Air Hujan Untuk Simpanan
Air hujan merupakan rahmat yang tak tergantikan oleh apapun. Walaupun di zaman ini, dengan penemuan dan teknologi yang terus maju apapun bisa kita ciptakan, seperti menciptakan sumber air buatan yang dapat mengalirkan air kesegala lini dengan bantuan energi listrik. Tapi apabila kucuran air hujan tak singgah lagi ke bumi maka kita akan kehilangan kehilangan sumber penghidupan.
Dalam pemahaman setiap agama pun air itu punya peranan tersendiri yang sangat primer. contohnya didalam Agama Islam. Thaharah merupakan ciri terpenting dalam Islam. Apalagi jika kaitkan dengan Rukun Islam yang kedua yaitu, Shalat. jelas tidak dapat dipisahkan lagi. kenapa? itu telah kita temukan penjelasannya saat kita belajar Agama Islam.
Untuk itu perlu adanya sebuah solusi untuk pengolahan air hujan sebagai simpanan dalam deposit yang besar untuk mengalirkan air disetiap kamar mandi mesjid yang tak terputuskan. Agar terpenuhi kenyamanan para jamaah ataupun pengunjung ke mesjid.
Menurut artikel yang bersumber dari BalitbangPU, Penggunaan
sumber air hujan dengan memakai teknologi pemanenan air hujan (rain
water harvesting technique) untuk penyediaan air wudu di tempat
peribadatan sangat cocok diterapkan di daerah yang mengalami kekurangan
air secara berulang pada setiap musim kemarau di Indonesia dan di
daerah yang mengalami kesulitan penyediaan air baku oleh berbagai sebab, baik dari sumber air permukaan maupun dari sumber air tanah yang ada.
Mengenal ABDULLAH dkk
Penggunaan sumber air hujan dengan memakai teknologi permanenan air hujan ini akan berhasil dengan membuat bangunan lain yang tetap berada di pekarangan mesjid atau mushalla dengan ukuran panjang 4m atau lebih dengan lebar sekurang-kurangnya 4m dan kedalaman 2m secara tipikal.
Bangunan ini tidak boleh bocor jika terisi air dan harus dalam keadaan
tertutup rapat, kecuali di bagian tertentu yang bisa dibuka
sewaktu-waktu untuk pemeriksaan. Letaknya hampir secara proporsional,
berada sebagian di atas dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah (semi
underground structures).
Material
bangunan beton bertulang untuk dasar dan dinding-dinding luarnya,
sedangkan dinding dalam dan sekat dalam sebaiknya dari konstruksi batu
bata saja. Pemilihan konstruksi beton bertulang lebih bisa menjamin
kekedapan terhadap air dibandingkan dengan yang lainnya.
Untuk membuat beda antara bangunan ABDULLAH dkk dengan tangki penampungan yang biasa yang menggunakan energi listrik untuk memompa kerja air dalam mendistribusikan air ke keran-keran adalah dengan pemasangan pompa tangan biasa di atas bak pemanfaatan air yaitu pada bagian sumur. Jadi, tak ada lagi istilah "Gak Ada Air - Mati Listrik".
DESAIN
Bangunan
ABDULAH dan bangunan ABADU sangat cocok sebagai sarana penyediaan
air wudhu yang sangat mampu untuk menghemat pemakaian air dan merupakan
bangunan konservasi yang berwawasan lingkungan. Perbedaan antara kedua
bangunan ini hanyalah pada asal sumber air, yang pertama memakai air
hujan dan yang kedua menggunakan air isian dari sumber air lain, yakni
dengan memakai truk tangki air yang diambilkan dari air instalasi PDAM,
mata air atau sumber air bersih lainnya. Pengembangan lebih lanjut telah
menghasilkan bangunan ABDULAHAT (Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan
dan Air Tumpahan), di mana air lebihan yang tumpah dalam musim hujan
bisa dipakai lebih lanjut sebagai air baku air perikanan darat yang
hemat air (lele. belut, nila dan lain sebagainya).
Dengan merujuk pada hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum bahwa air suci ulang dari
ketiga bangunan ini tidak boleh digunakan untuk kegiatan mencuci dengan
memakai sabun, dan tidak juga sebagai pembilas air toilet atau keperluan
pembersihan kegiatan buang air kecil di tempat yang sama. Oleh karena
itu disarankan untuk membuatnya di tempat terbuka secara terpisah dan
tidak berada di dalam bangunan mesjid, dengan diberi atap peneduh
secukupnya agar pengunjung tidak kehujanan. Perlu diberikan kalimat
peringatan untuk tidak melakukan kegiatan buang air kecil atau membuang
air kencing dan kotoran pada lokasi bangunan ini.
Jadi intinya adalah setiap Solusi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. untuk menghasilkan kenyaman yang ideal bagi pengguana Mesjid atau Mushalla adalah dengan mengcombine dengan Talang air biasa yang menggunakan pompa listrik. Dengan demikian, hal yang menjadi permasalah nantinya adalah besarnya biaya yang dikeluarkan. Namun sepertinya tidak mengapa jika di Mesjid-Mesjid besar untuk menggunakan alternatif ini. karena harus ada debit air lebih untuk mengantisipasi air saat pengguna berwudhu.
Wallahua'lambissawwab.
Banda Aceh, 17 November 2013
Diikutsertakan dalam rangka sayembara "IPTEK, Jalan Keluar Permasalahan Bidang Pekerjaan Umum"