Sudah lama meninggalkan laman http://husnaright.blogspot.com/ ini dikarenakan alasan klasik yang selalu dijadikan alasan. Ada rasa kecewa dikarenakan targetan menulis tidak terwujud. Namun, apa boleh dikata, Momen Ramadhan ini, semoga tulisaan ini menjadi pemantik semangat lagi untuk menulis. InsyaAllah.
Kali ini saya akan membahas tentang pengalaman saya hari ini di Posko Kuala Langsa. Alhamdulillah sudah hampir dua bulan bersama teman-teman yang tak mengenal lelah dalam memberikan kontribusi yang terbaik untuk saudara muhajirin dari Negri yang bagian utaranya berbatasan dengan Cina dan India. Tapi, saya tidak ingin membahas tentang kondisi mereka ataupun kondisi relawan. Ada hal lain yang cukup menggelitik hati saya, dan semoga bisa menjadi bacaan ringan bloggers sekalian.
"Tidaklah Ku ciptakan Jin dan Manusia keculai supaya mereka menyembah-Ku" Qs. Adz-Dzariyat :56
Tidak terasa Ramadhan sudah berbilang sembilan belas hari. Menjalankan puasa di daerah pesisir pantai, bagi saya yang tidak terbiasa tinggal di daerah tersebut merupakan tantangan yang luar biasa rasanya. Bagaimana tidak? Panas teriknya itu, sesuatu banget deh. Kipas angin yang banyak pun tidak mampu bersatu untuk meredam hawa panas di tenda, Sehingga jika tak kuat iman, bisa-bisa air galon 'Terminum' dengan sengaja.
Siang ini, seperti biasa menjelang shalat zuhur, kami berbondong-bondong menuju Pos Jaga milik Pabrik Etanol yang ada di pelabuhan untuk menumpang shalat di mushalla kecil itu. Usai shalat, kami duduk- duduk sejenak melepas penat dan membiarkan bekas basuhan air wudhu meresap ke kulit yang dicoba bantu oleh angin yang sesekali berhembus. Kami pun mengisi momen-momen itu dengan bercerita ringan. Sesekali terdengar gelak tawa, rengekan dan lain sebagainya.
Entah mengapa, siang ini terasa beda, tiba-tiba saja kami membahas tema jin dan clusternya. Mungkin karena sebelumnya kami tengah asyik membahas tentag Dajjal hingga berlanjut ke maslah jin. Tiba-tiba seorang teman bertingkah aneh. Dia menatap saya tajam dan terdengar sedikit tawa yang tertahan. Sebab tangannya menutup mukanya.
Melihat gelagat aneh itu, saya pun mengambil sikap santai, tidak terkejut maupun panik. Ini bukan hal baru yang ku alami. Langsung saja saya meminta teman-teman untuk ikut membantu saya menangani kejadian ini. Saya pun mulai membaca Alfatihah dengan tenang, tiba-tiba terasa sakit. Sontak saja saya sempat terkejut, ia memukul tangan saya.
Mencoba tetap tenang dengan tingkah teman yang terus meronta-ronta, akhirnya dengan izin Allah saya pun terus membacakan beberapa ayat Al-qur'an yang saya hafal. Alhamdulillah saya mencoba teknik berdialaog dengan jin tersebut, mencoba memberikan pemahaman padanya bahwa, tidak ada hak jin bersemayam di tubuh manusia, apalagi ini saudari kami.
Ternyata jin itu wanita, dari cerita yang disampaikan dia meninggal di Laut dan dibuang di hutan dekat mushalla yang kami gunakan. Bisa dikatakan, dia adalah penunggu di daerah itu. Hidup sendirian tak punya teman membuat dia ingin mencari teman. Kebetulan kondisi teman yang mendukung untuk di singgahi, akhirnya terjadilah hal ini.
Tidak butuh waktu lama, setelah kita coba syahadatkan dan memberi pengertian bahwa sesama muslim tidak dibenarkan saling menyakiti, menzhalimi dan lain sebagainya, ia pun minta maaf dan berjanji akan keluar dan tidak akan mengganggu siapapun. Namun, sebelum ia pamitan untuk keluar, dia membisikkan kepada kami bahwa, 'Penduduk sekitar sini banyak yang tidak puasa, Seharusnya mereka malu. Sebab mereka Muslim' Bisiknya dan dia pun bertaya kepada saya, apakah saya puasa. Kemudian ia pun keluar diiringi salam dan kata maaf serta muntah sebagai tanda ia telah keluar.
Yah, memang kenyataannya demikian di lapangan. Banyak orang-orang yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini mulai dari rakyat setempat maupun yang pendatang, banyak yang tidak berpuasa. Wallahua'lam alasan mereka apa. Namun tetap ada juga yang berpusa dengan kondisi cuaca yang tak stabil. Tidak hanya di Kuala Langsa fakta tersebut, hanya saja itulah pengakuan dari jin setempat yang kini (Mari kita doakan) Semoga istiqamah dengan Agama Islam yang dia dapat.
Jin saja mengerti makna kewajiban berpuasa, Sementara kita??? Ah sudahlah. Cukuplah ini menjadi Nasihat tersendiri untuk saya sebagai hamba yang masih dhoif, jauh dari kesempurnaan dan dekat dengan kesalahan dan dosa yang berulang. Mungkin ini juga pelajaran tambahan bagi saya sebagai hamba yang faqir ilmu. Cara Allah mengajarkan kalamnya itu begitu luar biasa, penuh kejutan-kejutan cinta.
Ayoo.. Kembalilah ke fitrah awal kita diciptakan. Tugas dan kewajiban kita menyembah Allah, mengikuti segala yang diperintahkan.
Wallahua'lam bissawwab..
Kuala Langsa, 6 Juli 2015