari kemudian, saya
mendapat ajakan dari teman saya untuk makan buah manggis yang dijual
dipinggiran jalan. Katanya, saat dia lewat di kios buah tersebut, mendadak ia
teringat dengan saya. Dengan tegas saya menolaknya dengan Alasan, saya hanya
ingin mencicipi manggis yang jatuh langsung dari pohonnya.
Iseng-iseng saya mencoba mencari literatur
tentang buah manggis. Dan saya sangat terkejut, buah yang tak seberapa ini
memiliki beberapa khasiat. Setelah lelah membaca berbagai artikel, saya
merenung. Lho, kenapa tiba-tiba begitu maniak dengan buah manggis. Ada apa
gerangan ini? tiba-tiba saya kembali teringat sepenggalan kisah say sewaktu
kecil. Dimana dibelakang rumah saya ada sebuah rumah yang tak berpenghuni dan
memiliki sebuah Pohon manggis yang selalu berbuah banyak. Penghuni tersebut, sudah
lama pindah ke luar kota dan beliau mengizinkan kami(para tetangganya tuk
menikmati segala jenis buah yang ada di pekarangan rumahnya).
Saat pohon manggisnya berbuah,
aku dan teman-teman kecilku selalu duduk dibawah pohon manggis tersebut, sambil
menikmati buah yang manis itu. sesekali tak sengaja manggis menimpuk kepala
kami. Dan temanku, sering mengajakku bermain teka-teki. Berapa jumlah biji yang
terdapat dalam buah manggis itu?
Aku, yang saat itu masih lugu,
dan tak tahu jawaban pastinya. Hanya mengandalkan kepintaranku dalam bermain
tebak-tebakan untuk menjawab. Namun, sesaat kemudian aku baru sadar, bahwa
dibagian bawah buah manggis ada semacam penanda berapa jumlah biji yang ada
dalam balutan putihnya buah manggis. Sehingga manggis tak pernah berbohong simpulku.
Seolah ini sebuah teguran bagiku,
manggis saja yang hanya sesosok buah bisa berlaku jujur. Sedangkan kita? kita
manusia yang sempurna, kerap sekali melakukan kebohongan, penipuan, pendustaan
dimana-mana. Si buah hitam itu saja, mampu memberikan manfaat untuk kita
makhluk yang sempurna, sedangkan kita?
Membantu teman sekosan yang
sedang sibuk saja enggan, menjenguk teman sekampus yang sakit apalagi. Bahkan sekedar
mendoakan saja kita tidak mau. Jadi, manfaat apa yang bisa kita lakukan kepada
orang lain?
Manggis yang walau pun
tampilannya hitam, namun ia memiliki daging buah yang putih, manis dan
menggoda. Kita kerap menilai orang itu dari tampilan fisik semata. Dan mudah
sekali menjudge buruk seseorang.
Ya Allah, terimakasih atas
terguran yang penuh hikmah ini. hanya dari sebuah manggis yang selalu jujur.
Sungguh hal yang sangat simple, namun sering kita kesampingkan demi ambisi
kita.
12-12-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)