Kepada Yang Terhormat,
Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan
di tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Apa kabar bapak? Semoga Bapak dan keluarga senantiasa dalam berkah
dan lindungan Allah SWT serta tetap sehat wal afiat. Perkenalkan pak, nama saya
Husna Linda Yani. Biasa dipanggil Husna. Saya masih menyandang status mahasiswi
jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh.
Senang rasanya bisa berbalas surat
dengan Bapak. Yang sedikit saya tau tentang bapak, kalau tidak salah dahulunya
bapak adalah seorang jurnalis hebat. Mungkin itu tidak hanya dahulu, tapi juga
sekarang. Kebetulan karena kebiasaan saya yang sesekali suka menulis namun
bukanlah seorang jurnalis (hanya lebih fokus pada tulisan fiktif) sehingga
teman-teman senior yang lebih jago menulis mengirimkan informasi menulis kepada
saya tentang Menulis Surat untuk Bapak. Wah, benar-benar senang rasanya jika
surat ini benar sampai kepada Bapak. Itu artinya terjalinnya silahturahim
antara saya dan bapak dan juga yang mengantarkan surat ini serta orang-orang
lain yang telah menjadi penghubung silaturrahim antara kita.
Jujur Pak, sebenarnya saya tidak
terlalu mengenal siapakah sosok Bapak Dahlan Iskan. Maaf pak, mungkin itu karena status saya sebagai anak rantauan
yang nge-kos. Sehingga jarang mengikuti perkembangan informasi di TV dan juga
saya mahasiswi Arsitektur yang fokusnya selalu berkutat dengan kertas gambar
dan seperangkat alat pendukungnya. Namun, akhir-akhir ini saya menyadari bahwa
sosok Bapak sungguh terkenal dan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di
Negeri ini.
Mulailah saya mencari biografi Bapak baik
melalui Internet, grup-grup yang mengatasnamakan Bapak serta blog-blog yang
memuat pemberitaan tentang Bapak. Tak cukup hanya itu, saya pun mulai mencari-cari
sumber hidup yang telah mengenal bapak baik yang pro maupun tidak. Karena itu,
saya memberanikan diri untuk memulai menulis surat ini.
Yah, ternyata Bapak adalah sosok
pemimpin yang amat sangat “ sederhana ”.
Sederhana dalam menjadi sosok pemimpin, yang tidak segan-segan sering naik KRL
maupun ojek untuk pergi ke gedung DPR walaupun sebenarnya Bapak mempunyai
jabatan yang memberikan fasilitas. Yah, Bapak memang bisa bersikap sederhana
dalam kehidupan sehari-hari. “Sederhana dalam berkesahajaan”.
Namun yang saya ketahui Bapak bukanlah
sosok pemimpin yang sederhana dalam memecahkan masalah. Itu yang membuat saya
sedikit demi sedikit mengagumi bapak. Kenapa saya berkata begitu? Karena
kenyataannya begitu. Bapak mampu memberikan eksistensi yang lebih dalam setiap
tugas yang Bapak emban dan juga pemikiran bapak tidak sesedarhana penampilan
Bapak.
Sehingga wajar saja, jika orang-orang
mengagumi bapak. Karena toh saya juga menjadi bagian dari orang-orang yang
mengagumi Bapak karena kerja keras yang bapak lakukan.
Dikala Negeri ini mulai kehilangan
kepercayaan atas sosok pemimpin, Bapak hadir bagai oase penyejuk di gurun
gersang kepercayaan. Disaat kita kehilangan citra pemimpin yang merakyat, kini
Bapak hadir dengan wibawa yang luar biasa dekat dengan rakyat. Saat semua
menjerit, bapak yang mulai bergerak. Itulah kiasan yang tepat menggambarkan
sosok seorang Dahlan Iskan.
Namun, apakah semua ini benar-benar
murni suatu langkah perubahan baru untuk Negeri ini atau ini hanya sebuah
pencitraan baik kepada tokoh dengan tujuan tertentu dibalik itu?. Wallahua’lam
bissawwab.
Wahai Bapak Mentri, saya cuma seorang
mahasiswi Teknik Arsitektur yang sangat awam dengan pendidikan politik. Namun, tidak
menutup kemungkinan bagi saya untuk mencoba memahami ranah politik. Bapak boleh
menganggap gaya politik yang saya pahami ini sebagai gaya Politik anak Teknik.
Jadi wajar kalau yang saya pahami salah, karena saya bukan dari Fakultas Ilmu
Sosial Politik (FISIP) maupun Fakultas Hukum.
Susah memang untuk menjadi seorang
pemimpin yang ideal. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memberi contoh
dan serta mengayomi orang-orang yang dipimpinnya. Seperti halnya yang
Rasulullah ajarkan. Sebelum beliau memerintahkan kita untuk melakukan shalat
lima waktu, maka beliau pun mengerjakan itu bahkan beliau tak pernah absen
menjadi imamnya (pemimpin), jika tidak ada alasan yang urgent.
Seperti inilah sosok pemimpin yang
diimpikan oleh rakyat. Mungkin tak akan sesempurna beliau, tapi setidaknya
sebelum melakukan hal itu, maka kitalah yang menjadi orang terdepan untuk
menjalankan hal itu. Sehingga orang yang kita pimpin tidak merasa menjadi
“pesuruh”.
Memang susah ya Pak untuk memimpin
masyarakat Indonesia yang ratusan juta jiwa penduduknya. Kita harus
bersama-sama membangun komunikasi untuk menyamakan tujuan yang kuat agar setiap
masyarakat paham benar tentang pentingnya sebuah Negara.
Oh iya Pak, Saya ingin bertanya terkait isu yang
saya dapat di media. Maaf jika saya lancang, namun sepertinya ini saat yang
tepat bagi saya untuk menanyakan keganjalan yang ada. Apakah benar dibalik
pencitraan yang begitu melambung terhadap Bapak, ada sesuatu atau lebih dari
sesuatu tujuan terselubung yang merugikan rakyat Indonesia serta mengecewakan
rakyat Indonesia tentunya.
Bukannya ingin berburuk sangka terhadap Bapak
yang telah banyak memberikan perubahan dalam Negeri ini. Tapi, hanya mencoba
mencari jawaban yang tepat langsung ke tokoh yang terkait. Dan dalam isu ini,
memang ditujukan kepada Bapak.
Seperti isu yang beredar mengatakan bahwa Bapak
sebagai Menteri BUMN telah memberikan kewenangan kepada Direksi BUMN untuk
melakukan penjualan aset BUMN tanpa melalui persetujuan DPR. Yang seharusnya
pelimpahan wewenang kepada direksi BUMN untuk melakukan penjualan aset BUMN
tanpa melalui mekanisme legal akan melanggar pasal 24 ayat (5) UU No. 17/2003
tentang Keuangan Negara dan pasal 45 dan 46 UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara, yang mengatur bahwa penjualan aset BUMN harus melalui
persetujuan dari DPR, Presiden, dan atau Menteri Keuangan, sesuai tingkat
kewenangan masing-masing.
Bisa saja saya salah paham dengan berita ini,
karena seperti yang saya katakana bahwa saya hanyalah seorang mahasiswi
fakultas teknik. Tapi jika Bapak berkenan untuk meluruskannya kepada saya dan
juga untuk semua masyarakat Indonesia. Pastinya kami semua akan lebih cerdas
dalam menanggapi isu-isu miring tentang sosok Bapak yang sangat menginspirasi.
Tetap sabar dan semangat ya Pak.
Setiap kita melakukan suatu perubahan memang selalu saja ada isu-isu positif
maupun negatif tentang yang kita lakukan. Namun itu semua lebih baik, dari pada
kita tidak melakukan apa pun. Anggap saja Pak, itu semua sebagai penguat kita
untuk bekerja lebih baik lagi untuk Negeri ini.
Satu statement Bapak yang saya
kutip dari media tentang tawaran Gubernur Jawa Timur adalah “Saya menerima tawaran Gubernur Jatim itu dengan
tiga syarat. Pertama: saya tidak mau digaji! Kedua: apa yang saya lakukan
jangan diganggu. Ketiga: jangan berikan fasilitas apapun,” ucap Bapak waktu
itu.
Wajar kalau Bapak menjadi tokoh yang
menginspirasi. Semoga itu terus melekat dalam diri Bapak. Dan semoga dibalik
semua kepercayaan yang telah Bapak raih, tiada unsur tersirat maupun tersurat
yang dapat mengecewakan dan membuat rakyat menangis. Dan semoga di Aceh akan lahir
banyak orang-orang yang tak kalah menginspirasi seperti Bapak.
Wallahua’lam bissawwab. Semoga suatu hari saya dan
Bapak bisa berbalas surat kembali atau saya bisa berjumpa dan belajar banyak
hal dengan Bapak. Mohon Do’akan saya juga Pak, untuk menjadi mahasiswi yang
dapat mengemban Tri Darma Perguruan Tinggi. Selamat Berjuang Bapak.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu
Banda
Aceh, 30 April 2012
Salam Hormat,
Husna Linda Yani, Mahasiswi Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH),
Banda Aceh
Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba surat untuk Pak DI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan kenang-kenangan setelah anda berkunjung walau hanya sebait sapa.. :)