Rabu, 12 Desember 2012

Manggis Tak Bohong


Belakangan ini, Sejak di Banda Aceh dan sekitarnya sedang marak-maraknya dengan harumnya buah durian dan merahnya rambutan sepanjang jalan arah kekampus jantoeng hate rakyat Aceh. Unsyiah dan IAIN. Sontak saja pikiranku melayang. Aku mimikrkan buah yang lain. buah yang tidak dijual sepanjang Jalan itu. Buah yang lama sekali tidak ku kecapi selama di Banda Aceh.

Apalagi namanya kalau bukan buah manggis. Buah yang memiliki kulit hitam, namun menyimpan daging buah yang rasanya tidak seperti warna kulitnya yang pekat. Manis. Yach, itulah rasa buah Manggis. Si hitam yang Manis.

Saya pun mengutarakan pendapat saya tentang buah manggis, dan keinginan saya menikmati buah manggis yang langsung dipetik dari pohonnya di status facebook saya. Beragam komentar dari teman-teman saya. Bahkan ada yang menganggap ini hanya sebuah bahan lelucuan saja. Namun, bagi saya ini merupakan keinginan yang benar-benar. Karena sangat langka dikota besar seperti Banda Aceh, yang bangunannya itu sudah cukup padat, memiliki lahan untuk sekedar melestarikan tanaman yang langka seperti ini. tidak seperti dikampung-kampung. Dan keinginan tersebut sampai terbawa ke dalam Mimpi.

Berselang hari kemudian, saya mendapat ajakan dari teman saya untuk makan buah manggis yang dijual dipinggiran jalan. Katanya, saat dia lewat di kios buah tersebut, mendadak ia teringat dengan saya. Dengan tegas saya menolaknya dengan Alasan, saya hanya ingin mencicipi manggis yang jatuh langsung dari pohonnya.

Iseng-iseng saya mencoba mencari literatur tentang buah manggis. Dan saya sangat terkejut, buah yang tak seberapa ini memiliki beberapa khasiat. Setelah lelah membaca berbagai artikel, saya merenung. Lho, kenapa tiba-tiba begitu maniak dengan buah manggis. Ada apa gerangan ini? tiba-tiba saya kembali teringat sepenggalan kisah say sewaktu kecil. Dimana dibelakang rumah saya ada sebuah rumah yang tak berpenghuni dan memiliki sebuah Pohon manggis yang selalu berbuah banyak. Penghuni tersebut, sudah lama pindah ke luar kota dan beliau mengizinkan kami(para tetangganya tuk menikmati segala jenis buah yang ada di pekarangan rumahnya).

Saat pohon manggisnya berbuah, aku dan teman-teman kecilku selalu duduk dibawah pohon manggis tersebut, sambil menikmati buah yang manis itu. sesekali tak sengaja manggis menimpuk kepala kami. Dan temanku, sering mengajakku bermain teka-teki. Berapa jumlah biji yang terdapat dalam buah manggis itu?

Aku, yang saat itu masih lugu, dan tak tahu jawaban pastinya. Hanya mengandalkan kepintaranku dalam bermain tebak-tebakan untuk menjawab. Namun, sesaat kemudian aku baru sadar, bahwa dibagian bawah buah manggis ada semacam penanda berapa jumlah biji yang ada dalam balutan putihnya buah manggis. Sehingga manggis tak pernah berbohong simpulku.

Seolah ini sebuah teguran bagiku, manggis saja yang hanya sesosok buah bisa berlaku jujur. Sedangkan kita? kita manusia yang sempurna, kerap sekali melakukan kebohongan, penipuan, pendustaan dimana-mana. Si buah hitam itu saja, mampu memberikan manfaat untuk kita makhluk yang sempurna, sedangkan kita?

Membantu teman sekosan yang sedang sibuk saja enggan, menjenguk teman sekampus yang sakit apalagi. Bahkan sekedar mendoakan saja kita tidak mau. Jadi, manfaat apa yang bisa kita lakukan kepada orang lain?

Manggis yang walau pun tampilannya hitam, namun ia memiliki daging buah yang putih, manis dan menggoda. Kita kerap menilai orang itu dari tampilan fisik semata. Dan mudah sekali menjudge buruk seseorang.

Ya Allah, terimakasih atas terguran yang penuh hikmah ini. hanya dari sebuah manggis yang selalu jujur. Sungguh hal yang sangat simple, namun sering kita kesampingkan demi ambisi kita.

12-12-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;