هَلْ سَمِعْـتُمْ عَنْ فِيْتَامِيْن "ص" ؟؟
(Hal sami'ta 'an fiitaamiin "Shod"??)
Pernahkan anda mendengar vitamin "Shod"??
فِيْتَامِيْن "ص" هو: "صَوْمٌ, صَلاَةٌ, صَدَقَةٌ, وَ صِلَةُ رَحِمٍ".. وَهُوَ أَهَمُّ الْفِيْتَامِيْنَات الَّتِي تُقْوِيْنَا رُوْحِيًّا
(Fiitaamiin "Shod" huwa: "Shoumun, Sholaatun, Shodaqotun, wa Shilatu rohim"
Wa huwa ahammul fiitaamiinaat allatii tuqwiinaa ruuhiyyan)
Vitamin "Shod" adalah: "Shaum, Sholat, Shodaqoh dan Shilaturrahim".
Inilah vitamin paling penting yang menguatkan kita secara rohani
Salah satu pesan orang tua kepada para anak perempuannya adalah " Cinta suami berawal dari perut". Ketelatenan seorang wanita dalam memberikan hidangan yang memanjakan lidah bagi suaminya, ternyata memang tidak hanya berhasil memikat kasih sayang dan perhatiannya, namun juga terbukti berhasil menghidangkan kebahagiaan bagi rumah tangga mereka. Betapa tidak, s
uami mana yang tidak akan damai melihat sang istri begitu serius merawat dan melayaninya, serta perduli pada hal terinci termasuk pada jam makannya. Bagi suami yang sangat pintar menghargai, hal ini membuat kekurangan wanita yang menjadi istrinya seolah termaklumi oleh perbuatannya merawat dan menjaga cita rasa lidah sang suami.Dan tentunya bagi si istri, kebahagiaan sudah pasti dituainya karena kesenangan dan ridho suami memanglah menjadi tujuan akhir dari perjuangan wanita muslimah.
Maka, betapa disayangkan jika masih ada beberapa orang yang berpikir bahwa dapur bukanlah tempat wanita modern dalam `berkarir`. Bahkan sebagian dari mereka dengan ikhlasnya berbagi pahala dengan para pembantu bahkan menyerahkan semuanya kepada pembantu. Beribu alasan kesibukan dan ketidakmampuan diberikannya, termasuk alasan bahwa jaman sekarang pekerjaan rumah hanya menghambat perkembangan kreatifitas wanita.
Hanya orang- orang yang belum mengerti kedamaian sebuah melayani, yang akan berpikiran bahwa pekerjaan dapur hanya merendahkan wanita. Begitulah pendapat kebanyakan mereka, biasanya didapur, masa depan wanita...tamat.
Namun hal ini berbeda dengan pikiran para wanita yang menjunjung tinggi sebuah keikhlasan. Melayani bukan berarti memasrahkan diri menjadi pelayan. Melayani berarti meninggkatkan derajat diri, dari yang semula hanya berpikir tentang diri sendiri, dengan usaha yang keras dia tanggalkan ego untuk membahagiakan orang lain. MasyaAllah, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi juga tidak mustahil dijalankan. Wanita ajaib seperti apa yang dapat berbuat seperti ini, kecuali akan menjadi berkah bagi pasangannya. Betapapun pekerjaan rumah begitu beratnya, betapapun banyak kesibukan diluar yang menyita waktu mereka, namun seorang wanita sholehah akan tetap memfokuskan bahwa keluarga adalah nomor satu, dan karena memang itulah tanggung jawab sesungguhnya,baginya, dari Allah sang maha penguasa. Pikirannya akan dengan sadar menggiringnya untuk selalu menyempatkan waktu menyiapkan apa yang dia bisa hidangkan untuk suami tercinta. Selanjutnya, pahala baginyapun akan mengalir dengan deras dan tiket untuk masuk ke dalam surga Allah insyaallah akan digenggaman.
Memang masih banyak cara untuk membahagiakan suami kita selain dengan memasakkan makanan kesenangan beliaunya. Namun, adakah cara yang lebih indah untuk memenuhi selera makan mereka selain dengan memenuhinya dengan tangan kita sendiri. Pastilah sebuah kebanggaan bagi kita dapat merawat suami sebagai bagian dari amanah kita yang kita lakukan dengan tangan kita sendiri, dan menjadikan kita pribadi yang dapat dipercaya dalam menjaga amanah.
Maka jangan pernah menyepelekan titipan Allah, dan jangan menunggu sampai titipan itu diambil Allah barulah kita menyadari kekeliruan kita. Maka sebaiknya kita mulai menumbuhkan rasa malu, saat mengetahui bahwa sang suami cenderung menyukai penganan di luar dan atau buatan orang lain. Manfaatkan waktu sebaik mungkin belajar, karena sungguh Allah menyediakan surga bagi hambanya yang bersungguh- sungguh dalam belajar.
Siapapun anda, apapun kedudukan dan pekerjaan serta kesibukan saat ini, jangan pernah menganggap remeh hasil karya yang terolah dengan tangan kasih sayang anda dari sebuah ruangan kecil yang bernama dapur. kebahagiaan suami, perhatian dan kasih sayangnya dapat anda ikat dari sana. so, mengapa tidak buru- buru memulainya sekarang?. Selamat berburu pahala...
uami mana yang tidak akan damai melihat sang istri begitu serius merawat dan melayaninya, serta perduli pada hal terinci termasuk pada jam makannya. Bagi suami yang sangat pintar menghargai, hal ini membuat kekurangan wanita yang menjadi istrinya seolah termaklumi oleh perbuatannya merawat dan menjaga cita rasa lidah sang suami.Dan tentunya bagi si istri, kebahagiaan sudah pasti dituainya karena kesenangan dan ridho suami memanglah menjadi tujuan akhir dari perjuangan wanita muslimah.
Maka, betapa disayangkan jika masih ada beberapa orang yang berpikir bahwa dapur bukanlah tempat wanita modern dalam `berkarir`. Bahkan sebagian dari mereka dengan ikhlasnya berbagi pahala dengan para pembantu bahkan menyerahkan semuanya kepada pembantu. Beribu alasan kesibukan dan ketidakmampuan diberikannya, termasuk alasan bahwa jaman sekarang pekerjaan rumah hanya menghambat perkembangan kreatifitas wanita.
Hanya orang- orang yang belum mengerti kedamaian sebuah melayani, yang akan berpikiran bahwa pekerjaan dapur hanya merendahkan wanita. Begitulah pendapat kebanyakan mereka, biasanya didapur, masa depan wanita...tamat.
Namun hal ini berbeda dengan pikiran para wanita yang menjunjung tinggi sebuah keikhlasan. Melayani bukan berarti memasrahkan diri menjadi pelayan. Melayani berarti meninggkatkan derajat diri, dari yang semula hanya berpikir tentang diri sendiri, dengan usaha yang keras dia tanggalkan ego untuk membahagiakan orang lain. MasyaAllah, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi juga tidak mustahil dijalankan. Wanita ajaib seperti apa yang dapat berbuat seperti ini, kecuali akan menjadi berkah bagi pasangannya. Betapapun pekerjaan rumah begitu beratnya, betapapun banyak kesibukan diluar yang menyita waktu mereka, namun seorang wanita sholehah akan tetap memfokuskan bahwa keluarga adalah nomor satu, dan karena memang itulah tanggung jawab sesungguhnya,baginya, dari Allah sang maha penguasa. Pikirannya akan dengan sadar menggiringnya untuk selalu menyempatkan waktu menyiapkan apa yang dia bisa hidangkan untuk suami tercinta. Selanjutnya, pahala baginyapun akan mengalir dengan deras dan tiket untuk masuk ke dalam surga Allah insyaallah akan digenggaman.
Memang masih banyak cara untuk membahagiakan suami kita selain dengan memasakkan makanan kesenangan beliaunya. Namun, adakah cara yang lebih indah untuk memenuhi selera makan mereka selain dengan memenuhinya dengan tangan kita sendiri. Pastilah sebuah kebanggaan bagi kita dapat merawat suami sebagai bagian dari amanah kita yang kita lakukan dengan tangan kita sendiri, dan menjadikan kita pribadi yang dapat dipercaya dalam menjaga amanah.
Maka jangan pernah menyepelekan titipan Allah, dan jangan menunggu sampai titipan itu diambil Allah barulah kita menyadari kekeliruan kita. Maka sebaiknya kita mulai menumbuhkan rasa malu, saat mengetahui bahwa sang suami cenderung menyukai penganan di luar dan atau buatan orang lain. Manfaatkan waktu sebaik mungkin belajar, karena sungguh Allah menyediakan surga bagi hambanya yang bersungguh- sungguh dalam belajar.
Siapapun anda, apapun kedudukan dan pekerjaan serta kesibukan saat ini, jangan pernah menganggap remeh hasil karya yang terolah dengan tangan kasih sayang anda dari sebuah ruangan kecil yang bernama dapur. kebahagiaan suami, perhatian dan kasih sayangnya dapat anda ikat dari sana. so, mengapa tidak buru- buru memulainya sekarang?. Selamat berburu pahala...
Aku bahagia karena ia memilihmu, ukhty
Secara tidak sengaja aku berkenalan dengannya lewat jejaring
social ini. dan secara tidak sengaja, pernah ada rasa yang mengalir. Tapi
ukhti, jangan khawatir karena ana juga wanita yang sama sepertimu tak ingin terbagi
cintanya. Rasa itu memang sempat
mengalir diwaktu itu. tapi, kini hari ini, lagi-lagi secara tidak sengaja aku
mendapat kabar dirinya akan menikah hari ini juga.
Gurat kesedihan dihati jelas ada. Namun tidak sampai patah
hati. Karena rasa itu hanya sepintas berlalu karena aku tak intens
berkomunikasi dengannya. Karena ku sadar bahwa dia ikhwan dan aku akhwat
sehingga masih ada benteng yang Allah sendirilah sebagai hakimnya.
Yach, hari ini. saat satu kata dalam status facebooknya terlintas di my home dan ucapan selamat dari rekannya pagi ini. maka aku tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi. Dan yach,, ku dapati berbagai ucapan selamat untuk nya dan untukmu ukhty. Aku penasaran siapakah engkau yang begitu syahdu itu ukhti?
Dan ternyata ia memilih engkau yang tepat. Engkau yang cerdas n manis. Engkau muslimah yang pantas melahirkan putra-putri penerus dakwahnya. Engkau yang lembut dan menawan. Engkaulah tulang rusuknya yang selama ini ia cari.
Aku tidak mengenalimu ukhty, tapi pribadimu bisa ku baca
lewat akunmu. Dan aku pun terpesona melihat ketawadu’an dirimu.
Ada rasa cemburu yang membuatku sesak. Bukan cemburu karena kau bersamanya. Tapi cemburu karena kau begitu sempurna, sempurna dimataku. Kau sangat dewasa, jauh berbanding terbalik denganku.
Kau gadis yang lembut namun tegas, yang manja namun
berwibawa, yang menyukai keindahan, yang girly. Sedangkan aku, aku masih ingin
belajar darimu. Belajar menjadi gadis yang tidak manja, tidak cengeng dan rapi.
YaAllah terimakasih, walau secara tidak sengaja aku mengenalnya dan walaupun ia tidak mengenaliku. Tapi aku sangat belajar dari saudariku itu. kau telah mempertemukan kami walau hanya lewat dunia maya..
Duhai ukhty, aku bahagia kau berada disampingnya… J
Ukhty Bunga, 07-07-12
apa yang kau tahu tentang dunia banyak warna,
yang kerap disinyalir oleh abu dan debu
hingga keasliaannya sering tertutupi
sedangkan dulu,
kau begitu bangga hanya dengan warna putih abu-abumu itu.. #HTR
kau begitu memukau sewaktu masih dengan warna itu
prestasimu mengharumkan kancah pendidikanmu
menggiurkan pesaingmu untuk beramah tamah denganmu
ibu bapak pun bangga dengan gemilangnya kau kala itu
lantas, apa yg membuatmu rela meninggalkannya?
apa karena kau telah jenuh dengannya?
atau kau mulai merasa malu dengan warna yang itu-itu melulu?
sehingga kau mencoba jebur dalam warna baru yang kau sendiri belum familiar dengan warna yang menyilaukan itu.
ohhh... bukan itu. aku tau!
itu pasti karna impian duniamu kan?
begitu pun aku saat itu, sama sepertimu
namun, banyaknya warna di dunia itu,
membuatku kadang terlena.
terseret jauh dari tujuan awalku.
terlempar jauh dari jarak pencapaianku.
itu karena apa?
itu karena glamournya pesona warna yang mencoba menarik alih pandanganku.
tak hanya pandanganku, langkah dan pendengaranku juga terbawa
aku tergiur, aku bahkan jauh meninggalkan impian saat putih abu-abu dulu
aku menjauhi warna teduh yang mengajakku berendam dalam kepedulian
aku mendekati warna terang yang menyilaukan.
namun, ada warna yang membuatku sadar,
warna yang tak bisaku definisikan dengan kata.
warna yang sontak masuk kerelung hatiku
hingga ku terjaga dari kemelut warna yang mengitariku
bahwa ku lepaskan putih abu-abu bukan saja karna sekedar mengejar impian dunia.
tapi juga mengejar impian yang hakiki :-D #HTR
_buat maba2 (mahasiswa baru), jadikan tempat yang kamu tuju sebagai warna baru yang memperbaharui kearah yang dekat denga pemilik warna yg keka_
_buat mentor2 (senior2), jadikan masa orientasi bukan sebagai ajang balas dendam, ajang jago-jagoan. tapi jadikanlah sebagai ajang penyambung ilmu(Dunia n Akhirat)_Semangat buat teman2 semua...
coretan lama yang ditulis dan diedit spesial buat tunas-tunas baru Jantoeng Hatee Rakyat Aceh (Husna Tekarste Right yang sedang belajar menulis)
Langganan:
Postingan (Atom)