Jumat, 26 November 2010

Kau bukan pilihan Allah


KKDH {Kau bukan pilihan Allah}

Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku. Ya, akan ku lepaskan kau dari hatiku meskipun bulir hangat ini tak bisa terpendam dalam muaranya ,sesaat ikrar itu terucap dan semakin melekat dalam yakinku. Meskipun telah kian lama rasa ini mengakar dengan indah dan kuat dihatiku. Namun kurelakan semua karna-Nya.

Aku tak akan pernah menyalahkanmu tentang semua ini. Ini bukan salahmu.  Karena aku tau, kau tak pernah tau bahwa selama ini aku memendam rasa padamu. Aku hanya menyimpannya sendiri, mengharap diri menjadi Fatimah yang mendambakan Ali sang kekasih impian. Yah itulah aku. Mampu menutupi semua ini tanpa seorang pun mengetahui.

Tadi saat aku baru saja usai mengisi di sebuah komunitas menulis yang baru kami (aku dan 3orang temanku) rintis “kamlibasta” komunitas menulis lima belas tahun. Aku mendapat satu panggilan masuk dari nomor yang tak asing bagiku. Reikha. Reikha merupakan sahabat dekat kita (aku dan kau) saat SMA dulu. Sarat bahagia tampak terlontar dari intonasi bicaranya diseberang sana. Aku sangat bahgia ketika Reikha bercerita bahwa dia akan menikah minggu depan. Seketika tubuhku lemas tak berenergi saat dia menyebutkan nama lelaki yang akan menikahinya. Tetapi kupaksakan bahagia untukmu sahabatku, Reikha.

Kak Alfi. Nama yang tak lain adalah milikmu. Nama telah mengkarat lekat hatiku. Ya,,Lelaki berkaca mata minus yang membuatku sangat mengagumi dan mengharapkannya. Itulah kau yang juga merupakan seniorku semasa SMA dulu.

Ya, mulai hari ini kulepaskan kau dari hidupku… tak kan ku biarkan lagi namamu melekat semakin erat dihatiku walaupun sulit. Biar itu menjadi kisahku saja.. Toh, aku bahagia setidaknya kau tidak salah memilih pendamping hidupmu. Karena Reikha adalah sosok wanita yang sangat menginspirasiku untuk menjadi sosok wanita lebih baik dan tegar seperti sekarang. Dia sangat pantas untukmu.

Aku baru sadar dan percaya akan surat cinta dari Allah itu, Lelaki yang baik (shaleh) untuk wanita baik (shalehah) dan sebaliknya. Dan cintaku belumlah sekuat cinta Fatimah.. 1 pelajaran yang dapat ku ambil bahwa aku harus lebih memperbaiki diri lagi, agar aku mendapat yang terbaik darinya.

Dan kini benar-benar kulepaskan kau dengan ikhlas tanpa ada penyesalan lagi. Saat mantra sakral itu pun terucap bibir lelaki Pilihan Allah itu, rasa haru membanjiri ruangan yang berdekorasi meriah itu. Diselingi isak tangis bahagia dan kicauan burung yang turut juga ikut bahagia karena Allah telah menggantikanmu dengan lelaki pilihanNya. Dengan sekejap, statusku pun berubah. Ini bukanlah sebuah pelarian.

1 komentar:

Fahrie Sadah mengatakan...

Penasaran bagaimana cintanya Fatimah...?

Posting Komentar

Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)

 
;