Name : Husna Linda Yani Ay
Nick : Husna, Linda, Yani, Husna Yani, Nda, Na
Place of Birth : Langsa, Aceh, Indonesia
Date of Birth : July, 10st 1990
Gender : Female
Nationality : Indonesian
Contact Address : Jl. Meurebo No. 15 A12 Seksel.
Phone : 0852 97xx xxxx
Email Address : hoe5n4_tekarste@yahoo.com atau semangatmenulis@yahoo.co.id
Weblog : http://husnaright.blogspot.com/
Hobbies/Interests : Drawing, Writing, Computing, Blogging, Playing, Organization, Hiking, Rain, Travelling, Jogging.
Rawatlah ruang khusus untuk orang yang spesial, yang akan Allah hadirkan di waktu yang tepat.
Jika kamu menolong Agama Allah, Allah akan menolongmu. Qs. Muhammad : 7
Mungkin kita pernah rasa tentang cinta
Yang takdirnya bukan untuk kita
Mungkin ini adalah cara meluah cinta
Tanpa berkata atau berpandang mata
Mungkin aku mencintaimu
Walaupun engkau tak pernah tahu
Mungkin aku mencintaimu
Tanpa lelah atau pun jemu
I’m sorry but i love you
I’m sorry if i miss you
Even if i can’t have you
You know i’ll always be there for you
Mungkin kita tak bersama itu takdirnya
Tak mengapa asal kau bahagia
Biar aku mencintaimu biar tiada siapa yang tahu
Biar aku mencintaimu dalam diam ataupun bisu
http://www.youtube.com/watch?v=K44T7Kt5XX8
Kepada Yang Terhormat,
Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan
di tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Apa kabar bapak? Semoga Bapak dan keluarga senantiasa dalam berkah
dan lindungan Allah SWT serta tetap sehat wal afiat. Perkenalkan pak, nama saya
Husna Linda Yani. Biasa dipanggil Husna. Saya masih menyandang status mahasiswi
jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh.
Senang rasanya bisa berbalas surat
dengan Bapak. Yang sedikit saya tau tentang bapak, kalau tidak salah dahulunya
bapak adalah seorang jurnalis hebat. Mungkin itu tidak hanya dahulu, tapi juga
sekarang. Kebetulan karena kebiasaan saya yang sesekali suka menulis namun
bukanlah seorang jurnalis (hanya lebih fokus pada tulisan fiktif) sehingga
teman-teman senior yang lebih jago menulis mengirimkan informasi menulis kepada
saya tentang Menulis Surat untuk Bapak. Wah, benar-benar senang rasanya jika
surat ini benar sampai kepada Bapak. Itu artinya terjalinnya silahturahim
antara saya dan bapak dan juga yang mengantarkan surat ini serta orang-orang
lain yang telah menjadi penghubung silaturrahim antara kita.
Jujur Pak, sebenarnya saya tidak
terlalu mengenal siapakah sosok Bapak Dahlan Iskan. Maaf pak, mungkin itu karena status saya sebagai anak rantauan
yang nge-kos. Sehingga jarang mengikuti perkembangan informasi di TV dan juga
saya mahasiswi Arsitektur yang fokusnya selalu berkutat dengan kertas gambar
dan seperangkat alat pendukungnya. Namun, akhir-akhir ini saya menyadari bahwa
sosok Bapak sungguh terkenal dan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di
Negeri ini.
Mulailah saya mencari biografi Bapak baik
melalui Internet, grup-grup yang mengatasnamakan Bapak serta blog-blog yang
memuat pemberitaan tentang Bapak. Tak cukup hanya itu, saya pun mulai mencari-cari
sumber hidup yang telah mengenal bapak baik yang pro maupun tidak. Karena itu,
saya memberanikan diri untuk memulai menulis surat ini.
Yah, ternyata Bapak adalah sosok
pemimpin yang amat sangat “ sederhana ”.
Sederhana dalam menjadi sosok pemimpin, yang tidak segan-segan sering naik KRL
maupun ojek untuk pergi ke gedung DPR walaupun sebenarnya Bapak mempunyai
jabatan yang memberikan fasilitas. Yah, Bapak memang bisa bersikap sederhana
dalam kehidupan sehari-hari. “Sederhana dalam berkesahajaan”.
Namun yang saya ketahui Bapak bukanlah
sosok pemimpin yang sederhana dalam memecahkan masalah. Itu yang membuat saya
sedikit demi sedikit mengagumi bapak. Kenapa saya berkata begitu? Karena
kenyataannya begitu. Bapak mampu memberikan eksistensi yang lebih dalam setiap
tugas yang Bapak emban dan juga pemikiran bapak tidak sesedarhana penampilan
Bapak.
Sehingga wajar saja, jika orang-orang
mengagumi bapak. Karena toh saya juga menjadi bagian dari orang-orang yang
mengagumi Bapak karena kerja keras yang bapak lakukan.
Dikala Negeri ini mulai kehilangan
kepercayaan atas sosok pemimpin, Bapak hadir bagai oase penyejuk di gurun
gersang kepercayaan. Disaat kita kehilangan citra pemimpin yang merakyat, kini
Bapak hadir dengan wibawa yang luar biasa dekat dengan rakyat. Saat semua
menjerit, bapak yang mulai bergerak. Itulah kiasan yang tepat menggambarkan
sosok seorang Dahlan Iskan.
Namun, apakah semua ini benar-benar
murni suatu langkah perubahan baru untuk Negeri ini atau ini hanya sebuah
pencitraan baik kepada tokoh dengan tujuan tertentu dibalik itu?. Wallahua’lam
bissawwab.
Wahai Bapak Mentri, saya cuma seorang
mahasiswi Teknik Arsitektur yang sangat awam dengan pendidikan politik. Namun, tidak
menutup kemungkinan bagi saya untuk mencoba memahami ranah politik. Bapak boleh
menganggap gaya politik yang saya pahami ini sebagai gaya Politik anak Teknik.
Jadi wajar kalau yang saya pahami salah, karena saya bukan dari Fakultas Ilmu
Sosial Politik (FISIP) maupun Fakultas Hukum.
Susah memang untuk menjadi seorang
pemimpin yang ideal. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memberi contoh
dan serta mengayomi orang-orang yang dipimpinnya. Seperti halnya yang
Rasulullah ajarkan. Sebelum beliau memerintahkan kita untuk melakukan shalat
lima waktu, maka beliau pun mengerjakan itu bahkan beliau tak pernah absen
menjadi imamnya (pemimpin), jika tidak ada alasan yang urgent.
Seperti inilah sosok pemimpin yang
diimpikan oleh rakyat. Mungkin tak akan sesempurna beliau, tapi setidaknya
sebelum melakukan hal itu, maka kitalah yang menjadi orang terdepan untuk
menjalankan hal itu. Sehingga orang yang kita pimpin tidak merasa menjadi
“pesuruh”.
Memang susah ya Pak untuk memimpin
masyarakat Indonesia yang ratusan juta jiwa penduduknya. Kita harus
bersama-sama membangun komunikasi untuk menyamakan tujuan yang kuat agar setiap
masyarakat paham benar tentang pentingnya sebuah Negara.
Oh iya Pak, Saya ingin bertanya terkait isu yang
saya dapat di media. Maaf jika saya lancang, namun sepertinya ini saat yang
tepat bagi saya untuk menanyakan keganjalan yang ada. Apakah benar dibalik
pencitraan yang begitu melambung terhadap Bapak, ada sesuatu atau lebih dari
sesuatu tujuan terselubung yang merugikan rakyat Indonesia serta mengecewakan
rakyat Indonesia tentunya.
Bukannya ingin berburuk sangka terhadap Bapak
yang telah banyak memberikan perubahan dalam Negeri ini. Tapi, hanya mencoba
mencari jawaban yang tepat langsung ke tokoh yang terkait. Dan dalam isu ini,
memang ditujukan kepada Bapak.
Seperti isu yang beredar mengatakan bahwa Bapak
sebagai Menteri BUMN telah memberikan kewenangan kepada Direksi BUMN untuk
melakukan penjualan aset BUMN tanpa melalui persetujuan DPR. Yang seharusnya
pelimpahan wewenang kepada direksi BUMN untuk melakukan penjualan aset BUMN
tanpa melalui mekanisme legal akan melanggar pasal 24 ayat (5) UU No. 17/2003
tentang Keuangan Negara dan pasal 45 dan 46 UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara, yang mengatur bahwa penjualan aset BUMN harus melalui
persetujuan dari DPR, Presiden, dan atau Menteri Keuangan, sesuai tingkat
kewenangan masing-masing.
Bisa saja saya salah paham dengan berita ini,
karena seperti yang saya katakana bahwa saya hanyalah seorang mahasiswi
fakultas teknik. Tapi jika Bapak berkenan untuk meluruskannya kepada saya dan
juga untuk semua masyarakat Indonesia. Pastinya kami semua akan lebih cerdas
dalam menanggapi isu-isu miring tentang sosok Bapak yang sangat menginspirasi.
Tetap sabar dan semangat ya Pak.
Setiap kita melakukan suatu perubahan memang selalu saja ada isu-isu positif
maupun negatif tentang yang kita lakukan. Namun itu semua lebih baik, dari pada
kita tidak melakukan apa pun. Anggap saja Pak, itu semua sebagai penguat kita
untuk bekerja lebih baik lagi untuk Negeri ini.
Satu statement Bapak yang saya
kutip dari media tentang tawaran Gubernur Jawa Timur adalah “Saya menerima tawaran Gubernur Jatim itu dengan
tiga syarat. Pertama: saya tidak mau digaji! Kedua: apa yang saya lakukan
jangan diganggu. Ketiga: jangan berikan fasilitas apapun,” ucap Bapak waktu
itu.
Wajar kalau Bapak menjadi tokoh yang
menginspirasi. Semoga itu terus melekat dalam diri Bapak. Dan semoga dibalik
semua kepercayaan yang telah Bapak raih, tiada unsur tersirat maupun tersurat
yang dapat mengecewakan dan membuat rakyat menangis. Dan semoga di Aceh akan lahir
banyak orang-orang yang tak kalah menginspirasi seperti Bapak.
Wallahua’lam bissawwab. Semoga suatu hari saya dan
Bapak bisa berbalas surat kembali atau saya bisa berjumpa dan belajar banyak
hal dengan Bapak. Mohon Do’akan saya juga Pak, untuk menjadi mahasiswi yang
dapat mengemban Tri Darma Perguruan Tinggi. Selamat Berjuang Bapak.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu
Banda
Aceh, 30 April 2012
Salam Hormat,
Husna Linda Yani, Mahasiswi Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH),
Banda Aceh
Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba surat untuk Pak DI
Senyum itu mengulum indah dari wajahmu yang bersih
Dari balik kaca minus yang menutupi mata,
Kulihat teduhnya pesonamu
Aku masih menyimpan rasa itu untukmu
Namun, takdir bukanlah milikku untuk bisa bersamamu
Dibatas waktumu, kau telah dinanti oleh yang lain
Senyummu itu sudah berpemilik
Teduhnya matamu telah lekat menatap si dia
Biarlah aku ikut bahagia melihatmu di batas waktu
Maafkan aku yang sempat mendesain ruang dihatiku
Dengan namamu…
Januari, 2014 (Diikutsertakan dalam lomba cipta puisi cinta)
Parafasia Hati
Aku tak tau bagaimana harus menguak rasa itu
Rasa yang telah ku sembunyikan bertahun-tahun silam
Kini…
Kau kembali hadir di kehidupanku
Kau kembali muncul membuat hatiku tak beraturan
Setiap yang kau lakukan, menghentikan pikiranku tentang yang lain
Kau menyedot energiku untuk membongkar kenangan lama
Kenangan indah saat kita pernah bersama dulu
Bersama sebagai teman
Dan kini, benarkah kita teman?
Ataukah hanya sebatas teman?
Januari, 2014(Diikutsertakan dalam lomba cipta puisi)
Antologi ke 5
Dag Dig dug
Wahai insan, sungguh
aku adalah wanita yang lemah
Pesonamu itu sebenarnya
telah mendobrak dinding hatiku
Setiap perhatian yang
kau berikan itu membuatku terlena
Sungguh aku mulai
menikmatinya
Namun, maafkan aku yang
harus acuh padamu
Walau aku memiliki rasa
itu
Namun aku tak ingin kau
terjerembab dalam tingkahku yang tak terjaga
Aku harus acuh, agar
rasa ini tetap terjaga sebagaimana mestinya
Acuhnya ku bukan
berarti ku membencimu
Tidak!!!
Tapi, biarlah aku acuh
agar tak tampak rapuh
Jikalaupun kau bukan
untukku.
Januari, 2014 (Diikutsertakan dalam lomba cipta puisi)
Assalamu’alaikumwrwb
buat pengurus FUAT yang sedang membaca Surat cinta ini. Tak mungkin salam ini
saya tujukan kepada benda yang hanya memiliki jasad berupa ruang kecil yang ada
disisi Mushalla Baitul Mashna’. Karena ruhnya itu sendiri terletak pada Esensi
yang terdapat pada kader-kader FUAT yang paham akan peran utama LDK FUAT di
kampus para raja.
Bagaimana
kabarmu FUAT? Wah, tak terasa usiamu telah beranjak hampir memasuki masa remaja
sepenuhnya. Telah 15 tahun ternyata kamu berada dalam lingkungan para
teknokrat. Yang saya tahu, saat ini kamu semakin bersahabat dan semakin lekat
bahkan semakin paham akan apa yang diharapkan oleh penghuni kerajaan ini.
HmmM…
saya masih ingat bagaimana awal kamu menjadi bagian dalam hidupku. Apakah kamu
masih mengingat itu? Ah.. tak mungkin kamu masih mengingatnya. Beragam anggota
yang pernah kau temui sesuai masanya. Ada yang datang sebentar da nada juga
yang hingga akhir dan akhirnya meninggalkanmu dengan anggota dimasa-masa
selanjutnya. Saya hanya satu dari sebegitu banyak yang harus kamu ingat.
Namun
tak mengapa, aku akan mengulang lagi kisah bersamamu, agar kamu pun bisa
tertawa mengenang masa-masa itu. Hhe.
Mungkin
saat itu usiamu masih 10 tahun. Kita bertaut umur sekitar delapan tahun. Tapi
bagi saya, kamu lebih dewasa dari saya. Karna kamu telah lebih dahulu mengecap
kehidupan di kampus para raja ini, kamu lebih dikenal ketimbang saya yang
usianya bisa dibilang lebih tua. Tapi disaat itu kamulah yang harus saya ikuti.
Sayalah yang memaksa-maksa teman-teman seangkatan saya untuk mengenal kamu
lebih dekat.
Saat
itu, kamu belum tinggal di Mushalla Baitul Mashna’. Tapi kamu masih berada di
ruang antar lorong sempit sebelum balker. Tempat yang cukup pengap tanpa
ventilasi namun kamu begitu tabah dan tak jumawa dalam menghadapi kondisi itu.
Kamu tetap mengajak anggotamu untuk berfikir keras, untuk kreatif mengatasi
kesederhanaan itu agar tampak elegan.
Dengan
malu-malu, saya mencari tahu informasi lebih dalam tentang kamu. Apa kesukaan
kamu, sejak kapan kamu ada di istana ini, kapan kamu akan buat orientasi
penerimaan anggota baru dan tak hanya itu, saya pun sempat berkenalan dengan
kakak-kakak yang mengarahkan saya untuk bisa semakin dekat dengan kamu.
Dan…
kamu resmi menjadi bagian berarti dalam kehidupan saya di kampus para raja ini.
Apalagi saat itu saya menyandang penghargaan sebagai peserta orientasi terbaik,
teraktif dan teribut. Di balaik bukit Montasik aku melihatmu seakan tersenyum
padaku. Ingatkah kamu kisah itu?
Oya
FUAT, kamu tahu apa?
Sebenarnya
setelah saya dekat dan sangat dekat denganmu, ada rasa jenuh yang membuat saya
mengambil jarak darimu. Namun, bukan jarak jauh yang ingin meninggalkanmu. Aku
hanya jenuh ketika semua amanah yang seharusnya dibagi rata harus saya pikul
sendirian. Walaupun tidak sendirian. Tapi disaat itu, ada amanah lain di luar
sana yang diembankan juga pada saya.
Ada
rasa cemburu pada teman-teman yang lain, yang kala itu mereka bisa
bersantai-santai, sibuk dengan tugas kuliahnya, atau tilawah dengan khusuknya
sendirian. Dalam hati, saya pun menjerit. Saya ingin juga punya waktu luang
itu. Saya ingin juga punya waktu lapang itu. Saya pun ingin punya waktu untuk
membahagiakan diri sendiri. Tapi kenapa saya tak mendapat waktu luang itu?
Dan
akhirnya, saya pun meminta izin untuk meninggalkanmu sejenak, namun apa? Tak
ada izin yang saya dapatkan. Saya tak mengerti kenapa mereka menahan saya?
Mengapa mereka pilih kasih? Mengapa mereka membiarkan teman-teman saya yang
lain menggapai mimpinya? Tapi kenapa dengan saya?
Jawaban
itu saya dapatt setelah saya melalui banyak masalah denganmu. Kenapa dan kenapa
itu saya temukan jawabannya ketika saya benar-benar akan meninggalkanmu karena
waktu saya hampir habis di kamapus para raja ini. Jawabannya adalah karena
CINTA. Cinta itulah yang menahan saya untuk tidak meninggalkanmu. Cinta itulah
yang membuat saya semakin dewasa mendampingimu. Cinta itulah yang membuat saya
merasa nyaman bersamamu.
CINTA.
Tak sekedar susunan alphabet yang terdiri dari dua vocal dan tiga konsonan.
Tapi lebih dari itu. Karena CINTA itu hadir karena kamu membawa saya mengenal
sang pemilik cinta seutuhnya. Kamu seakan-akan menjadi tameng saat saya hampir
terjerembab dalam gemerlap istana ini. Dan karena cintamu itu ada lantunan
do’a-doa pengikat hati dengan saudara-saudari yang kian bertambah bak keluarga
yang tak bisa terganti.
Terimakasih
FUAT. Tak bisa saya pungkiri lagi, saya benar-benar mencintaimu karena Allah
sang pemilik cinta. :) Barakallahumilad ya. Semoga semakin dekat dan bersahabat
serta terus menebar pesona dakwah di kampus para raja ini.
Disini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria.
Brother
: Untukmu Teman
Salam
cinta untuk semua :)
Mendampingi MPP FUAT 2013 |
Rekam kebersamaan with FUAT Lintas Generasi
Survey Lokasi Draft di Sara Tahun 2010 |
Kantin (Kjian Rutin) di Kantin Fak. Teknik |
Kenangan RIhlah 2010 |
Selepas Pembagian Hadiah Aneka Lomba memperingati Milad FUAT |
Langganan:
Postingan (Atom)